Pandemi corona bukan berarti permasalahan sampah yang ada berkurang, malahan lonjakan limbah klinis dan kemasan plastis semakin bertambah. Penggunaan plastis meningkat hingga 80 persen dikarenakan peningkatan sampah rumah tangga akibat perubahan pola konsumsi masyarakat pasca penerapan kebijakan kerja dari rumah dan pembatasan sosial.
Hal ini disebabkan oleh ketergantungan yang besar pada layanan pengiriman makanan dan belanja
online di tengah pandemic, sementara daur ulang terus menurun.
Pada tahun 2019 yang lalu saja, Indonesia telah menghasilkan sampah sebanyak 190.000 ton setiap harinya. Jika masalah tersebut dibiarkan, TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tidak lagi dapat mengatasi sampah-sampah tersebut karena melebihi kapasitasnya.
Daripada membuang sampah ke TPA sebaiknya mulai melakukan gerakan zero waste sebagai solusi jangka
panjang yang lebih mumpuni.
Zero
waste atau bebas sampah secara sederhana
merupakan gerakan tidak menghasilkan
sampah dengan cara mengurangi kebutuhan, menggunakan kembali, mendaur ulang,
bahkan membuat kompos sendiri.
A JOURNEY OF 1,000 MILES BEGINS WITH A SINGLE STEP.”
-Lao Tzu
Bayangkan
jika semua orang melakukan zero waste tentu saja akan mudah untuk tercipta zero
waste cities yang merupakan program pengembangan model pengelolaan sampah
berwawasan lingkungan, berkelanjutan, dan terkonsentrasi di kawasan pemukiman,
yang bertujuan mengurangi beban pengelolaan sampah di tingkat kota/kabupaten;
membantu pemerintah mencapai target pengurangan sampah seperti yang pernah
dipaparkan oleh mbak Anilawati
Nureakhidin koordinator zero waste academy.
Program
ini sudah berlangsung di Denpasar, Gresik, Surabaya, Medan, Kepulauan Seribu,
Kota Cimahi, Kota Bandung, dan Kabupaten Bandung.
Di kotaku Banda Aceh meskipun belum zero waste city tetapi sejak tahun 2011 kota Banda Aceh merupakan salah satu dari 60 kota yang berkomitmen menandatangani piagam kota hijau tingkat nasional.
Ada 8 pilar yang menjadi targer terwujudnya kota hijau tersebut.
Yaitu
green planning & green design, green community, green open space, green
building, green energy, green transportation, green water dan green waste.
Green Planning dan green desain. Rencana RTH 3 Kawasan ( Hutan Kota Tibang, Krueng Aceh dan Ulee Lheu )
Pada aspek perencanaan Banda Aceh sudah memiliki master plan RTH Kota Banda Aceh dan bekerja sama dengan pihak Universitas Lokal maupun Internasional, untuk membentuk masterplan berbagai kawasan.
Hutan Kota Tibang |
Green Community
Disamping keterlibatan masyarakat desa dalam mendukung terwujudnya kota bersih dan hijuau, keberadaan komunitas peduli lingkungan di Kota Banda Aceh sangat berperan dan pada tahun ini peran mereka mulai terasa dan memberikan dampak bagi kemajuan kota. Setidaknya ada 42 komunitas peduli lingkungan yang tergabung dalam Forum Kolaborasi Komunitas Banda Aceh, yang terbagi dalam 4 cluster :
- Cluster
Heritage City
- Cluster
Youth & Social
- Cluster
Green City
- Cluster Smart & Creative city
Diantara kegiatan yang mereka lakukan
adalah menyelenggarakan Hari Peduli Sampah Nasional (World Clean Up Day),
lingkungan hidup expo dan
memberikan edukasi lingkungan bagi mayarakat Kota Banda Aceh
Pada tahun 2019 Pemerintah Kota Banda Aceh telah bekerjasama dengan 11 Komunitas lingkungan untuk melakukan Patroli Sampah di berbagai acara atau event keramaian di Kota Banda Aceh. Hal ini merupakan kampanye yang sangat efektif dan menjadi perhatian bagi pengunjung atau warga yang berhadir di event tersebut. Patroli sampah di event keramaian ini juga efektif mengurangi sampah hingga 43% dari total sampah yang ditimbulkan.
Berikut edukasi yang dilakukan oleh petugas patroli sampah untuk meningkatkan kesadaran sejak dini memilah sampah bagi anak-anak.
Sebagai
upaya untuk memanfaatkan kompos yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik,
di Kota Banda Aceh sudah dikembangkan 8 Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di
8 desa dengan tujuan untuk membantu perekonomian rumah tangga dengan kegiatan
membentuk kebun-kebun desa yang dikelola secara bersama dan hasilnya
dimanfaatkan bersama. Selain kelompok
KRPL Banda Aceh juga memiliki beberapa komunitas yang intens untuk melakukan
penghijauan di berbagai Ruang Terbuka Hijau Kota maupun Desa.
Aplikasi E-Berindah adalah aplikasi yang ditujukan kepada masyarakat sebagai bentuk untuk keikut sertaan masyarakat sebagai relawan yang peduli lingkungan. Saat ini eberindah sudah memiliki relawan hingga 535 relawan dan terdapat lokasi lelang sebanyak 243 titik lokasi. E-Berindah sangat membantu dalam meningkatkan kebersihan dan keindahan Kota Banda Aceh, terdapat 4.014 foto temuan dan ditindaklanjuti sebanyak 2.988 foto, sehingga dapat diperkirakan ada 70% yang telah ditindaklanjuti oleh para manager.
Layanan Pengaduan Sampah sudah memberikan dampak positif
bagi warga kota Banda Aceh dikarenakan setiap laporan yang masuk langsung
diteruskan kepada manager untuk ditindak lanjuti. Adapun Pelayanan Informasi
sekaligus sebagai sarana kampanye/sosialisasi lingkungan secara digital yang
telah kami terapkan melalui Media sosial, website dan Location Base Advertising
(LBA), serta 8 aplikasi pendukung dalam pelayanan DLHK3 Banda Aceh, diantaranya
seperti E-Berindah, LPJU (Layanan Penerangan Jalan Umum), Retribusi DLHK3,
Etree (Aplikasi Titik Koordinat Pohon di Kota Banda Aceh), HKBNI (Aplikasi
Website Informasi Layanan Hutan Kota Tibang
Green Open Space
Sejak
tahun 2009 Kota Banda Aceh sudah memiliki perda tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) dimana didalamnya telah ditetapkan rencana pengembangan RTH Kota
dan konsep dalam RTRW tersebut yang terus diupayakan untuk diwujudkan. Konsep
pengembangan RTH antara lain difokuskan pada pengembangan RTH di desa-desa dan
diharapkan setiap desa harus memiliki RTH desa yang dikelola oleh desa.
Untuk RTH private juga sudah diatur bahwa setiap persil bangunan harus memiliki RTH 30-40%, angka ini bahkan diatas target Undang-Undang Penataan Ruang yang hanya menargetkan 10%
Luas
RTH Publik Kota Banda Aceh saat ini sudah mencapai 14,3% dan setiap tahun terus
bertambah karena Pemko Banda Aceh selalu mengalokasikan anggaran untuk
pembebasan lahan milik masyarakat untuk dikonversi menjadi taman-taman dan
ruang publik hijau. Sehingga secara keseluruhan luas RTH Publik dan private di
Kota Banda Aceh sudah mencapai 23,2%
Revitalisasi
Jalur Hijau Sungai Krueng Aceh dan Krueng Daroy untuk cegah pencemaran air.
Program RTH Ramah anak dengan penyediaan sarana prasarana layak anak di 10 RTH aktif dan penyediaan kegiatan kerjasama berbagai komunitas. 2 lokasi Hutan Kota dekat dengan pantai sebagai Buffer Zone Kebencanaan
Kota Banda Aceh memiliki luas 5900,20 Ha dengan persentase RTH mencapai 14,31 % pada tahun 2018. Saat ini sudah ada 36 titik lokasi baik taman median, taman pulau jalan maupun taman/hutan kota yang sudah terpantau dan monev secara berkala yang terhubung dengan aplikasi e-berindah
Pada
tahun 2019 pembersihan taman sudah mencapai 187.213 m2 telah dilakukan
pemeliharaan. Diantaranya pemangkasan pohon terhadap 2.278 batang pohon yang
rapuh, penanaman kembali 2.893 batang pohon serta 24.318 polybag pada penanaman
bunga per tahun 2019.
Green Building
Banda
Aceh telah mengeluarkan surat edaran Nomor 660/0878/ tahun 2019 tentang
himbauan penerapan efisiensi konservasi energi di bangunan kantor/gedung/toko
seluruh wilayah kota Banda Aceh. Diantaranya dengan menggantikan seluruh lampu
type lampu pijar, mercury, son, sox dan fluorescent dengan lampu type Light
Emitting Diode (LED), menggunakan alat rumah tangga atau kantor yang bersifat
hemat energy dan ramah lingkungan, menggunakan listrik saat diperlukan dan
lain-lain.
Green Energi - Bersih Dan Terjangkau
Di
SDGS 7, energi bersih dan terjangkau. Rasio elektrifikasi kota Banda Aceh sudah
100%. Namun, penerapan energi terbarukan masih dalam tahap pengenalan. Pemko
juga sudah mulai memasang panel surya di atap kantor pemerintah seperti kantor
Bappeda.
Banda Aceh juga telah mengolah metana dari TPA dan instalasi pengolahan limbah tinja di Desa Gampong Jawa untuk energi terbarukan. Metana ini didistribusikan ke rumah tangga di sekitarnya untuk listrik dan memasak.
Banda
Aceh telah menggunakan gas metana dari TPA dan instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) di TPA desa gampong jawa, dan pabrik pengolahan blackwater sebagai
energi terbarukan yang digunakan oleh rumah tangga di sekitarnya untuk memasak
dan pasokan energi listrik.
Green Transportation
>60%
emisi karbon dari sektor transportasi
4
dari 5 populasi memiliki kendaraan pribadi
77%
perjalanan dengan sepeda motor
11%
perjalanan dengan mobil pribadi
BRT
Transkutaraja melayani 4 koridor
Saat
ini 40 unit bus dari 90 bus direncanakan
Green Water
Pengendalian
pencemaran meliputi pemantauan kualitas air sungai, sumur, kolam lindi TPA dan
IPLT, pemantauan kualitas udara dan pengukuran emisi kendaraan bermotor sserta
pemantauan kualitas tanah
PDAM
Tirta Daroy Banda Aceh merupakan salah satu yang terbaik dari 23 kabupaten/kota
di provinsi Aceh. Kota Banda Aceh beserta 17 Kabupaten/kota lainnya tepilih
untuk ikut serta di dalam program 100 0 100 yang merupakan program pemerintah
pusat dalam penanganan air minum, kawasan kumuh dan sanitasi.
Green Waste
Warga
Banda Aceh menghasilkan limbah 0,9 kg / kapita / hari. Persentase Pengurangan sampah
kini meningkat mencapai 12,44 % dari total sampah yang dihasilkan di tahun 2019.
Dengan demikian, sebagian besar sampah ditimbun (75,96%). Sebagian besar sampah di TPA Gampong Jawa di
distribusikan ke TPA Regional Blang Bintang.
Untuk
mengurangi limbah di tingkat masyarakat, mengunakan Sistem Waste Collecting
Point (WCP), sistem pengelolaan limbah berbasis masyarakat, di mana masyarakat
setempat mengelola, membuat kompos, mendaur ulang, dan menggunakan kembali
sampah mereka di tingkat masyarakat. WCP telah diterapkan di 9 desa. Sistem WCP
telah mengurangi 5,6 ton sampah pada tahun 2018.
Banda Aceh bebas sampah pada tahun 2025. Untuk menunjang
kegiatan tersebut disusun juga pedoman teknis penggunaan becak patroli sampah
melalui Surat Edaran Wali Kota Nomor: 660/0015 tentang Kebijakan Penggunaan
Becak Patroli Sampah Ditingkat Gampong Se-Kota Banda Aceh.
Untuk
mendorong lebih banyak daur ulang sampah, pemerintah kota menginisiasi bank
sampah untuk sampah plastik di sekolah dan kantor.
peraturan juga diperketat untuk mengurangi limbah, diantaranya dengan memberi sanksi warga yang tertangkap tangan membuang sampah sembarangan.
Kota Banda Aceh saat ini sudah memiliki 2 TPS3R yang
bertempat di Surin dan Lambung, 7 Gampong yang berpartisipasi dalam pengolahan
daur ulang, 1 Rumah kompos yang berpusat di Ilee Ulee Kareng serta 23 Bank
Sampah yang sudah tersebar di sebagian penjuru kota Banda Aceh. Sehingga total
sampah daur ulang mencapai 265,18 ton per tahun 2019 ini.
Semoga langkah kecil yang telah diambil bisa menjadikan Banda Aceh sebagai zero waste city aamiin.
https://majalahcsr.id/zero-waste-cities-program-baru-tangani-sampah-perkotaan/
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/10/070000165/mengapa-pandemi-corona-picu-lonjakan-limbah-plastik-di-asia-tenggara?page=all.
https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/17/105239620/gaya-hidup-zero-waste-untuk-menyelamatkan-lingkungan?page=all.
- sumber data dan foto dari pemerintah kota Banda Aceh
Membahas soal sampah,memang tak pernah ada habisnya ya kak. Mengingat masih banyak segelintir orang yang membuang sampah disembarang tempat.
ReplyDeleteSemoga dengan adanya gerakan Zero Waste di Banda Aceh ini dapat ditiru oleh provinsi lain nya agar lebih bijak dalam mengolah sampah
Salut banget deh dengan Aceh ini. Pemerintanya sudah ikut turun tangan dengan program zaro waste ini. Smeoga saja menular ke daerah lainnya terutama pekanbaru.
ReplyDeletewah keren ya aceh
ReplyDeletepemerintahannya sudah ambil bagian dalam program zero waste
semoga semakin banyak kota kota lain yg seperti ini
Wah keren banget Banda Aceh, Kak! Bukan cuma punya aplikasi E-Berindah tapi juga keterlibatan warga sangat aktif sampai ada kampung organik tersendiri. Dukungan pemerintah daerah juga sangat positif, aku berharap setiap daerah bakalan meniru langkah Banda Aceh. Kalau problem utama memang edukasi sih ke warga, kayak di tempatku. Pada sulit buang sampah atau memilah. Kami di rumah mulai memilah dan mengolah sampah organik biar ga menumpuk jd sarang penyakit. Dengan hidup zero waste gini, banyak keuntungannya ternyata ya. Yuk mulai dari kita sendiri.
ReplyDeleteIya edukasi warga ini yg paling sulit....apalagi kalo nggak ada kesadaran dari diri sendiri
DeleteWoww menarik nih menuju BAnda Aceh Zero Waste City. Menurutku memang selalu terdepan ya Banda Aceh itu. Dankini zero waste memang sudah makin diterapkan oleh masyarakatnya.
ReplyDeleteApa yg telah dilakukan oleh pemerintah Aceh ini sangat positif. Memang pemerintah ounya fungsi vital untuk mewujudkan kondisi lingkungan yg sehat dan bersih, termasuk upaya menjaga kelestarian lingkungan. Terima kasih utk sharingnya ya
ReplyDeletesemoga pengelolaan sampah yang baik dan sudah dicanangkan bisa memberikan efek bagus dan juga memberi kesadaran kepada seluruh asyarakat untuk ikut dukung programnya
ReplyDeleteAamiin
DeleteSenang sekali ketika menemukan banyak artikel tentang zero waste cities. Kemarin saya baca tentang Kota Bandung. Sekarang saya baca tentang Banda Aceh. Semoga makin banyak wilayah yang mulai menuju zero waste cities ya.
ReplyDeleteKeren sekali ka Banda Aceh, masyarakat nya sudah mulai sadar dalam hal pengelolaan sampah, apalgi itu sama kampung organik nya, jadi makin penasaran.
ReplyDeleteWah bagus sekali ya ada aplikasi E-Berindah. Jadi masyarakat juga ikut serta sebagai relawan yang peduli lingkungan. Semoga semakin banyak kota yang menerapkan zero waste cities seperti Banda Aceh yaa
ReplyDeleteZero waste di Aceh jadi contoh untuk daerah2 lain mestinya. Sampah udah jadi masalah global. Saatnya bergerak agak dunia bebas sampah
ReplyDeleteSuper banget kegiatan-kegiatan untuk mencapai Banda Aceh Zero Waste City. Semoga semakin banyak Zero Waste City di Indonesia ya, biar semakin sehat bumi kita.
ReplyDeleteSetuju banget mbak, saya mengalami sendiri... Sebelum pandemi biasanya saya kalau belanja bawa kantong belanja sendiri... Sekarang belanja online, plastik jadi numpuk terus :(
ReplyDeleteKeren banget usaha pemerintah banda aceh dalam menangani sampah...
Green transportation ini unik ya. Selain mengurngi polusi, juga meminimalisir kemacetan. Cakep!
ReplyDeletewah keren, kalau pemerintahnya tanggap dan bergerak begini mau tak mau masyarakatnya juga ikut serta. Semoga kesadaran masyarakat semakin meningkat ya, jadi kerja pemerintah tidak terlalu berat...
ReplyDeletegilaa mantab kota Aceh sekarang pemerintah daerah mendukung penuh progam zero waste city. Di lihat dari site plan mapnya sudah tertata bagus dan rapi pantas aja aceh otw zero waste city
ReplyDeleteBelum pernah menginjak kaki ke Aceh kak.
ReplyDeleteTpi jika ada terobosan baru makin pengen kesana dan melihat perubahan,,
Moga dimudahkan langkah kakinya ke serambi Mekkah aamiin
DeleteMenyenangkan sekali yaaa, semangat Banda Aceh zero waste city ini.
ReplyDeletesemogaaa sinergi antar semua pihak berjalan dengan baik, ya.
Semangaaattt
Bismillah semoga terkabul dan terwujud cita cita mulia seperti ini ya mba. Dans epakat dengan mba Nurul bahwa ini memang butuh sinergitas dari berbagai pihak :)
ReplyDeletesaya pribadi sering "takut" menggunakan istilah zero waste hehehe. terutama dalam aplikasi pribadi. Soalnya, untuk level saya, masih sulit sekali zero waste, yang bisa saya lakukan adalah meminimalkan sampah.
ReplyDeleteTapi paham banget sih, meski terasa impossible, konsep zero waste ini perlu digaungkan. Kan, bermimpilah setinggi langit, kalaupun nggak nyampe setidaknya masihs sampai bulan. Targetlah zero, kalau nggak sampai setidaknya sudah mendekati zero hehehehe. Dengan sudut pandang ini, zero waste memang jadi terasa tidak mustahil dilakukan. Toh, setiap orang sebenarnya bisa berkontribusi dengan tindakan sehari-hari. Dimulai dengan tindakan kecil, yang lama-lama terakumulasi jadi langkah besar.
Salut untuk kota-kota yang aktif mengimplementasikan program zero waste.
Program Zero Waste City ini berhasil berkat dukungan dan kerjasama pemerintah dan seluruh masyarakat di Aceh. Tentu diharapkan kini dan seterusnya berkesinambungan supaya pengelolaan sampah berkonsep, bisa didaur ulang dan berbagai solusi lainnya. Keren!
ReplyDeleteKalo pemerintah sudah memfasilitasi, tentu rakyatnya juga harus giat nih ikut bergerak supaya zero waste city bisa terwujud.
ReplyDeleteSemoga program Zero Waste ini mampu menggerakan masyarakat untuk menjalankannya ya, karena ini juga bisa mengurangi sampah yang ada ada sekarang dan tentunya bumi jadi sehat.
ReplyDeleteAplikasi E Berindah ini menarik banget ya Mak. Jadi laporannya beneran ditindaklanjuti. kalau yang aku tau, yang udah-udah nih cuma lapor di media sosial terus kayaknya cuma jadi wacana aja. Ga ada follow up gimana gitu. Mungkin ya. Semoga Aceh Zero Waste ini segera terwujud ya
ReplyDeleteBanyak sekali programnya pemda Banda Aceh ini untuk pengelolaan sampah.
ReplyDeletePatroli sampah di event keramaian ini menarik banget, biasanya kalau ada keramaian, maka sampah juga akan bertebaran
Salut banget dengan Banda Aceh. Semoga sampah semakin terkelola dengan baik. Saya juga sekarang kalau sampah sayur, diolah lagi jadi pupuk
ReplyDeleteBelum pernah ke Banda Aceh, tapi pengen banget kesana. Banda Aceh dari dulu terkenal dengan syariat islam, kalau beneran tahun 2025 juga bebas sampah pasti keren banget ya. Semoga suatu saat bisa ke Aceh apalagi sekarang sudah peduli dengan pengelolaan sampah.
ReplyDeletePengelolaan sampah memang butuh perencanaan yang super matang yah mbaa, dan tentu saja dengan dukungan dari berbagai pihak. Gak cuma pemerintah aja tapi dari masyarakat juga
ReplyDeleteSemoga Aceh bisa segera menjadi Zero Waste City dengan berbagai programnya yaah
Demi lingkungan yang lebih sehat dan tanpa sampah, tak mengapa kita buat sanksi ya. Semoga apa yg di cita citakan segera terwujud, aceh bebas sampah
ReplyDeleteSalut sama Pemerintahannya yang bergerak dahulu sehingga menjadi edukasi untuk ke bawahnya atau ke masyarakatnya.
ReplyDeleteBagus sekali kalau diterapkan juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Harus siap dengan denda kalau ketahuan melanggar aturan.
Nah benar ya, ternyata pandemi mempengruhi juga permasalahan sampah ya.
ReplyDeletejika pengirima menggunakan kardus saja, kemungkinan kurang aman untuk produknya. Nah, jadi muncullah buble wrape yaaa. Semoga ada cara dan solusi untuk mengurangi permasalahan sampah ini ya
Ini luar biasa sekali program Zero Waste City di Aceh. Yang bikin tambah semangat karena adanya dukungan penuh dari pemerintah setempat. Jadi mau nggak mau harus saling gotong royong antar warga untuk mewujudkan zero waste city.
ReplyDeleteaku baru tahu tentang program Zeei Waste Cities ini mbak
ReplyDeletesungguh program yg sangat solutif buat atasi sampah
harapannya semua kota di Indonesia bisa menerapkan zwc ini
Wuih keren bangeeet deh programnya. Harusnya semua Kota bisa nyontoh nih kaya Banda Aceh begini. Impian banget deh ya Zero Waste ini. Semoga lekas terwujud programnya. Biar bisa dicontoh kota-kota lain.
ReplyDeleteGo Aceh... Semoga tercapai ya tujuan dari program ini... Kota atau daerah lainnya juga nyusul bikin program zero waste city
ReplyDeleteSemua program bagus akan sia-sia kalau nggak ada dukungan kuat dari pemerintah ya, Mba.. salut nih sama Aceh. Pemerintahnya juga ikut peduli kesehatan masyarakatnya. Kalau ada program zero waste kan masyarakat jadi sehat semua.
ReplyDeleteBelum pernah ke Aceh jd belum bisa membayangkan kota di sana kyk apa. Ku kira ya bersih dengan masih banyak tanaman ijo2 hehe
ReplyDeleteTernyata sama berjuangnya ya. Bagus pemerintah daerahnya jg punya program2 ya utk sampah dll
Semoga beneran 2025 Aceh bebas sampah dan aku bisa ke sana aamiin :D
RTH penting banget sih, apakah juga diperhitungkan kalau dekat pantai gtu gak sih? Bgmn dgn keberadaan ruangan hijau mangrovenya? Msh masuk wilayahnya kah?
Semoga selalu aman ya Banda Aceh dari bencana alam akibat sampah kita sendiri
ReplyDeleteBanyak yang masih acuh tak acuh soalnya
Keren loh pemerintahan yang mampu mengajak masyarakat untuk menciptakan kota zero waste. Terutama kegiatan patroli sampah itu bagus banget. Menyadarkan masyarakat sebenarnya bisa dimulai dari sekolah-sekolah juga. Jadi sedari kecil anak-anak diajarkan untuk bertanggung jawab pada sampah yang dihasilkan sendiri.
ReplyDeleteMantep banget ini dengan programnya mba. Apalagi dengan adanya Zero Waste ya.
ReplyDeleteAttractive, post. I just stumbled upon your weblog and wanted to say that I have liked browsing your blog posts. After all, I will surely subscribe to your feed, and I hope you will write again soon! banda led 12V
ReplyDeleteJangan lupa mampir juga ke lampung, banyak tempat bagus dan oleh olehnya nya loh..
ReplyDelete