Dear calon menantuku,
Setelah jadi ibu,
baru aku menyadari akan hadirmu suatu hari nanti wahai calon mantuku. Kita
mungkin belum pernah bertemu. Tapi kuyakin karena cantik pribadimu engkau dipilih oleh anakku.
Sebagai ibu tentu saja aku bahagia punya menantu. Hadirmu
telah sempurnakan agama anakku. Jangan dengar mitos buruk tentang mertua.
Seperti yang kudengar dulu waktu jadi calon mantu.
Ibu mertua tidak sekejam ibu tiri, jangan cemburu akan
hadirku. Apalagi sampai menganggapku rivalmu. Itu tak perlu terjadi. Kita
mencintai orang yang sama. Mari bersama kita bahagiakan dia.
Setelah kalian menikah, kuharap tak ada jurang antara
kita. Karena kini kau bahagian dari keluarga. Kau bebas bercerita dan berbuat
apa saja, asal sesuai norma dan etika juga. Hormati dan sayangi aku seperti kau
hormati ibumu.
Jika ada yang membuatmu risau, jangan malu bertanya. Mungkin aku tahu jawabannya apalagi
menyangkut anakku. Dengan senang hati
kuberi tahu. Maka akan bahagia selalu hidupmu bersamanya.
Kumohon jangan berburuk sangka, apabila kubertanya ini
itu, sekadar ingin tahu. Mungkin ada yang bisa dibantu berdasarkan pengalamanku
jadi ibu terlebih dahulu.
Hidup memang cuma sekali, harus dinikmati. Tapi jangan
lupa kehidupan di akhir nanti. Jangan terlalu foya-foya. Hiduplah sederhana
saja walau kau kaya. Itu menjadikanmu lebih bersahaja dan bisa membantu sesama
Maaf jika ada kata-kataku yang salah. Apalagi sampai menyakiti hatimu. Sunggu aku tak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian.