Beberapa minggu yang lalu aku pergi berobat ke dokter. Sambil
menunggu giliranku diperiksa, seorang perawat mengukur tekanan darahku. Bu
dokternya ramah banget deh, sambil menulis resep untuk pasien sebelumku dia terus
mengajak si pasien berkomunikasi dengan
banyak bertanya, mencairkan suasana jadi
nggak terasa sedang menunggu(saat itu pasien sebelumku seorang nenek yang
diantar oleh anaknya yang sudah berusia juga).
Hingga kini pertanyaan bu dokter itu masih membekas di
hatiku. Apa obatnya selalu diminum? Apa minumnya teratur? Pas sudah merasa
enakkan apa obatnya tetap diminum sampai obatnya habis? Mungkin buat sebagian
orang yang mendengarkan pertanyaan bu dokter mengganggapnya sekedar
berbasi-basi saja. Tapi kalau kita mau
mencermatinya lebih seksama. Justrus dari pertanyaan sederhana, kita
bisa tahu seseorang itu resistan obat atau tidak. Terutama bagi pasien TB.
- TB resistan obat adalah TB yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tubercolusis yang telah mengalami kekebalan terhadap OAT.
- Multi Drug Resistan Tuberculosis (MDR-TB) atau TB MDR adalah TB resistan obat terhadap minimal 2 dua obat anti TB yang paling poten yaitu INH dan Riampisin secara bersama sama atau disertai resisten terhadap obat anti TB lini pertama lainnya seperti etambutol, streptomisin dan piraziinamid.
- Extensively Drug Resistant Tuberculosis atau XDR TB adalah TB MDR disertai dengan kekabalan terhadap obat anti TB lini kedua yaitu golongan fluorokuinolon dan setidaknya satu obat anti TB lini kedua suntikan seperti kanamisin, amikasin atau kapreomisin.
Orang yang tertular (terinfeksi) kuman TB Resistan obat, TB MDR (multi-dry resistant) atau TB XDR dapat berkembang menjadi “sakit TB”
dan akan mengalami ”sakit TB MDR” dikarenakan yang ada di dalam tubuh pasien
tersebut adalah kuman TB MDR. Pasien TB MDR menularkan kuman TB yang resistan
obat kepada masyarakat di sekitarnya. Seremkan?
Bagaimana kuman TB dapat menjadi
resistan?
Resistan terhadap obat anti TB dapat terjadi karena diagnosis
yang tidak tepat dari petugas kesehatan yang
menyebabkan pemberian obat yang tidak tepat baik paduan, dosis, lama pengobatan
d dan juga kendala suplai obat yang tidak selalu tersedia.
Resistan obat bisa juga terjadi karena kurangnya disiplin
pasien dalam menyelesaikan pengobatan
yang diberikan.
Siapa yang beresiko terkena TB Resistan obat TB MDR dan TB XDR?
TB Resistan obat dapat mengenai siapa saja, akan tetapi
biasanya terjadi pada orang yang:
Tidak menelan obat TB secara teratur atau seperti yang
disarankan oleh petugas kesehatan
Sakit TB berulang serta mempunyai riwayat mendapatkan
pengobatan TB sebelumnya
Datang dari wilayah yang mempunyai beban TB Resistan obat
yang tinggi.
Kontak erat dengan seseorang yang sakit TB Resistan Obat.
Pengobatan TB Resistan Obat, TB MDR dan TB XDR
Pengobatan TB Resistan obat, TB MDR dan TB XDR lebih sulit jika dibandingkan dengan pengobatan kuman TB yang masih sensitif. Angka keberhasilan pengobatan tergantung kepada seberapa cepat kasus TB obat itu teridentifikasi dan tersedianya pengobatan yang efektif. TB resistan obat dan TB MDR dapat disembuhkan meskipun memerlukan biaya yang lebih mahal untuk obat (±100 kali lipat dibandingkan pengobatan TB biasa) dan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 18-24 bulan dibandingkan pasien TB biasa yang masa pengobatannya sekitar 6 bulan.serta jumlah obat yang lebih banyak sehingga efek samping yang disebabkan juga lebih berat.
Tanda dan Gejala TBC atau TB |
Kenali pasien TB. terutama TB anak dengan mengenali ciri-cirinya antara lain:
- Batuk terus menerus dan tidak membaik meski pun telah diberi antibiotik.
- Berat badan menurun bahkan sama sekali tidak mengalami penambahan berat badan.
- Mengalami demam dan tidak turun-turun.
- Berkeringat di malam hari.
- Mendiagnosisi secara dini setiap terduga TB resistan obat.
- Melanjutkan pengobatan dengan OAT lini kedua sesuai standar. Pengobatannya harus dipantau kepatuhan dan ketuntasannya, serta harus dilaporkan system surveilans.
- Pengobatan TB dengan tatalaksana yang tidak standar baik dalam hal panduan, lama dan cara pemberian pengobatan dapat menjadi faktor pencentus untuk meningkatnya jumlah kasus TB resistant obat dan TB MDR.
- Untuk mencegah penularan kuman TB MDR, pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat harus dilakukan disetiap fasyankes yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien TB resistan obat, TB MDR/XDR, termasuk juga menjaga lingkungan tempat tinggal pasien TB Resistant obat, TB MDR/XDR.
Apabila keluarga tercinta ada yang positif terkena TB, sebaiknya kita support semangatnya untuk sembuh agar tidak pudar dengan tidak membiarkannya berobat sendirian.
Turut memantau dan memastikan pengobatan yang dilakukan sudah tepat dan tuntas terutama bagi pasien TB anak-anak dan lansia. Memastikan tempat tinggal bersih dan memiliki ventilasi yang baik. Serta selalu menjaga kesehatan dan kebersihan kapan saja dan dimana saja. Indonesia bebas TB, pasti bisa.
Postingan ini diikutsertakan dalam #SembuhkanTB serial4