Kalau
dengar kata Papua yang terlintas di kepalaku langsung emas yang berada di Mimika salah satu kabupaten di
Papua, tepatnya di kecamatan Tembagapura yang merupakan lokasi tambang emas terbesar di
dunia milik Pt. Freeport Indonesia (PTFI) berada.
PT Freeport
Indonesia beroperasi di Papua sejak
tahun 1973 dan merupakan perusahaan
afiliasi dari Freeport-McMoran Copper & Gold Inc dan PT Indonesia Asahan
Aluminium (persero) (Inalum).
Freeport
saat ini memiliki tambang tembaga dan emas bawah tanah terbesar di dunia, yang
terus dikembangkan. Tambang bawah tanah ini bisa menghasilkan 3 juta ton
konsentrat per tahun atau 240 kg lebih emas per hari dari Papua dalam
konsentrat atau pasir hasil olah batu tambang.
Wow banget kan, terus dengan keuntungan
sebesar itu ada nggak yaa kontribusi Pt. Freeport Indonesia untuk Papua?
Tenang-tenang
pemirsa jangan nyinyir dulu, jangan baper dulu, jangan terbawa emosi akibat
tidak tuntas membaca informasi.
Berdasarkan
laporan lembar fakta Inalum, Pt. Freeport
Indonesia sejak tahun 1992 hingga 2017 telah memberikan kontribusi untuk Negara
dalam bentuk royalty, pajak, dividen dan pungutan lainnya sebesar US$ 17,3
miliar.
Yuk kita kupas lebih dalam lagi
kontribusi Freeport untuk Papua
Terdapat
4 Bidang kontribusi Freeport Indonesia untuk papua
1. Bidang
kesehatan
2. Bidang
Pendidikan
3. Bidang
Ekonomi
4. Bidang
Infrakstruktur
Dengan
sasarannya PTFI terlebih dahulu melayani masyarakat yang menerima dampak paling
besar operasi-operasinya 1) wilayah area kontrak karyanya, 2)
Kabupaten Mimika, 3) Propinsi Papua dan terakhir 4) Indonesia.
1. Bidang Kesehatan
Fasilitas
dan pelayanan kesehatan yang masih sangat terbatas mendorong PTFI dan LPMAK
membangun Rumah sakit Mitra Masyarakat (RSMM) di dataran rendah dan Rumah Sakit
Waa Banti (RSWB) di dataran tinggi, untuk membantu meningkatkan dan mempermudah
akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Rumah
Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) dioperasikan oleh Yayasan Caritas Timika Papua
(YCPT) dan dilengkapi dengan peralatan penunjang medis yang canggih untuk
mendukung pelayanannya.
Rumah
sakit yang dibuka pada bulan Agustus 1999 merupakan rumah sakit tipe C yang
menyediakan pelayanan empat spesialistik (bedah, penyakit dalam, kebidanan dan
anak) serta kunjungan regular.
Rumah
Sakit Waa Banti (RSWB) RSWB merupakan rumah sakit tipe D yang mulai beroperasi sejak 2001 dan melayani
masyarakat di wilayah dataran tinggi, RSWB juga merupakan rumah sakit pertama di Papua
yang mendapatkan akreditasi dari Kementrian Kesehatan pada tahun 2008.
RSMM
juga mendapatkan akreditasi untuk lima pelayanannya: Administrasi dan
Manajemen,Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Gawat Darurat, Keperawatan dan rekam
medis.
Pengelolaan
rumah sakit ini dijalankan oleh International SOS, sebuah perusahaan
internasional yang memiliki pengalaman professional dalam bidang kesehatan.
Klinik
Agar
seluruh lapisan masyarakat dapat terpenuhi terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan, PTFI dan LPMAK mensponsori beberapa klinik yang ada di Mimika.
Klinik-klinik tersebut tersebar di beberapa wilayah seperti: SP IX, SP XII,
Nayaro dan Pomako. Seluruh klinik tersebut dikelola oleh CPHMC (sebagai salah
satu section dari departemen SLD/CR).
Program
Kesehatan Masyarakat
Untuk
meningkatkan kualitas kesehatan PTFI melalui departemen CPHMC melakukan promosi
dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat melalui diskusi kesehatan, sesi
kelompok dan program berbasis kampung.
Program yang dilakukan CPHMC dan LPMAK berfokus pada
kesehatan ibu dan anak, pengedalian malaria, pengendalian HIV&AIDS, Pengendalian
TB dan air bersih dan sanitasi. Seluruh program kesehatan didukung dengan
program survey dan pengawasan dari tenaga kesehatan yang berpengalaman.
Senang banget dengar Timika sudah punya rumah sakit biarpun kelasnya baru tipe C. Warga Timika jadi tidak perlu mengeluh kejauhan lagi jika mau berobat.
ReplyDelete