Kemarin sore, aku kedatangan saudaraku yang bernama Ani( bukan nama sebenarnya) dari kampung. Dulu
dia pernah tinggal di sini untuk beberapa tahun. So pasti tetanggaku semua
mengenal saudaraku ini. Setelah ngalor ngidul, ngobrol sana-sini akhirnya
saudaraku pamit untuk pulang.
Tuesday, 26 August 2014
Saturday, 2 August 2014
Mau Anak cewek or Anak Cowok Atur Aja
Wah udah syawal. Biasanya bulan syawal banyak orang yang melangsungkan pernikahan. Setelah menikah biasanya akan ada pertanyaan tuh dah isi apa belum?
Nah untuk yang baru nikah sebaiknya jangan ditunda-tunda kehamilannya karena pengalaman beberapa teman dan saudara yang setelah menikah menunda kehamilan dengan alasan belum selesai kuliah atau pun kerjaan lagi bagus dan lain sebagainya biasanya akan sulit mendapat momongan.
Selain itu ada juga walau pun anak perempuan atau laki-laki yang diberikan sebagai anak pertama namun sebenarnya ada perbedaan sifat yang mendasar.
Anak laki-laki biasanya geraknya lebih cepat, waktu hamil anak laki-laki biasanya ibu hamil akan gemar makan ikan, daging dan sedikit saja mengkonsumsi sayur. Sedangkan ketika anak perempuan biasanya banyak bertanya dan geraknya tak selincah anak laki-laki. Biasanya ketika hamil anak perempuan ibu lebih menyukai sayur-sayuran.
Buat yang sedang merencanakan mempunyai anak laki-laki dan perempuan bisa mencoba menggunakan tabel ini, sebelum ada USG di China untuk memprediksi kelahiran anak laki-laki atau perempuan menggunakan tabel ini. Naskah aslinya terkubur selama 700 tahun. Ketepatan tabel telah dibuktikan pada ribuan orang dan dipercaya 99% tepat. Aku juga dah coba dan kebetulan benar.
Logikanya seh kok bisa akurat mungkin karena diusia segitu bulan itupada ph daerah kewanitaannya emang kaya gitu. you know what i mean kan??
sumber:http://ibuhamil.com/diskusi-umum/ |
Tips lain untuk menghasilkan anak lelaki atau perempuaan sebagi berikut
Bila ingin anak perempuan:
Senggama dilakukan jauh-jauh hari sebelum atau sesudah (misalnya lima hari) masa ovulasi.
Saat senggama usahakan agar vagina dalam suasana basa. Misalnya dengan membasuh daerah kewanitaan dengan air soda sebelum senggama.
Banyak mengkonsumsi ikan, telur dan susu (belum terbukti).
Sedangkan untuk anak laki-laki
Senggama dilakukan berdekatan atau tepat pada masa ovulasi
Saat senggama usahakan daerah kewanitaan dalam keadaan asam dengan mebasuhnya menggunakan air garam atau air cuka sebelum senggama.
Banyak mengkonsumsi daging-dagingan (ini belum terbukti).
Maaf kalau postingan ini sedikit vulgar, saya share karena ada ketakutan ini diantara ibu-ibu jika belum anak sepasang rasanya belum lengkap. Namun segalanya tetap tergantung Yang Kuasa.
Positif Thinking, Jangan Anggap Beban, Nikmati Prosesnya
Tiba-tiba teringat mendiang ibu sahabatku yang telah berpulang dua tahun yang lalu. Usianya lebih sepuh daripada usia ibuku. Beliau seorang guru, memiliki enam orang anak yang sukses semua dan sahabatku merupakan anak bungsunya.
Saturday, 19 July 2014
Rumoh
Rumoh Aceh manisfestasi dari keyakinan masyarakat dan adaptasi terhadap lingkungan serta menunjukan status sosial seseorang |
Rumoh
atau rumah dalam bahasa Indonesia merupakan perlambang”kemandirian dan
otoritas” seorang laki-laki Aceh. Hal ini mengacu pada salah satu hadist
Rasullah saw mengenai ukuran kecukupan seorang laki-laki muslim yaitu
memiliki tiga hal pokok yaitu rumah yang luas, isteri yang sholeha dan
kendaraan yang baik.
Sudah menjadi adat
masyarakat Aceh, jika seorang laki-laki sudah berkeluarga, maka dia
cenderung ingin mandiri pisah tempat tinggal baik dengan keluarganya
sendiri, apalagi dengan keluarga isteri(mertuanya).
Sehingga membangun
rumah pribadi merupakan suatu keharusan, terutama berkaitan dengan
eksistensinya sebagai kepala keluarga. Pepatah Aceh mengatakan beulagee
rangkang blang, penting mangat tareupang yang artinya walau gubuk,
enak kaki untuk terjulur.
Tareupang bisa juga diartikan
sebagai lambang kebebasan seorang laki-laki di rumahnya tanpa perlu merasa
sungkan dalam melakukan aktivitas apapun. Tidak seperti ketika tinggal seatap
bersama mertua semua yang dilakukan harus diperhatikan benar mulai dari
cara berpakaian, tidur, duduk dan berbicara jangan sampai melanggar sopan
santun dalam keluarga.
Jarang sekali kita temukan
dalam masyarakat Aceh satu rumah dihuni oleh beberapa keluarga, jika pun itu
terjadi, pasti dalam keadaan terpaksa dan biasanya sifatnya hanya sementara
saja.
Di desa-desa Aceh akan
kita temukan sejumlah rumah yang tidak memiliki pagar pembatas dan bahkan dari
beberapa rumah itu hanya memiliki satu sumur. Ini menandakan bahwa
rumah-rumah tersebut milik satu buah keluarga yang di sebut sekuru.
Sekuru biasanya terjadi
karena pasangan yang baru menikah belum cukup mapan untuk membeli tanah dan
membangun rumah sendiri sehingga orangtua mereka menyediakan tanah yang berada
dalam kawasan rumah induknya untuk dibangunkan ruamah untuk anaknya yang
sudah berkeluarga.
Dalam masyarakat Aceh yang
kental dengan syariat Islam, fungsi rumah sebagai tempat beribadah dan
hidup. Sehingga dalam pelaksanaan pembangunan sebuah rumah dilaksanakan dengan
upacara atau keunduri.
Keunduri merupakan bentuk rasa
syukur kepada Allah. Tujuan utamanya adalah untuk menolak bala atau penyakit.
Upacara adat ini biasanya diisi dengan doa tulak bala, tepung tawar
(peusunteng/peusijuk).
Besarnya keunduri tergantung
pada kemampuan pemilik rumah. Jika orang berada maka keunduri dilaksanakan
hingga menyembelih kambing sebagai menu utama makanannya. Apabila yang
memiliki rumah orang serderhana atau biasa saja dalam taraf ekonominya
biasanya keunduri hanya menyembelih beberapa ekor ayam saja.
Pada umumnya tidak ada
yang berbeda dalam upacara mendirikan rumah di seluruh Aceh. Baik dalam
menentukan hari yang tepat, memilih bahan baku bangunan hinga melakukan peusijuk atau
suntingan rumah.
Untuk menentukan waktu
yang tepat mendirikan rumah, biasanya dalam masyarakat Aceh selalu memilih
bulan-bulan yang baik seperti zulhijjah dan syawal atau bulan lainnya
disesuaikan dengan bulen di langet (perhintungan qamariah)
bukan perhintungan syamsiah atau masehi.
Jika seseorang ingin
membangun rumah atau menghuni rumah baru, selalu dikonsultasikan kepada para
Teungku atau orang-orang tua yang memiliki ilmu mengenai hal tersebut terlebih
dahulu.
Selanjutnya pelaksanaan
pendirian rumah dilakukan setelah tanah pertapakan sudah ditentukan dan
bahan-bahan telah tersedia. Kegiatan ini dilakukan dengan bergotong-royong atau
disebut meurame dengan mengundang ahli waris yang
berdekatan atau kuru berserta tetangga yang datang (ureung
lingka) untuk bersama-sama mendirikan rumah dengan arahan dari Utoh, utus
(tukang pembuat rumah) dan didampingi oleh tetua gampong (teungku dan keuchik)
Salah satu model rumah dahulu di Aceh |
Salah satu bentuk rumah bantuan untuk korban tsunami di Aceh |
Saat ini rumah di Aceh
terus mengalami perkembangan dalam struktur bangunannya. Sehingga banyak
yang meninggalkan bentuk rumah adat untuk beralih ke struktur bangunan baru
seperti rumoh santeut (rumah panggung), rumoh tampong limong (rumah
model bubung lima), rumoh bate (rumah beton) yang tidak menggunakan tangga
dan sebagainya.
Rumah yang tidak lagi
berpola adat Aceh atau rumah yang berasitektur modern dalam masyarakat Aceh
disebut sebagai rumoh Belanda. dirangkum dari berbagai sumber.
Friday, 18 July 2014
Semangat Berbagi Sejak Dini
Seperti beberapa hari yang lalu Vinka minta izin main keluar dan tak berapa dia kembali lagi masuk rumah.
Aku pun bertanya kok cepat mainnya?
Mana tab ma? kakak mau main sama kawan kakak.
Sebernanya sedikit khawatir juga tab untuk anak seusianya kan termasuk barang mewahlah. Aku takut dia dia jadi sombong dan pamer ke teman-temannya dia punya tab sedangkan teman-temannya tidak.
Tapi dugaanku salah. Vinka membawa tab untuk mengajarkan kawan-kawannya main game di tab itu bersama. Begitu telaten dia mengajarkannya sehingga hanya sebentar saja temannya sudah bisa memainkan game yang Vinka ajarkan. Malah terakhir temannya lalai main game dan Vinkanya dicuekin :(.
Tapi seolah nggak kapok besoknya Vinka ajak lagi kawan-kawannya untuk main tab bareng entah itu nonton or main game.
Nggak hanya itu pas lagi teman-temanya di rumah Vinka suka minta dikeluarin makanan kesukaan atau apa yang ada di rumah walau dia tahu konsekuensinya kalau berbagi makanan dengan teman-temannya jatah cemilan dia akan berkurang.
Vinka...vinka i'm so proud of you
Vinka...vinka i'm so proud of you
Aku dan Vinka |
Tuesday, 15 July 2014
Lesson from Disaster
We should take to heart the lessons of past disasters to prepare
for future disasters. Torahiko
Terada (1878-1935)
Menurut Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) ancaman bahaya atau bencana ini dibedakan menjadi
lima kelompok yaitu:
- Bahaya/bencana beraspek
geologi, seperti: gempa bumi, tsunami, gunung api, dan tanah longsor.
- Bahaya beraspek biologi,
seperti wabah penyakit, hama dan penyakit tanaman dan hewan/ternak.
- Bahaya beraspek teknologi,
seperti: kecelakaan transportasi, kecelakaan industry dan kegagalan
teknologi.
- Bahaya beraspek lingkungan,
seperti: kebakaran hutan, kerusakan lingkungan, pencemaran limbah.
- Bahaya beraspek sosial seperti
kerusuhan, tawuran antar warga atau kelompok dan perang.
Indonesia merupakan negara yang paling rawan
bencana alam di dunia demikian menurut United Nations International Strategy
for Disaster Reduction (UNISDR; Badan PBB untuk Strategi Internasional
Pengurangan Risiko Bencana). Karena secara geografis Indonesia terletak pada pertemuan empat lempeng
tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik. Indonesia juga termasuk dalam wilayah cincin api (
Ring of Fire)
Tidak hanya bencana alam, bencana non alam
seperti kebakaran hutan, epidemi penyakit serta bencana sosial yang diakibatkan
serangkaian peristiwa oleh ulah manusia berupa konflik sosial antar
kelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan yang tterus menghantui.
Faktanya meski sudah
tahu negeri kita tercinta ini rawan bencana tapi pengetahuan masyarakat
mengenai kesiap siaga bencana masih minim sekali. Padahal peranan masyarakat
itu sangat penting dalam mendukung berbagai kegiatan pengurangan resiko
bencana yang dijalankan pemerintah setempat guna mewujudkan kota siaga yang
masyarakatnya mampu mencegah, melakukan mitigasi dan siap siaga menghadapi
bencana.
Seperti di Aceh
salah satu kota di nusantara yang dikenal dengan sebutan Serambi Mekkah ini, berpotensi terhadap bencana alam, non alam dan sosial. Beberapa bencana
alam dimulai dari angin puting beliung, tanah longsor, banjir, gempa bumi,
letusan gunung api hingga tsunami pernah terjadi di daerah ini.
Penanaman kembali hutan bakau sebagai zona penyangga untuk mengurangi
daya rusak tsunami sumber foto: Koleksi pribadi
|
Namun
seolah lupa mengkisahkan pada generasi
selanjutnya bencana yang pernah terjad, sehingga kurangnya antisipasi dari ancaman bahaya tinggal di daerah rawan
bencana. Bencana yang terjadi dianggap sudah
takdir yang Kuasa dan manusia tidak bisa
berbuat apa-apa.
Padahal, jika mau bersungguh-sungguh mengatasi masalah dan tidak hanya pasrah kita bisa memulai dengan hal yang mudah seperti storytelling pada anak-anak atau dengan pendidikan bencana dari usia dini seperti yang dilakukan di Jepang.
Padahal, jika mau bersungguh-sungguh mengatasi masalah dan tidak hanya pasrah kita bisa memulai dengan hal yang mudah seperti storytelling pada anak-anak atau dengan pendidikan bencana dari usia dini seperti yang dilakukan di Jepang.
Hingga
akhirnya kita baru sadar dan mulai bebenah setelah gempa 9,1 SR terjadi menyebabkan Tsunami pada
tanggal 26 Desember 2004 yang tercatat sebagai salah satu gempa terbesar yang
pernah terjadi sejak tahun 1900 menurut US Geological Survey yang membuat seluruh mata dunia tertuju ke
Indonesia.
Ada beberapa faktor
penyebab banyaknya korban jiwa dan harta saat bencana gempa dan Tsunami, tiap kawasan terdapat perbedaan, namun dapat
dirangkum penyebabnya sebagai berikut:
- Faktor kesadaran /pengetahuan warga terhadap bencana. Warga tidak menyangka/mengetahui akan datangnya Tsunami, sehingga setelah terjadi gempa sebagian warga masuk lagi ke dalam rumah. Warga yang berada di luar rumah, melihat banyaknya warga desa lain berlarian tidak tahu apa yang harus dilakukan.Sebagian warga tidak percaya informasi peringatan (teriakan) bahwa Tsunami datang. Warga yang tersadar akan datangnya Tsunami sudah tidak cukup waktu untuk menyelamatkan diri karena Tsunami sudah masuk ke desa.
- Jauh dan minimnya tempat yang tinggi sebagai tempat penyelamatan.
- Tidak adanya jalan tembus ke desa tetangga yang jauh dari arah gelombang Tsunami, kalaupun ada jaringan jalan terlalu sempit, arah jalan yang memutar terlalu jauh danberkelok sehingga tidak bisa cepat menuju tempat penyelamatan.
- Jaringan jalan desa yang relatif sempit, berkelok dan jalan buntu atau banyak permukiman yang tidak terakses jalan, sehingga banyak warga yang terjebak, terhimpit dan lain-lain.
- Tidak tersedianya tempat penyelamatan berupa tempat yang tinggi untuk menghindari tsunami ataupun lahan terbuka untuk menghindari gempa.
Kebun warga di kawasan Desa Ruyung Aceh Besar yang bisa dijadikan bukit evakuasi hanya
saja terkendala kepemilikan sehingga tidak bisa untuk akses bersama Sumber foto: Koleksi pribadi
|
- Tidak adanya penghalang untuk meredam bongkahan bangunan, pohon-pohon dan lain-lain yang terbawa gelombang tsunami.
Barak pengungsi Tsunami Sumber foto: Koleksi pribadi |
Namun masalah tak hanya sampai disitu setelah bantuan datang pun
timbul masalah baru yaitu ketidakpuasaan sebahagian warga terhadap kualitas
rumah bantuan yang diterima dibandingkan dengan rumah bantuan warga lain dari donatur lain. Hal ini terjadi
karena tidak ada standar rumah bantuan yang sama baik model, besar rumah dan
kualitas yang berbeda sehingga timbul kencemburuan sosial terhadap bentuk bantuan
yang beragam.
Bentuk rumah bantuan untuk korban Tsunami di Desa Ruyung Sumber foto: Koleksi pribadi |
Tentu saja mereka bersyukur menerima bantuan tapi fithrah
manusia pasti ingin mendapatkan yang terbaik. Masalah lainnya sanitasi di
perumahan yang dibangun sepertinya kurang efektif karena terjadi penurunan muka
tanah jadi ketika air pasang naik dan sebentar saja hujan deras kawasan desa
tergenang air.
Kualitas kayu yang tidak sesuai standar untuk ventilasi jendela di salah satu rumah bantuan korban tsunami Sumber foto: Koleksi pribadi |
Kualitas kayu kurang bagus pada atap di salah satu rumah bantuan Sumber foto: Koleksi pribadi |
Belum lagi masalah bantuan yang penyalurannya tidak merata serta pembebasan lahan untuk membuat rumah bagi korban tsunami yang tempat tinggalnya tidak layak huni lagi. Betapa kompleksnya permasalah yang ada. Andai saja kita telah
dilatih menyiapkan diri menghadapi bencana mungkin permasalahan yang timbul
tidak serumit ini.
Drainase yang tidak berfungsi dengan baik karena penurunan permukaan tanah di Desa Pasi Beurandeh sumber foto: Koleksi pribadi |
Memang secara
alamiah semua orang mempunyai naluri dalam menyelamatkan diri dari bahaya.
Namun, dengan memahami cara-cara menghadapi bencana alam secara cerdas
dan sistematis maka risiko bencana dapat ditekan serendah mungkin dengan
meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek dalam pengurangan resiko
bencana.
Untuk tahap awal kita
bisa memulai dengan mengadakan penyuluhan dan pendidikan bencana dengan
penyebaran informasi mengenai jenis bencana, potensi bencana, dampaknya dan
cara-cara penanggulangannya.
Penyebaran informasi ini
bisa dilakukan dengan menggunakan sarana dan fasilitas alat komunikasi, seperti
HP, internet, radio, televisi, media cetak, begitu juga media dan forum
lainnya, jika perlu ada kurikulum khusus di sekolah-sekolah mengenai cara-cara
menghadapi bencana.
Sekalipun teknologi dan
peradaban sudah maju pesatnya, namun tak bisa menolak datangnya bencana.
Bencana memang bisa diprediksi, namun tak bisa diperkirakan kapan tepatnya
datang bencana tersebut. Namun kita bisa mengantisipasi dampaknya
dengan dasar-dasar ilmu yang kita
miliki untuk mengurangi resiko bencana.
Referensi:
http://www.tdmrc.org
Referensi:
http://www.tdmrc.org
Tulisan ini diikutsertakan dalam
Monday, 14 July 2014
My ACARP
Iseng tadi nyari arti ACARP.eh pas googling ketemu tulisan dari penelitian kami dulu disini. Jadi ingat masa-masa jadi field research dulu nginap dikampung-kampung, kadang susah sinyal. Pagi-pagi udah incar orang untuk ditanya-tanya untuk isi kuesioner.
Mutar-mutar desa untuk tahu apa permasalahan mereka buat bahan penelitian desa bangkit dan yang belum bangkit dari tsunami..
Cari orang yang kredibel untuk ditanya-tanya mengenai desanya.Seru pokoknya jadi kangen teman-teman di ACARP dulu.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Tips Liburan Seru Tanpa Drama di Banda Aceh
Menikmati kopi di salah satu sudut di Kota Banda Aceh Siapa yang tidak sabar menunggu liburan datang? Libur akhir tahun adalah m...
-
Tanggal 27 Juli 2015 atau hari Senin kemarin menjadi hari yang tak terlupakan buat aku dan penduduk di kampungku (pemukiman tempat tingga...
-
Siapa yang suka ngerawat wajah saja, tapi suka lupa ngerawat badan?” Jangan… Dek yaa, segera tobat kalau nggak mau penuaan dini. Sejatinya ...
-
Figure 1 Tips Beli Toyota Vios Bekas Jika kamu ingin memiliki mobil dengan tampilan yang premium dan mesinnya bandel, Mobil Toyota Vios me...