Salah satu aktivitas siswa sekolah di Museum Nasional |
Begitu banyak peninggalan sejarah yang terdapat di Indonesia. Sejarah harusnya dikenalkan dengan cara yang menyenangkan. Bukan hanya sekedar hapalan tahun dan peristiwa seperti yang diajarkan di bangku sekolah. Sejarah akan menarik jika diajarkan melalui pengalaman langsung.
Museum Nasional atau yang lebih dikenal dengan Museum Gajah atau Gedung Gajah merupakan salah satu tempat dimana kita mendapatkan pengalaman langsung "wisata sejarah" dengan melihat peninggalan sejarah yang terdapat di sana.
Seminar Stop Korupsi Hutan yang diadakan di Museum Nasional |
Pentas Dongeng oleh Teater Koma, di Museum Nasional tanggal 18 Mei 2014 |
Museum Nasional Past, Present, Future
Museum Nasional merupakan museum pertama dan terbesar yang ada di Asia tenggara. Keberadaan Museum ini diawali dengan berdirinya suatu Himpunan pada tanggal 24 April 1778 bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga indepeden yang didirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu penelitian. Lembaga ini mempunya semboyan "Ten Nutte van het Algemeen" (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).
JCM Radermacher, salah seorang pendiri lembaga ini, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar dan juga sejumlah koleksi benda budaya serta buku, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.
Seiring koleksinya yang terus bertambah, Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Rafles direktur perkumpulan ini memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society yang berlokasi di jalan Mapahit nomor 3.
Pada tahun 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum baru untuk menampung jumlah koleksi BG yang terus meningkat yaitu di jalan Medan Merdeka Barat No.12 .
Museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868, kemudian dikenal dengan sebutan "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah"karena di halaman depan museum terdapat patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) Thailand sewaktu berkunjung ke museum ini pada tahun 1871.
Pada tanggal 17 Septembar 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Museum Pusat ditingkatkan statusnya Menjadi Museum Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/0/1979 tanggal 28 Mei 1979.Kini Museum Nasional bernaung di bawah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Dan memiliki 140.000 koleksi yang memperkenalkan budaya Indonesia.
Museum Nasional terus berbenah diri menyadari fenomena masyarakat Indonesia jarang pergi ke museum . Museum Nasional makin memantapkan diri menjadi menjadi "Rumah Budaya" dimana masyarakat mendapat ruang dalam mengembangkan kebudayaan melalui kunjungan dan berbagai aktivitas di Museum dengan mengadakan berbagai event festival, seminar dan perlombaan. Sehingga museum selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat.
Sayembara desain juga pernah diadakan oleh Museum Nasional untuk mengantisipasi pengunjung yang membludak atau koleksi yang meningkat.
Aboday memenangkan usulan untuk desain Museum Nasional Indonesia dengan konsep membawa kembali institusi besar ini dengan peran aslinya sebagai fasilitas umum. Desain mereka membahas persoalan konteks urban dengan memasukkan koridor baru antara gedung museum yang ada (a) dan bangunan (b) dengan mempertahankan keterbukaan terhadap pejalan kaki dan taman kota di bagian timur dari kompleks.
Rumah Budaya
Untuk mendukung program"Rumah Budaya", Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini Museum Nasional Indonesia menyelenggarakan Festival Hari Museum Internasional dan 236 Tahun Museum Nasional Indonesia, yang mengusung tema"Museum Nasional dulu, kini dan akan datang"
Teknologi juga digunakan untuk memudahkan promosi dan juga memberi informasi mengenai kegiatan di Museum Nasional, pengunjung dapat mengakses https://www.facebook.com/museumnasionalindonesia dan juga http://www.museumnasional.or.id/ serta twitter @Museum Nasional. Bahkan sekarang juga terdapat blog yang dibuat oleh seorang warga masyarakat yang cinta akan Museum Nasional Indonesia. Dengan tujuan agar koleksi museum menjadi etalase untuk memperkenalkan sejarah dan kebudayaan Indonesia yaitu http://museumnasional.wordpress.com/
Mari jadikan museum menjadi rumah budaya untuk semua. semakin banyak kelompok-kelompok yang terlibat dalam mengenalkan museum semakin banyak orang yang akan menjaga sejarah.
Referensi:
Sumber foto:
Museum Nasional merupakan museum pertama dan terbesar yang ada di Asia tenggara. Keberadaan Museum ini diawali dengan berdirinya suatu Himpunan pada tanggal 24 April 1778 bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga indepeden yang didirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu penelitian. Lembaga ini mempunya semboyan "Ten Nutte van het Algemeen" (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).
JCM Radermacher, salah seorang pendiri lembaga ini, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar dan juga sejumlah koleksi benda budaya serta buku, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.
Seiring koleksinya yang terus bertambah, Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Rafles direktur perkumpulan ini memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society yang berlokasi di jalan Mapahit nomor 3.
Pada tahun 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum baru untuk menampung jumlah koleksi BG yang terus meningkat yaitu di jalan Medan Merdeka Barat No.12 .
Museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868, kemudian dikenal dengan sebutan "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah"karena di halaman depan museum terdapat patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) Thailand sewaktu berkunjung ke museum ini pada tahun 1871.
Pada tanggal 17 Septembar 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Museum Pusat ditingkatkan statusnya Menjadi Museum Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/0/1979 tanggal 28 Mei 1979.Kini Museum Nasional bernaung di bawah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Dan memiliki 140.000 koleksi yang memperkenalkan budaya Indonesia.
Museum Nasional terus berbenah diri menyadari fenomena masyarakat Indonesia jarang pergi ke museum . Museum Nasional makin memantapkan diri menjadi menjadi "Rumah Budaya" dimana masyarakat mendapat ruang dalam mengembangkan kebudayaan melalui kunjungan dan berbagai aktivitas di Museum dengan mengadakan berbagai event festival, seminar dan perlombaan. Sehingga museum selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat.
Sayembara desain juga pernah diadakan oleh Museum Nasional untuk mengantisipasi pengunjung yang membludak atau koleksi yang meningkat.
Desain Musem Nasional yang dimenangkan oleh arsitek Aboday |
Aboday memenangkan usulan untuk desain Museum Nasional Indonesia dengan konsep membawa kembali institusi besar ini dengan peran aslinya sebagai fasilitas umum. Desain mereka membahas persoalan konteks urban dengan memasukkan koridor baru antara gedung museum yang ada (a) dan bangunan (b) dengan mempertahankan keterbukaan terhadap pejalan kaki dan taman kota di bagian timur dari kompleks.
Rumah Budaya
Ayo Ke Museum bersama Ibu Negara |
Kunjungan Miss Universe 2013 dan Putri Indonesia 2014 Ke Museum Nasional |
Teknologi juga digunakan untuk memudahkan promosi dan juga memberi informasi mengenai kegiatan di Museum Nasional, pengunjung dapat mengakses https://www.facebook.com/museumnasionalindonesia dan juga http://www.museumnasional.or.id/ serta twitter @Museum Nasional. Bahkan sekarang juga terdapat blog yang dibuat oleh seorang warga masyarakat yang cinta akan Museum Nasional Indonesia. Dengan tujuan agar koleksi museum menjadi etalase untuk memperkenalkan sejarah dan kebudayaan Indonesia yaitu http://museumnasional.wordpress.com/
Mari jadikan museum menjadi rumah budaya untuk semua. semakin banyak kelompok-kelompok yang terlibat dalam mengenalkan museum semakin banyak orang yang akan menjaga sejarah.
Referensi:
Sumber foto:
Sumber tulisan
http://museumnasional.wordpress.com/
www.museumnasional.or.id