Kubah Mesjid Raya Baiturrahman dilihat dari arah Taman Sari Sumber foto: Koleksi Pribadi |
Kota Banda Aceh
yang terletak di paling barat Indonesia merupakan ibukota dari propinsi Aceh.
Sejak jaman dahulu kota Banda Aceh sudah
ramai dikunjungi oleh para pedagang dari seluruh dunia. Setelah periode
anemisme, propinsi Aceh dipengaruhi oleh
budaya Hindu yang masih dapat dilihat dari beberapa situs di Aceh Besar serta
dari kebiasaan kebiasaan masyarakat yang masih tertinggal hingga kini. Setelah
periode ini, maka masuklah periode dimana agama Islam masuk ke wilayah ini.
Pada mulanya, arsitektur mesjid-mesjid di Aceh masih mempertahankan arsitektur
Aceh kuno yang sangat dekat dengan kebudayaan Hindu, namun seiring berjalannya
waktu, saat ini arsitektur kuno tersebut sudah sangat jarang sekali ditemukan.
Arsitektur mesjid di Aceh lebih banyak dipengaruhi oleh Arsitektur timur
tengah, maupun juga perpaduan diantaranya. Disamping itu juga muncul beberapa
mesjid yang bertemakan bangunan-bangunan modern.
Berikut penulis
akan mencoba mengulas beberapa Mesjid yang berada di kota Banda Aceh.
Mesjid Raya Baiturrahman
Mesjid yang
terletak di pusat kota Banda Aceh ini pada mulanya memiliki desain khas Aceh
kuno, namun setelah mengalami kerusakan parah akibat perang melawan Belanda,
pihak Belanda mencoba mengambil hati rakyat Aceh dengan membangun kembali
mesjid ini dengan Arsitektur yang baru.
Mesjid ini telah mengalami beberapa kali perluasan dari bangunan dasarnya yang berukuran 537,91 m2 menjadi 4.760 m2 dapat menampung hingga 9000 jama'ah. Dari mesjid berkubah satu yang dibangun pemerintah Belanda di tahun 1879-1883 Hingga kini memiliki tujuh kubah, dan empat menara.dan satu menara induk. Ruangan dalamnya yang dilapisi lantai marmer, buatan Italia. Membuat sejuk dan betah berlama-lama ketika berada di dalam mesjid.
Tampak samping Mesjid Raya Baiturrahman 1881 Sumber foto: google |
Tower Mesjid Raya Baiturrahman Sumber foto: Koleksi pribadi |
Mesjid Raya Baiturrahman di malam hari Sumber foto: Koleksi pribadi |
Mesjid Al Makmur
Mesjid Al Makmur
yang berlokasi di desa lamprit ini telah berdiri sejak 1979 namun mesjid ini sempat rusak parah pada Desember 2014 karena dihantam oleh gempa dan tsunami yang
dahsyat. Kemudian Pemerintah Oman memberikan bantuan untuk kembali membangun
mesjid ini dengan lebih megah dan bergaya timur tengah, sehingga terkadang ada
yang menyebutkan nama lain bagi Mesjid ini yaitu Mesjid Oman.
Mesjid Al-Makmur Lamprit Sumber foto: Koleksi pribadi |
Mesjid Baitul Musyahadah
Mesjid ini
terletak di desa Geuceu Kaye Jato, kecamatan Banda Raya, arsitekturnya yang
unik dan cukup menarik untuk disaksikan. Mesjid ini juga dikenal dengan nama
Mesjid Teuku Umar atau Mesjid Meukeutop, dikarenakan bentuk kubahnya yang mengadopsi bentuk kopiah
khas Aceh yang biasa dipakai oleh Teuku Umar dalam berperang melawan tentara
Belanda. Dahulu lahan Mesjid ini bmerupakan Taman Ghairah atau taman tempat bermain anak muda pada masa Kerajaan Iskandar Muda.
Tampak Kubah Mesjid Teuku Umar yang menyerupai kopiah khas Aceh Sumber foto: Koleksi pribadi |
Sisi lain dari Mesjid Baitul Musyahadah Sumber foto: Koleksi pribadi |
Mesjid Besar Pahlawan
Mesjid ini
terletak di desa Ateuk Pahlawan, persis di depan Taman Makam Pahlawan – Banda
Aceh. Sejak awal dibangun, mesjid ini sudah bergaya arsitektur timur tengah.
Posisinya yang cukup strategis membuat mesjid ini cukup ramai dikunjungi oleh
umat muslim baik siang atau malam hari.
Mesjid Besar Pahlawan Sumber foto: Koleksi pribadi |
Mesjid Peunayong
Mesjid ini
berdampingan dengan pasar Peunayong – Banda aceh, biasa digunakan oleh para
pedagang di pasar peunayong untuk beribadah. Letaknya yang berada di pinggir
sungai Krueng Aceh menambah komposisi keindahan dari mesjid ini.Mesjid Peunayong Sumber foto: Koleksi pribadi |
Suasana di Sekitar Mesjid Peunayong Sumber foto: Koleksi pribadi |
Mesjid Baiturrahim
Mesjid ini terletak di desa Ulee Lheue, Meuraxa. Dibangun oleh Teuku Teungoh yaitu ulee balang kemukiman Meuraxa pada tahun 1343 H telah mengalami beberapa kali renovasi. Pernah rusak parah ketika diterjang tsunami namun sekarang telah bisa dipergunakan kembali.
Mesjid Baiturrahim dari masa ke masa Sumber foto: http// kebudayaa.kemdikbud.go.id |
Mesjid ini terletak Peulanggahan, Meuraxa. Peulanggahan sendiri berasal dari kata persinggahan, karena dahulu tempat ini merupakan tempat persingahan bagi mereka yang menuntut ilmu. Pada mulanya mesjid ini berkontruksi dari kayu namun hancur diterjang tsunami dan menyisakan pondasinya saja.Kini telah dibangun mesjid baru dengan kontruksi beton namun tetap mengikuti arsitektur traditional Aceh sebagaimana bentuk Mesjid Teungku dianjong sebelumnya.
Mesjid Teungku Dianjong dengan kontruksi kayu Sumber foto: http// kebudayaa.kemdikbud.go.id |
Mesjid ini pada mulanya dibangun sebagai tempat belajar(dayah/pesantren) yang didirikan oleh Teungku Dianjong pada tahun 1769 M. Setelah kemerdekaan RI masyarakat setempat mulai menggunakan bangunan ini sebagai mesjid. Pada tahun 1982 setelah dipugar sebelumnya dayah ini diresmikan penggunaannya sebagai mesjid
Mesjid Teungku Dianjong kini Sumber foto:http://suarakomunikasi.com |