Punya talenta menulis cerita dalam SMS panjang, kenapa tidak mencoba membuat novel seluler sekalian. Seperti yang dilakukan seorang ibu muda di Jepang bernama Katsura Okiyama(25). Sambil mengasuh anak, ia memainkan jempolnya dan menulis lebih dari 100 SMS per hari atau sekitar 20 halaman yang dilakukan selama dua jam.
Satu SMS di Jepang bekisar 160 huruf. Bisa dihitung sendiri bagaimana sekian ribu SMS ditempuh untuk membentuk sebuah novel pendek. Bahkan hobinya ini pernah diulas di majalah Time di awal tahun 2008.
Demam novel seluler menyerang Jepang, China, India, Korea, Amerika dan Kanada. Sejumlah negara Eropa lain juga mulai kejangkitan trend ini.
Sementara di Indonesia sendiri trend menulis melalui SMS hanya sekadar SMS para idola, ramal-meramal , undian dan SMS lucu-lucuan. Terinspirasi dari kesukseksan Yoshi tercatat di The New York Times seorang anonim di Jepang sebut saja Rini (25) yang kemudian menulis sebuah novel lewat SMS yang kemudian dengan telaten disusun menjadi sebuah buku oleh rekannya dengan judul "If you".
Yang kemudian dicetak dalam kemasan hardcover dengan ketebalan 142 dan ludes mendekati angka cetakan 500.000 eksemplar. Novel If You menjadi salah satu dari 10 buku terlaris di Jepang (2007). Dan yang lebih hebat lagi lima dari 10 daftar terlaris itu adalah cell phone novels.
Cell phone novels pernah di bahas di jurnal sastra Bungaku-kai dengan tema "Will cell phone novels kill the author"edisi Januari 2007. Keita shosetsu atau "cell phone novels" dianggap sebagai cikal bakal genre baru sastra tulis di Jepang.
Di Jepang sendiri, kelahiran novel seluler itu mengundang banyak kontroversi. Gaya hidup berseluler-ria di Jepang sudah dianggap melewati ambang kritis. Ketergantungan gaya hidup mereka menyebabkan mereka membaca komik, mengakses internet dan membaca e-book dalam telepon jinjing. Mereka melakukannya setiap saat, di mana pun berada.
Serbi-serbi Novel Seluler
- Ciri-ciri"cell phone novel" yang dibatasi layar seluler menyebabkan ceritanya serba ringkas. Kalimat pendek-pendek dan penulisannya sangat spontan dan formal.
- Puluhan novel selulet yang akhirnya diterbitkan di Jepang masih mengangkat tema cinta sampai ada istilah pasar untuk novel ini sebagai "H-tek"aliad "Harlequin for Technology"
- Kehadiran novel seluler di Korea, Finlandia dan Amerika dianggap memacu budaya menulis dan membaca. Cell phone novels dianggap sebagai salah satu media alternatif yang mewadahi aktivitas keaksaraan.
Sumber tulisan dari sebuah kertas koran yang dijadikan bungkusan edisi juni tahun 2008, yang kucoba tulis ulang dengan bahasaku sendiri karena banyaknya bagian yang hilang. termasuk plagiat nggak yah tulisanku??