Begitu banyak gambaran suram negeri kita tercinta, cerita pilu, sedih dan bencana menjadi berita yang ditulis di media, cerita dari mulut ke mulut, foto yang kita lihat atau film yang kita tonton. Membuat rakyat gelisah dan mulai kehilangan pegangan.
Indonesia merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia
demikian menurut United Nations International Strategy for Disaster
Reduction (UNISDR; Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan
Risiko Bencana). Tidak hanya bencana alam, bencana non alam seperti kebakaran hutan, epidemi penyakit serta bencana sosial yang diakibatkan serangkaian peristiwa oleh ulah manusia berupa konflik sosial antar kelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror terus menghantui. Seolah Indonesiaku tak nyaman lagi untuk dihuni. Benarkah demikian?
Berpindah daerah dan tempat tinggal membuatku
mengenal beberapa bahasa daerah, kuliner, budaya serta keindahan alam Indonesia.
Begitu kaya negeriku tercinta bangga deh jadi warga Indonesia apalagi kalau kita
baca sejarah tentang negara kita. Indonesia
merupakan negara yang hebat banyak prestasi membanggakan yang dicapainya. Banyak bangsa lain yang bangga dengan Indonesia, masa kita yang warga negaranya nggak bangga seh.
Mau bukti, Nelson Mandela aja bangga menggunakan batik buatan maestro batik Indonesia Iwan Tirta ke berbagai pertemuan kenegaraannya. Mahathir Mohamad, mantan PM Malaysia yang bangga banget dengan julukannya Little Soekarno. Kimilsungia bunga nasional Korea Utara yang berasal dari Indonesia dan diberi nama oleh presiden pertama kita dan masih banyak lagi.
Bencana yang Menyatukan Kita
Aku dan keempat saudaraku dilahirkan di Medan hanya adikku yang bungsu saja lahir di Bandung kedua orang tuaku asli dari Aceh. Konon katanya penduduk Aceh sekarang
merupakan pencampuran warga pribumi dengan para pendatang Arab, China,
Eropa dan Hindia yang membentuk kata Aceh.tapi tetap kami Indonesia tulen.
Selidik punya selidik Acehku ini ternyata termasuk kawasan yang paling berpotensi terkena bencana mulai dari bencana non alam seperti kebakaran hutan, epidemi penyakit, kecelakaan transportasi, bencana sosial berupa deretan peristiwa yang diciptakan oleh sekelompok orang yang menyebabkan teror hingga bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, gunung melentus dan bencana yang paling fenomenal membuat semua mata tertuju ke Indonesia khususnya ke Aceh adalah peristiwa Tsunami 26 Desember 2004.
Aku merasakan sendiri pengalaman tsunami bagaimana, sempat terpikir untuk pindah saja. Siapa coba yang mau tinggal di tempat yang selalu dihantui bencana. Trauma sudah pasti ada, melihat air tsunami langsung, mayat di mana-mana, listrik, air tak ada, seperti kota mati suram dimana-mana. aku dan keluarga pun hidup harus menumpang di rumah saudara, peralatan kuliahku rusak semua, untuk melanjutkan kuliah saja aku tak ada biaya.
Bandai pasti berlalu, di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Alhamdulillah ada juga kemudahan beasiswa bagi mahasiswa yang terkena dampak tsunami langsung. Teman dan sahabat juga selalu ada untuk mendukungku ada yang memberi bantuan peralatan kuliahnya, pakaian, jilbab, pekerjaan kecil dan juga semangat.
.
Tanda Cintaku Untuk Indonesia
|
Senyum anak-anak di barak tsunami menyambut kami |
Kuliahku selesai juga berkat dukungan dari semua. Acehku juga mulai bangkit, berbenah diri begitu banyak kerusakan akibat tsunami, banyak tenaga ahli yang dibutuhkan untuk membantu pembangunan di sini. Menata kembali Aceh yang pernah mati menjadi tempat yang layak huni kembali.
Difasilitasi dari tempatku bekerja kami membuat perencanaan desa bersama warga meliputi penataan perumahan, jalan, fasilitas umum dan sosial agar pembangunan yang akan dilakukan menghasilkan desa yang lebih baik.
Penataan gampong melibatkan semua penduduk di desa tua muda, pria wanita, kaya miskin
Berbagai tahapan kami lakukan guna membuat perencanaan desa yang baik dimulai dengan mensosialisasikan program yang kami punya, mengumpulkan data, melakukan perencanaan awal yang kemudian diperiksa oleh tim desa kemudian melakukan musyawarah desa menanyakan pendapat dan persetujuan warga mengenai perencanaan desa mereka ke depannya.
|
Survei kami lakukan untuk mendukung data yang kami punya |
|
Perencanaan awal yang diperiksa oleh tim desa |
|
Musyawarah desa menanyakan persetujuan atas masterplan desa |
|
Perbaikan masterplan desa setelah dilakukan musdes |
Pengalaman ini membuatku menyadari banyak hal, selalu ada jalan jika
kita mau berusaha keadaan tidak akan lebih baik jika kita hanya diam
saja. Lihatlah semangat untuk kehidupan yang lebih baik dari warga desa
yang tinggal dipengungsian dan rumah bantuan. Memberi apa yang bisa
mereka berikan walau itu hanya sekedar pendapat dan pemikiran. Kita bisa bisa meniru mereka
jika memang harta tak kita miliki untuk mewujudkan Indonesia lebih baik
mulailah dari diri sendiri, pendapat, tulisan, pemikiran apapun akan
sangat berarti untuk Indonesia yang lebih baik lagi jika kita mau berbagi.
Everyone is big enough, big enough to do something. Daniel's Tiger song