Ini pengalamanku pertama
kalinya menjadi single parent,
mengurus dua buah hatiku Vinka Azzahra (4thn) dan Firaz Asshidiq (19bulan)
sendiri tanpa suami yang menemani. Bukan karena aku janda, tapi ikatan dinas
suami yang harus ke Jepang belajar
rekontruksi selama setahun.
Hikmahnya ditinggal
suami bekerja, aku jadi lebih mandiri, semua pekerjaan yang biasa suami lakukanku ambil alih, dari mengantar anak-anak ke dokter kalau sakit, ajak
anak-anak jalan-jalan dan masih banyak lagi. Mendadak jadi super mom deh.
Galau tinggal berjauhan dengan suami, pasti ada. Apalagi
anak-anak tiap hari tanyain bapaknya kapan pulang?. Anakku sampai sakit loh
kangenin bapaknya, tapi waktu skype ma papanya dia mendadak sehat, nggak berhenti gerak,
pamer yang dia bisa di depan bapaknya, tapi begitu bapaknya offline langsung dia sakit lagi.
Aku juga butuh selalu
online sama bapaknya anak-anak, selain membahas perkembangan anak-anak kami, permasalahan
dan perkembangan yang ada sekarang, buatku ada
ketenangan sendiri ketika melihat muka suami, seolah menguatkan kamu
nggak sendiri ada aku disini.(cie...cie)
Si bungsu lain lagi
cara dia kangen sama bapaknya, dia pernah nggak bisa tidur padahal udah ngantuk banget
jadi bawaannya nanggis terus sampai akhirnya aku kasih hp bohongan taruh dia di
ayun terus nyanyian nina bobonya, halo shidiq ini papa, halo shidiq ini papa
sampai akhirnya dia tidur.
Galauku yang lainnya,
waktu si bungsu tarik asal modem dari laptopku pas lagi online, jadinya tuh modem nggak mau detek lagi di laptopku tapi di laptop lain
bisa (test pinjem laptop kakak). Terpaksa tuh laptop harus dibawa ke tempat instal ulang. Bayangkan perjuanganku
tuk perbaiki laptop, tangan kiri pegang tangan Vinka, bawa laptop yang beratnya
satu kilo lebih pakai tas ransel di pundak, sambil
gendong si bungsu, jalan kaki lima ratus
meter dari rumah.
Perjuangan sekali agar komunikasi tak terhenti. Maklum hanya lewat laptop kami bisa komunikasi dengan bapaknya, karena hpku masih hp jadul.
Suntuk pasti ada juga,
dari bangun pagi sampai bobo malam, kerjaannya ngurus anak, nyuci, masak dan
sederetan pekerjaan ibu rumah tangga lainnya. Makanya aku perlu aku butuh "me time" online untuk melihat
perkembangan yang terjadi di luar sana, chatting dengan teman untuk bertukar
pikiran, dan informasi.
Aku juga butuh “me
time” untuk mengembangkan hobi sebagai
bentuk eksistensi diri inilah aku, ini yang aku bisa walau aku ibu rumah tangga.
“me time” yang kupilih dengan menulis menumpahkan
semua bebanku melalui tulisan. Dengan menulis jiwaku bebas berkelana kemana
saja walau jasadku masih disini. Siapa tahu hobi menulisku ini bisa membawaku menjadi penulis ternama suatu saat
nanti. (Ngayal tingkat tinggi, tapi tetap
bilang aamiin karena nggak ada yang nggak mungkin kalo kita berusaha) Menulis
hiburan hemat ala emak-emak, kadang-kadang aku ikut lomba juga ada yang
menang tapi banyak yang kalah he…3x. Yaa tentu saja sambil terus mengawasi dan menjaga
anak-anakku.
Laptop terlalu besar
dan berat untukku bawa-bawa sambil ngawasin anakku, aku butuh note book, yang
tipis jadi ringan dibawa-bawa, baterainya juga harus tahan lama, tampilannya kudu
keren dan yang paling penting harganya nggak mahal.