Ibu mana yang tidak bahagia memiliki hobi yang sama dengan si buah hati. Apalagi hobi yang positif seperti menulis. Menulis selain dapat meningkatkan kreativitas, sebagai media belajar yang baik itu untuk melatih komunikasi dan berbahasa yang baik, self healing dan masih banyak lagi.
Minggu
6 Maret 2022 aku mengikuti zoom meeting
yang bertajuk menemani anak menulis cerita anak. Acara ini dipandu oleh
mbak Lita sebagai moderator. Dan diawali dengan kata sambutan dari mbak
Widyanti Yuliandari selaku ketua IIDN (ibu-ibu doyan nulis).
Sesi pertama dibawakan oleh mbak Anna Farida, seorang ibu rumah tangga yang juga merupakan seorang penulis yang produktif dan telah melahirkan seorang penulis juga yang merupakan anak kandungnya yaitu Qosima, yang telah menerbitkan buku seni berbicara ala ABG. “Ketika ibumu menjadi macan, bagaimana menaklukannya”
Sebelum
menulis tentu saja kita harus tau tujuan menulis itu apa? “Why writers write”
“To express thoughts, cause they love to, to tell about something
they love, to share experiences, to share feelings, to ask questions, to teach, to tell about important
events.” (Untuk mengekspresikan
pikiran atau gagasan mereka, nggak usah panjang-panjang, menulis :caption misalnya,
mereka menulis karena mereka suka, untuk menceritakan tentang sesuatu yang
mereka sukai dan yang mereka tidak sukai, untuk berbagi pengalaman, untuk
berbagi perasaan, untuk mengajukan pertanyaan, untuk mengajar, untuk
menceritakan tentang peristiwa penting.
zoom meeting IIDN |
Tidak semua anak bisa
melakukan secara mandiri, Di sinilah peran
orang tua diperlukan, mendampingi anak ketika menulis yang bermanfaat sebagai:
1, bonding ada ikatan antara
ortu dengan ortu.
2. sharing berbagi
pengalaman ortu kepada anak
3, fasilitasi memfasilitasi
peralatannya kertas dan sebagainya.
4. (encouranging) Mendorong, menyemagati ketika
anak sedang beraktivitas
5. Appreciating. Apresiasi
anak memberikan masukan atau kritik, disesuaikan dengan apa yang diperlukan
oleh anak.
Bagaimana mendampingi anak
menulis
modelkan jika kita ingin
anak suka menulis, kita jadi role modelnya. Lihat ibunya sering menulis,
anak-anak akan termotivasi untuk menulis juga.
beri inspirasi kenali minatnya, anak-anak sukanya tema apa
3.bantu mengembangkan
3.kenali minatnya
4. bantu mengarsipkan
5. Beri ruang untuk proses
setiap anak punya target sendiri
Mbak Anna juga mencontohkan kesulitan membuang
barang, ketika beresin barang semua
kenangan anak, coretan pertama ingin kita simpan, lihat gambar anak ingin
diarsipkan.
Arsip
bisa kita simpan folder, atau fasilitas online. Manfaatnya anak melihat saya
memiliki milestone tahapan untuk belajar. Ini menjadi penting agar anak tidak
membandingkan pencapaiannya dengan pencapaian diri. Dengan orang lain.
Membantu
mengembangkan dengan dibawah tulisannya dengan noted, dengan bertanya, tapi hanya sepintas2 kita
ajak mengobrol
Cara
membantu anak mengembangkan ide/tulisan.
Jika
anak masih kecil kita bisa membantu mengembangkan ide tulisannya dengan menggambarkannya.
Kita buat gambar. Misal disekolah adik mempunyai teman berambut panjang,
memakai tas pink, sepatu pink.
Bagi
anak yang sudah mulai besar kita bisa bantu dengan menuliskannya, memperkaya
tulisannya dengan memberi pertanyaan yang mengandung 5w (what, where, when,why,who) dan 1 h (how).
Selanjutnya
diskusikan apa yang mau mereka tulis sekaligus mengeksplorasi kemampuan dia
bagaimana.
Bagaimana menjaga konsistensi anak dalam
menulis
Untuk
menjaga konsistensi anak dalam menulis kita bisa membuat target bersama. Target
ini yang menentukan anak. Kemudian tentukan jadwal bersama, nikmati proses
bersama.
Tujuan besarnya dari menulis dengan
anak.
Bukan
semata-mata mengajak anak menulis, tapi bagaimana merekatkan ikatan kita dengan
anak menjadi sesuatu yang bermakna.
Sesi
Tanya jawab dibuka dengan pertanyaan mbak Lia yang sekarang anaknya hobinya
membeli komik, apakah harus dibatasi?
Saya
tidak cenderung tidak membatasi genre bacaan anak selama sesuai dengan usia anak,
tidak masalah. Tapi tetap ada batasan misalkan yang menimbukan pertanyaan yang
kita belum siap untuk menjawab.
Pertanyaan
selanjutnya kalau bagi anak baiknya nulis buku solo atau antologi dulu?
Kalau anak bagusnya antologi
dulu, nulis gantian bisa membantu untuk anak yang masih tk. Karena anak
nulisnya masih belum banyak-banyak.
Sesi
selanjutnya, sesi Qosima membuat semua
orang (aku tanpa sadar senyum sendiri) ketika Qosima membacakan pembahasan
tentang Handphone. Langsung terbayang kak vinka (anak sendiri) yang sedang
berbicara, benar-benar bahasa abg yang bicara mengalir begitu saja dengan lancer
sepert bahasa sehari-hari tanpa beban.
Membuat
semua peserta zoom meeting penasaran sejak kapan Qosima mulai menulis, dan
menurut penuturan mbak Anna, Qosima tertarik menulis sejak usia dia mulai bisa
menulis, dia suka surat-suratan. Nggak panjang-panjang, dia membuat tulisan hari
ini ingin lihat kakak pentas. Seperti itu tulisan pendek khas anak kecil.
Tak
terasa waktu telah habis, mbak Anna menutupnya dengan kalimat penutup
Setiap anak itu memeiliki
ide yang berbeda-beda. Menulis tidak harus jadi penulis, and timing is everything. Nggak perlu takut menuliskan apa yang
dirasa, mengajak anak menulis tidak selalu anaknya jadi penulis, itu hanya
salah satu tujuan hanya saja itu
Menulis tidak saja menulis
panjang, target terbesar kita meningkatkan kebersamaan, satu hal yang bisa kita
lakukan adalah mendampingi anak.
Benar-benar ilmu yang luar
biasa yang dibagikan mbak Anna dan Qosima. Semua jadi ingin punya anak yang
pandai menulis seperti Qosima. Yang kepo sama Qosima dan mbak Anna bisa yaa di
lihat di IGnya @annafaridaku dan @qosima_elanv.
Terakhir aku ingin ucapin
makasih banyak buat mbak Widyanti melalui mitra jenama atas kesempatan berharga
ini. Jadi termotivasi untuk ajak anak menulis.
Kemampuan menulis itu penting , maka mengajak anak menulis banyak manfaatnya. Tidak selalu anaknya jadi penulis, hanya salah satu tujuan saja. Terutama untuk membiasakan menuliskan apa yang dirasa. Jadi anak bisa ekspresif baik secara lisan maupun tulisan.
ReplyDeleteMenarik sekali writing kids class ini:)
Wah seru banget nih bisa ikut Writing Class. Nambah pengetahuan dan skill. Mana sama Teh Ana nih. Kangen deh sama beliau. Kapan ya terakhir ketemu? Udah lama banget. Salam buat Teh Ana :)
ReplyDeleteWah, seru mbak
ReplyDeleteWriting Class with Kids ini emang paling pas buat menemani anak menulis ya mbak
Pematerinya sudah berpengalaman
Wah seru banget nih acara writing class with kids sangat membantu sekali ya buat anak-anak supaya jadi suka menulis. Karna memang banyak banget nih manfaat menulis salah satu nya ya bisa ngeluarin uneg-uneg yang nggak mampu disampaika secara lisan ya jadi bisa dituang dalam bentuk tulisan.
ReplyDeleteWah keren banget mbak Khairia
ReplyDeleteAnaknya juga hobi menulis
Makanya pas banget ya KLO kemarin ikutan kelas Writing with Kids dari IIDN ini ya mbak
Senangnyaa...
ReplyDeleteGak semua anak senang berkelana dan bercerita melalui kata.
Anakku pun berbeda-beda nih, kak..antara anak pertama dan kedua. Semoga kemampuan literasinya semakin meningkat jika distimulasi dengan banyak membaca.
Ini namanya buah jatuh tak jauh dari pohonnya ya. Ibu yang seorang penulis, akhirnya sering menulis di rumah, dilihat oleh anaknya. Anaknya pun lalu memiliki ketrampilan menulis juga
ReplyDeleteMenarik sekali writing kids class next anakku Juga harus ikutan deh sekalian bakat nulisnya sudah Ada Story telling nya Juga bagusan dia malah sama aku...
ReplyDeleteSebuah kebahagiaan tersendiri bila minat dan bakat yang dimiliki orang tua ada yang menurun kepada buah hati. Selain ada teman kita juga bisa sharing dan saling mendukung ya
ReplyDeleteWaah senang ya jika anak-anak mempunyai hobi sama dengan mamanya. Sayangnya anak-anaakku tidak. Dulu pas masih kecil pernah distimulasi tiap hari menulis kegiatan mereka apa di sekolah. Tapi anak anak bosen. Emang sepertinya tidak berbakat menulis
ReplyDeleteSeru sekali kelas bareng IIDN, mbak. Banyak ilmu baru buat emak dam si kecil juga, ya. Enggak kebayang kalau nanti bisa collab nulis buku sama si kecil.
ReplyDeletebenar mbak, kalau anak mau suka menulis, kita ortunya harus jadi role model bagi anak yaa. Alhamdulillah senang sekali bisa mengikuti writing kids bersama IIDN. moga berkah ilmunya ya mbak.
ReplyDeleteMaaaak aaapa kabaaar
ReplyDeleteSeru ikutan writing class anakku juga suka inii. Pernah ikutN di tempat lain dan buktinya raffi sukaaak😍😍😍😍
Terima kasih banyaak maak sharingnya semoga berkah karena bagus disini udara enak ada keris ada nasi goreng dll
ReplyDeleteWah, menarik sekali ini kelasnya mbak. Betul ya, mengabadikan coretan si kecil ini penting sekali. Apalagi kalau anaknya suka menulis dan menggambar
ReplyDeletePasti seru kalau anak punya hobi yang sama dengan orang tuanya. Jadi bisa collab dan saling dukung ya. Anakku sekarang sih lebih senang cerita dengan gambar atau cerita langsung, pengen banget dilatih supaya bisa mencrahkan pikirannya melalui tulisan juga.
ReplyDeleteSetuju, belajar menulis tak mesti jadi penulis tapi dengan keahlian menulis memudahkan anak di masa depan, termasuk dalam bersekolah dan kuliah banyak membutuhkan skill menulis dalam pembelajaran..
ReplyDeleteRespon anak terhadap pembiasaan membaca dan menulis ini juga beda-beda mba. Anak sulungku tanpa diminta, dia udah ATM apa yang dilihat dari ibunya. Kalau yang anak kedua, sampai harus dimotivasi dengan segala cara hehehee...
ReplyDeleteMenurutku passion dunia kepenulisan emang udah terlihat dari kecil sih jadi buat remaja atau anak gitu udah bisa tuh diarahin buat ikut kelas menulis kayak gini biar terbiasa dan makin terasah kemampuannya
ReplyDeleteMelihat program dari IIDN ini, jadi inget betapa supportive-nya mereka dengan hobi menulis saya dulu Mak. Seneng banget kalo bisa lebih banyak lagi program semacam writing with kids seperti yang diselenggarakan IIDN ini :D
ReplyDeleteTerima masih sudah menuliskan review ini, Kakaaak. ;-) Sungkem dari Qosima.
ReplyDeletewah tersanjung banget dikunjungi sama mbak anna
Delete