Wednesday, 2 October 2013

"Ketika Anak Bertanya"

Vinka :     “Mama, kenapa ayam bunyinya Kukuruyuk? "Kenapa, ayamnya bunyi-bunyi? 
Mama:       "Mungkin dia lapar" 
Vinka:        "Ayam makan nasi atau makanan ayam?”
Pertanyaan anakku pagi ini, anakku memang hebat dia membuka mataku akan banyak hal, diusianya yang sekarang 3, 11 bulan semakin kritis saya pertanyaannya, tak jarang aku harus memutar otak lebih untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bahkan menggunakan alat bantu Mbah Google kalau memang aku benar-benar tak tahu jawabannya ketika dia bertanya “kenapa telur puyuh ada titik-titiknya?, kenapa  telur ayam nggak ada titik-titiknya?.”

Semakin hari pertanyaannya semakin kritis, membuatku semakin kagum mendengar aneka pertanyaan yang meluncur dari bibir kecilnya seolah dia tak pernah puas mencari jawaban.
Vinka: "Di langit ada apa? kok awannya bisa bikin bentuk-bentuk?"
Vinka : "Habis pagi apa ma?"
Mama:"Siang"
Vinka: "Abis siang?"
Mama:"Sore"
Vinka :"Habis sore?"
Mama:"Malam"
Vinka:"Kenapa berubah-ubah?"

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Vinka saya jadi rajin membaca. Dengan membaca , banyak hal baru yang aku temukan jawabannya termasuk mengenai tumbuh kembang anak. 
Dan hobi membaca  ini aku tularkan juga pada anak-anakku Vinka Azzahra (3,11 thn) dan Firaz Asshidiq (1,5 tahun). Mereka lebih banyakku belikan buku daripada mainan. Tentu saja buku yang banyak gambarnya. Mereka sangat antusias ketika kubacakan buku cerita, Shidiq yang mulai pandai bicara paling suka menunjuk-nunjuk gambar.
"Apa  nih ma? Apa nih ma?" itu pertanyaan sederhana Shidiq
"Kenapa kaya gini?Kenapa nggak kaya gitu?" pertanyaan Vinka 


Meski pertanyaan Vinka dan Shidiq terkesan lugu dan polos, aku yakin dalam diri mereka tersimpan kecerdasan yang luar biasa. Pertanyaan yang terlontar disebabkan karena rasa ingin tahunya yang begitu besar. 
Tapi seringkali kita sebagai orang tua merasa kesal kalo anak banyak bertanya apalagi kalo kita sedang banyak pekerjaan yang harus dilakukan seperti memasak, nyuci, beresin rumah, nyetrika, belanja, dan sederet pekerjaan rumah tangga lainnya yang menyedot energi kita sebagai ibu rumah tangga. Sehingga merasa menjawab pertanyaan si kecil itu tidak penting, padahal terpenuhinya rasa ingin tahu anak menjadi landasan penting bagi tumbuhnya semangat belajar dan tumbuhnya kecintaan kepada ilmu.
Disinilah peranan ibu sangat penting. Seorang ibu dituntut untuk dapat memberikan jawaban yang terbaik. Jawaban yang tidak mematikan rasa ingin tahu anak, Kalau kita memandang anak belum perlu tahu, berikanlah jawaban yang tepat, sesuai perkembangan anak, tanpa harus memupus rasa ingin tahunya.bahkan sebaliknya, jawaban yang membuat anak semakin terpacu untuk belajar.
Masa yang penting ini, yang disebut golden age, adalah masa di mana anak sangat mudah menyerap segala informasi dan belajar tentang segala sesuatu. Ibu adalah orang yang terdekat dan lebih sering berinteraksi dengan anak.  Disini peran ibu sebagai pembentuk karakter, pendidik anak yang pertama dan utama, sekaligus menjadi teman, sahabat dan penasihat mereka. Dimana sosok yang paling dikenal dan dijiplak oleh seorang anak adalah ibunya. Rasul bahkan menegaskan bahwa tegak atau runtuhnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh kaum ibu."   
Peran yang demikian penting ini, menuntut calon ibu untuk membekali dirinya dengan disiplin ilmu yang memadai. Oleh sebab itu, seorang ibu yang ideal harus mengupdate pengetahuannya dengan banyak membacaSeorang ibu harus berwawasan luas dan tidak gagap teknologi(Gaptek). Karena untuk mencetak generasi yang berkualitas, dibutuhkan pendidik yang berkualitas juga.  
Ibarat bangunan, rasa ingin tahu inilah yang menjadi pondasi kreativitas, terutama pondasi kreativitas anak. Pondasi inilah yang menentukan wujud bangunan finalnya. Semakin kuat dan tinggi bangunan yang akan didirikan di atasnya, semakin dalam dan kuat pondasi yang harus dibangunnya. Dan untuk membangun pondasi yang kuat serta dalam, membutuhkan waktu yang sangat lama, melebihi waktu yang dibutuhkan untuk membangun pondasi rapuh dan dangkal. Pondasi memang tidak terlihat oleh kita, tetapi kita tahu pondasi itu ada. Terlebih lagi kalau kita memang ikut membangun pondasi itu, kita tidak akan pernah sangsi.
Sekiranya kita bersedia memberi waktu dan ruang pada anak kita, Insyah Allah anak kita akan tumbuh menjadi orang besar

Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/n bijak, karenanya aku menulis berbagi informasi.

Wednesday, 25 September 2013

Rainbow (Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua)

Judul buku : Rainbow (Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua)
Penggarang: Eni Martini
Penerbit     : PT. Elex Media Komputindo
Tebal          :201 halaman


Novel Rainbow karya mbak Eni Martini ini menceritakan mengenai kehidupan rumah tangga Akna dan Keisha yang penuh cinta dan sangat bahagia, keluarga kecil yang sempurna. Namun, kebahagiaan mereka berubah dratis ketika Akna mengalami kecelakaan fatal yang menyebabkan kakinya diamputasi tepat diperayaan setahun pernikahan mereka.
Akna yang dulunya romantis, hangat dan selalu melindungi Keisha. Berubah  sikapnya menjadi monster yang menakutkan bagi Keisha. Konflik timbul karena  "dirumahkannya"  Akna dan perubahan  dratis sikapnya   tidak hanya pada Keisha tapi juga menyebabkan pembantu mereka Yanti sampai  minta berhenti, penasaran? baca aja novel Rainbownya dijamin nggak bakal nyesel.

Dari segi cerita, novel ini ceritanya begitu mengalir membuat aku hanyut dalam ceritanya. Banyak pesan moral yang bisa kita dapat dari novel ini.

  1. Pentingnya menjaga tali silahturahmi.
  2. Nggak ada yang nggak mungkin ketika sungguh-sungguh dalam berusaha dan berdoa.
  3. Cara menyingkapi takdir
  4. The power off positive thingking and survive
  5. Dan pesan ini yang paling menggena buatku :"Walaupun  kita ibu rumah tangga kita harus punya penghasilan tetap sendiri, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti pada rumah tangga kita. Yang mengharuskan seorang istri mengambil alih posisi suami sebagai tulang punggung keluarga".
Dua jempol deh buat penulisnya yang bercerita dengan cukup detil cara menjalankan bisnis yang digeluti oleh Keisha dan Emi. (mungkin kalau aku punya modal aku juga mau buat boutique kaya gitu ah).Dan juga cukup detil memaparkan cara membuat"Ratatoulle au Micro Ondes" bikin pengen eksperimen masak.
Aku sangat menikmati potongan lirik yang ada dibuku ini, semua lagu favoritku, berasa penulisnya lagi nulis tentang aku he...3x (ge er).
 Tapi novel ini juga nggak luput dari kekurangan:
  1. Tidak adanya daftar isi, mungkin mbak penulisnya nggak mau novelnya dibacanya loncat-loncat, makanya nggak dibuat daftar isi.
  2. Masih terdapat salah ketik, dan juga serangan "nya", di dalam kalimat "Akna terduduk lemas, kemarin dokternya menghubunginya ke ponsel".
  3. Aku nggak suka Emi dan Dimas dah tidur bareng belum resmi nikah (hal 146), padahal ini bisa jadi novel Islami  walaupun tokohnya nggak berjilbab karena banyaknya pesan moral yang bisa didapat dari novel ini.

Novel ini cocok sebagai hadiah untuk penganten baru yang mikirnya masih yang indah-indah aja, supaya bisa lebih melihat pada kenyataan :).
Cover bukunya bagus, anakku sampai penasaran sama isi bukunya, walaupun dia belum bisa baca.





(Pergi kondangan telat, pengantennya dah ganti baju biasa, lagi nanggung baca rainbow jadi kemana-mana pergi tetap dibawa novelnya, mumpung pelaminannya lagi kosong enak neh kalo sambung baca lagi)

Monday, 2 September 2013

Pencapaian di usia 30

Mengapa harus takut tambah usia? salah satu iklan di TV membuatku merenungkan apa yang telah kuhasilkan setelah berumur 32 tahun sekarang ini.
Waktu kecil cita-citaku ingin jadi professor, menciptakan banyak hal baru, berbagi dengan sesama, orang memandangku bukan karena body, atau face, tapi lebih kepada brain.
Tapi jalan hidup berkata lain, setelah lulus dari jurusan Arsitektur UNSYIAH, aku bekerja di salah satu NGO sebagai junior planner membuat buku rencana tata ruang desa setelah tsunami beserta masterplannya. Setelah habis kontrak kerja aku diterima bekerja sebagai field research, meneliti mengenai tingkat kepuasaan terhadap rumah bantuan yang diberikan setelah tsunami hingga meneliti dan menggumpulkan data mengenai desa yang bangkit dan yang belum bangkit setelah tsunami. Terakhir aku bekerja di konsultan sebagai drafter kadang-kadang jadi arsiteknya juga. Setiap pekerjaan mempunyai tantangan masing-masing, tapi aku menikmatinya
Di tahun 2009 aku menikah, dan mempunyai anak, aku berhenti bekerja dan memutuskan untuk fokus jadi ibu rumah tangga. Jujur kukatakan diantara pekerjaan yang pernah ku lakoni jadi ibu rumah tanggalah yang terberat. Apalagi menggurus anak-anak itu adalah tantanggan paling berat.
Kenapa menggurus anak  merupakan tantangan terberat, karena anak hasil buah cinta, anak harta yang tak ternilai, dia meniru setiap gerak dan tindak tanduk orang tuanya. Ketika aku lelah dan masih ada sedikit pekerjaan dikantor aku masih bisa nyenyak tidur dan menyambung pekerjaanku esok harinya. Tapi ketika aku lelah tapi anakku sakit, aku tak bisa menggabaikannya begitu saja, aku tak bisa tidur nyenyak, aku menjaganya hingga dia sembuh.
Anakku Sumber Inspirasiku
Aku mempunyai dua orang anak, Vinka Azzahra (3,8thn) dan Firaz Asshidiq(1,5 thn), Vinka rajin sekali bertanya ini dan itu yang terkadang pertanyaannya membuatku kewalahan dan menggunakan bantuan mbah google untuk menemukan jawabannya, Seperti kenapa telur puyuh ada titik-titiknya, Kenapa tangan kita ada garis-garis, dan kenapa lainnya? Shidiq dia anak laki-laki yang lincah tak berhenti bergerak, terkadang membuatku ngos-ngosan untuk mengejarnya. Benar-benar anugerah yang luar biasa.
Kembali ke Vinka, Bagaimana bila suatu hari nanti dia bertanya prestasi apa yang pernah ku buat? Apa yang akan ku jawab.  Akhirnya aku mulai menulis lagi, mengikuti berbagai lomba menulis, ada yang menang, tapi lebih banyak yang kalah, tapi ini bukan mengenai kalah atau menang, ini adalah perjuanganku menjadi ibu yang membanggakan untuk anak-anakku,malu aku pada Shiddiq yang walaupun sering terjatuh tapi dia tetap  semangat untuk berlari lagi. Maka aku selalu semangat untuk mencoba menulis mengasah kemampuan.
Cita-cita profesorku mungkin nggak belum kesampaian, tapi apapun cita-cita atau pekerjaan yang kita lakukan asal kita fokus, Insya Allah akan sukses.

Wednesday, 28 August 2013

Small talk

vinka: mama papa kok lama kali pulangnya
Mama: iya, papa cari uang untuk kakak
Vinka: iya, tapi kok lama x pulangnya
Mama (cuma bisa senyum, 6 bulan sudah berlalu) si Kecil Shidiq sudah 1,5 tahun, giginya dah 14, dia dah pandai niru, dia niru kakaknya nyanyi, ngomongnya dah mulai bisa dimengerti, dia sangat suka naik sepeda, ah papa vinka, Semoga kamu selalu dirahmati Allah, betapa kami sangat rindu padamu.

Pengalaman Kerja Pertamaku


Setelah selesai kuliah, Alhamdulillah aku diterima disalah satu NGO sebagai junior planner, yang tugasnya bekerjasama dengan fasilitator desa, koordinator wilayah, membuat buku rencana tata ruang desa dan master plan desa.
Perbedaan buku rencana tata ruang desa dan master plan desa yang  kami buat dengan buku rencana tata ruang desa dan masterplan desa yang ada, biasanya sebuah masterplan itu dari pusat(pemerintah) yang baru disebarluaskan ke bawah, sedangkan masterplan kami, dari bawah(masyarakat) diberikan ke atas(pemerintah) atau siapa saja yang membutuhkan data guna percepatan pembangunan yang ada didesa.
Sangat menarik sekali bisa  terlibat  dalam pembuatan buku tata ruang desa tersebut,  kesempatan yang sangat langkah, berkerja sambil beramal, membangun desa yang telah diluluh lantakkan oleh tsunami, menggumpulkan inspirasi  langsung dari masyarakat desa itu, bagaimana desa  tersebut ingin dikembangkan, mendata sarana dan prasarana apa saja yang sudah ada dan belum ada di desa tersebut.
Tak jarang dalam mendapat data tersebut kami harus menetap di desa tersebut, sehingga didapat data yang lebih akurat, dengan mensurveynya dengan keadaan dilapangan, menyamakan  persil tanah yang didapat dari BPN dan juga didata oleh tim kami, kemudian membuat rencana tata  ruang desa tersebut berdasarkan  aspirasi masyarakatnya disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah di desa tersebut.
Setelah selesai membuat masterplan desa,  kami menggumpulkan warga desa guna melakukan musyawarah desa (musdes), guna mendata apakah sudah benar masterplan? desa yang kami buat, apakah sudah benar data yang kami miliki? dimusdes ini semua warga dilibatkan bahkan perempuan(ibu rumah tangga), karena yang lebih sering menetap didesa/rumah, tentu saja para istri. Tak jarang musdes ini dilakukan dimalam hari selepas shalat Isya, tergantung waktu yang warga desa miliki untuk berkumpul.
Apabila masterplan desa yang kami buat terdapat kekurangan kami merevisinya sehingga benar kemudian  kami lanjutkan dengan menyusun buku tata ruang desa, dan memperbanyaknya sehingga apabila ada pihak NGO, atau pihak lain  yang ingin membantu membangun desa tersebut, mereka  tidak perlu repot-repot lagi untuk survey lapangan, sehingga pembangunan di desa tersebut lebih cepat terlaksana.
Memang benar kalau menulis itu membuat kita abadi, apalagi kalo yang dituliskan bisa terwujud jadi nyata. Tak terasa sekarang sudah 9 tahun sejak aku  dan timku membuat buku rencana tata ruang desa tersebut, walaupun tak dituliskan nama kami dibuku tersebut. Apalah arti sebuah nama dibandingkan dengan kepuasaan melihat  pembangunan desa yang sesuai dengan masterplan desa yang kami buat,  kantor kepala desa, balai musyawarah dan jalan yang menghubungkan pantai dengan  pemukiman penduduk, sungguh kebanggaan tersendiri buatku.
Dan memang benar segala sesuatu diniatkan untuk kebaikan, Insya Allah akan menghasilkan yang baik pula. Tak ada yang tak mungkin bila kita lakukan bersama-sama, dan segala sesuatu yang mudah terkadang berasal dari hal yang sulit, bisa karena biasa.  (Kenangan di Desa Ruyung Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar)


Monday, 26 August 2013

Aku VS Kartini

Kartini VS Aku
Imam Ghazali pernah berpesan”Jika kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah”
Jauh di masa keemasan para nabi, menulis sudah didengungkan oleh salah satu istri Nabi Muhammad yaitu Aisyah. Beberapa hadist diriwayatkan melalui beliau. Kecerdasannya tidak diragukan lagi, membuatnya menjadi pengajar yang hebat di usianya yang masih belia.
Di Indonesia setiap tanggal 21 April  selalu diperingati sebagai hari kelahiran Raden Ajeng Kartini. Seorang perempuan yang terkenal akan kegigihannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, beliau juga dijadikan sebagai tokoh emansipasi perempuan Indonesia.
Kartini bukan satu-satunya pejuang perempuan yang ada di Indonesia. Selain Kartini dari Aceh juga ada beberapa pejuang perempuan yang terkenal seperti Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Laksamana Keumala Hayati, para Sultanah Aceh dan masih banyak lagi pejuang perempuan lainnya.
Jika berbicara mengenai emansipasi, emansipasi perempuan lebih dahulu ada di Aceh, jauh sebelum Kartini lahir, perempuan Aceh sudah memiliki kesetaraan dalam berbagai hal dengan kaum lelaki, mulai dari menjadi Sultana, hingga  menjadi pemimpin pasukan yang bergerilya.
Yang  membuat Kartini begitu terkenal, dibandingkan pahlawan perempuan nasional lainnya adalah karena Kartini menulis! Dia melakukan korespondensi dengan orang-orang Belanda  mengenai permasalahan  perempuan di negerinya.  Dia merekam semua jejak perjuangannya dalam bentuk surat-surat. Pemikirannya yang ia tuangkan dalam tulisan memberikan inspirasi serta meniupkan  semangat dan motivasi bagi kaum perempuan untuk terus  belajar. Yang kemudian  dibukukan oleh Mr. J.H. Abendon dengan judul Door Duisternis tot Light yang kita kenal dalam versi Indonesianya dengan Habis Gelap Terbitlah Terang.
Pepatah Arab mengatakan: ilmu itu ibarat pancingan, maka pancinganlah pancingan itu dengan menulisnya.
Sebagai ibu rumah tangga biasa dengan dua orang anak, aku selalu mengupdate ilmu dengan membaca. Semakin banyak buku yang kubaca, semakin banyak bahan yang ingin kutuliskan. Mungkin tulisanku hanya tulisan sederhana, mengenai hal yang ku ketahui yang menceritakan lembaran kehidupanku merawat anak-anak, opiniku mengenai sesuatu, lomba menulis yang pernah kuikuti ataupun hanya puisi pengungkap isi hati, yang kutuliskan diblog. Aku menulisnya di sela-sela kesibukanku menyelesaikan tugas rumah tangga.
Tulisanku mungkin tak sefenomenal Kartini dengan Habis Gelap Terbitlah Terang, atau Asma Nadia yang dengan gaya feminim-nya membawa perempuan keliling dunia dan membukukannya. Tulisanku hanya tulisan sederhana, yang kuharap bermakna bagi yang membaca.
Sampaikanlah walau satu ayat, dan  kuniatkan semua tulisanku untuk kebaikan, bukankah segala sesuatu dinilai berdasarkan niatnya.
Ibu rumah tangga juga bisa merubah dunia, dia merubah dunia dengan melahirkan, mengasuh, mengayomi, merawat,  mendidik, dan mengantarkan generasi bangsa menjadi lebih beradab, bahkan bisa menentukan seorang anak untuk bisa mencapai ‘surga’  itu berawal dari sosok seorang wanita (ibu), terlebih lagi jika ibu rumah tangga itu menulis,  dia bisa menularkan  kegiatan positif ini pada anak-anaknya. Sehingga terciptalah generasi bangsa yang gemar menulis dan membaca, karena untuk menghasilkan tulisan yang baik harus diiringi dengan kegemaran membaca.
Rasulullah SAW bersabda,

 “Wanita itu tiang Negara, bila dia (wanita) baik, maka baiklah negara itu. Tetapi bila wanita itu rusak maka rusaklah negara itu.”(ahli hikmah).

Bila ilmu dipelajari dengan membaca(iqra), maka menulis adalah cara menyebarluaskannya. Tulisan yang kreatif tentu akan  disenangi orang untuk membaca, mencerna bahkan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menulis salah satu cara menularkan pikiran-pikiran perubahan.

Wednesday, 21 August 2013

Membuat Setiap Karyawan Danone Merasa Spesial

Seandainya saya bekerja dilingkungan kerja danone, yangmenjadi fokus saya tentu saja adalah sumber daya manusianya terutama karyawan danone.
 Bahwa setiap karyawan sangat berarti untuk perusahaan, dengan demikian semua karyawan merasa dihargai, diperhatikan, merasa mereka special, sehingga menumbuhkan rasa memiliki, dan menjadikan danone bukan hanya tempat bekerja mereka tapi juga sebagai keluarga, sehingga mereka bekerja dengan suka cita mengabdi pada perusahaan dengan sepenuh jiwa.
Prestasi anda diperhitungkan, Di danone setiap dua minggu sekali selalu  dilakukan evaluasi kerja, setiap karyawan bisa mengutarakan uneg-unegnya demi menghasilkan kinerja yanglebih baik lagi, Di sini mereka akan sharing apa yang telah mereka kerjakan untuk perusahaan, apa harapan mereka ke depannya mereka sadar prestasi mereka diperhitungkan.
Menciptakan susasana yang membuat orang tidak mengalami kegagalan, merayakan setiap keberhasilan, setiap prestasi yang dihasilkan karyawan dengan besar-besaran, jika prestasi mereka mengecewakan yang mereka butuhkan adalah uluran tangan yang menawarkan bantuan,  Jika kita tidak terlalu banyak mengecam,menghukum, dan menegakkan disiplin, orang tak akan melupakan kegagalannya itu dan biasanya tidak akan mengulanginya lagi. Penegasan positif adalah landasan dari kaidah sederhana yang membuahkan hasil yang menakjubkan.
Me time, karyawan hanya manusia biasa, mereka juga butuh waktu untuk dirinya sendiri. Danone sangat memahami itu sehingga disediakan mushalla, toilet dan kantin  yang bersih,nyaman. sehingga mereka bisa menggunakan fasilitas tersebut sesuai waktunya dengan tepat, tak ada lagi istilah strees ditempat kerja.
Rayakan kebersamaan, setiap anniversary perusahaan selalu diadakan perayaan besar untuk semua karyawan dan pemilik perusahaan serta klien-klien mereka sebagai ajang silahturahim mengenal lebih dalam dan dekat lagi, Di acara ini setiap karyawan berprestasi  akan diberikan perhargaan berupa hadiah, atas kinerja mereka sehingga danone bisa maju seperti sekarang, sehingga memicu semangat berkompetisi untuk karyawan yang belum prestasi untuk meningkatkan prestasinya.
Demikian wishlist saya semoga danone bisa merealisasikannya#DanoneWishlist

Nikmati Liburan Cepat dan Praktis Bersama Whoosh & BRImo: Hemat Waktu, Lebih Banyak Kesempatan Menang Hadiah!"

  Di era modern ini, perjalanan antar kota menjadi lebih mudah, nyaman, dan efisien berkat hadirnya kereta berkecepatan tinggi Whoosh.  T ak...