Banda
Aceh adalah kota yang spesiial semakin lama aku tinggal di sini semakin aku
mencintainya.
Pertama
kali aku menginjakan kakiku di Banda Aceh ketika usiaku enam atau 7 tahun. Saat
itu liburan sekolah sekaligus liburan puasa dan lebaran.
Saat
itu juga, merupakan pertama kali aku mencicipi kuliner khas Aceh, ada sirup
kurnia yang dicampur timun surin, sie
reboh, kuah plieuk u, nasi goreng kampong. telur kelapa, kuah beulagong,
timphan, srikaya, meuseukat, mie Aceh dan masih banyak lagi, membuat aku selalu
terbayang untuk kembali lagi, mencicipi kulinernya kembali.
Mie aceh |
******
Ketika
aku kelas tiga SMP, ayahku mengajukan diri untuk pensiun dini karena rindu
kampong halaman. Beliau kemudian membeli
sepetak tanah untuk memulai hidup
barunya menjadi petani dan wiraswata dan itu juga membuat kami sekeluarga harus
pindah dari Bandung ke Banda Aceh.
Sembilan
tahun sejak pertama kali menginjakan kakiku di Banda Aceh, membuatku penasaran
bagaimana wajah kota Banda Aceh sekarang, apakah semua orang harus memakai jilbab
dan peci karena merupakan negeri syariah? Apa mereka tau teknologi terkini?
Setelah
benar-benar pindah ke Banda Aceh baru aku tahu jawabannya. Iya benar Aceh
letaknya di ujung Sumatera tapi itu bukan berarti orang Aceh gagap teknologi,
kampungan atau tidak trendi.
Iya
memang benar Aceh, bumi serambi Mekkah. Tapi itu tidak menghalangi orang
beragama lain juga hidup harmonis di Banda Aceh.
Kamu
bisa melihat komplek Pecinan di Peunayong di mana warga yang keturunan Cina
tetap menggunakan pakaian yang mereka suka tanpa tekanan harus berjilbab meski
agama berbeda.
Bahkan
kini perayaan agama lain juga mulai bisa disaksikan secara umum di Banda Aceh,
seperti bagaimana Etnis Tionghoa
merayakan Imlek. Itu bukti bagaimana
masyarakat Aceh sangat toleran terhadap pemeluk agama lain, dan setiap hari
berinteraksi dengan baik.
Memang
banyak hoaks yang beredar mengenai Aceh tapi lebih baik membuktikan sendiri
dengan datang ke Banda Aceh mengenai kebenarannya. Seperti ketika teman dekatku
bertanya perlukah membuat surat
izin pacaran, karena sekarang aku
tinggal di Aceh. Membuat aku langsung tertawa, wah benar-benar banyak hoaks
tentang Aceh yang harus diluruskan.
*************
Ketika
Desember 2004 melanda Aceh memporak-porandakan semua termasuk usaha keluarga
kami yang sedang maju-majunya. Membuat
semua harus diperjuangkan dari nol kembali. Sedih iya, trauma pasti ada, terpuruk
itu pasti, tapi itupun tak membuat kami ingin pindah ke tempat lain.
Kota
ini terlalu banyak menyimpan kenangan untuk ditinggalkan. Bagaimana nilai-nilai
agama melekat kuat, adat dijaga dengan
baik, kejujuran masih dijungjung tinggi.
Justru
bagiku pribadi Tsunami adalah teguran Allah SWT untuk lebih banyak memperbaiki
diri dan mendekatkan diri pada Ilahi. Mungkin kita terpuruk sebentar tapi
karena iman di dada mengajarkan kami orang Aceh jangan berputus asa,
bersama-sama kita memperbaiki, membersihkan, membangun Aceh, membentuk wajah
Aceh lebih mempesona daripada sebelumnya.
aku di barak pengungsian tsunami |
Sekarang
tak terasa sudah 814 tahun usia kota Banda Aceh. Kotaku terus berbenah dan
makin mempesona., makin banyak gedung-gedung tinggi, fasilitas pelayanan untuk
masyarakatnya juga makin banyak dan semakin baik.
Banda
Aceh meraih referensi layanan pendidikan di Aceh dari pemerintah Aceh, Opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan 2017 dari Kemendagri RI,
IKAPI AWARD kategori Social Achievement dari Ikawapi dan Predikat Kepatuhan
Tinggi terhadap standar Pelayanan Publik dari Ombudsman RI.
Kawasan kumuh di Banda Aceh juga semakin
tertangani bahkan menjadi obyek wisata baru di Banda Aceh sebagai bahagian dari program kota tanpa
kumuh seperti revitalisasi Krueng Daroy
yang menjadikan kawasan ini menjadi obyek wisata baru.
Jalan-jalan sore di Taman Krueng Daroy |
Pemerintah
kota juga telah berupaya maksimal mempromosikan kota ini, baik dengan
mengundang investor dan menggelar berbagai acara yang dapat meningkatkan
wisatawan berkunjung ke Aceh yang secara otomatis itu juga berpengaruh pada sektor
ekonomi yang menjadi sangat dinamis dengan menempatkan sector pariwisata,
perdagangan, hotel dan restoran sebagai unggulan kota.
Masih
membahas mengenai wisata, Banda Aceh
memiliki paket destinasi wisata plus-plus yang asyik dan unik. Ibarat kata
pepatah sekali dayuh dua tiga pulau terlewati begitu juga dengan paket wisata
di Banda Aceh, sekali pergi kita dimanjakan dengan paket lengkap wisata yang
sarat khazanah budaya.
Pesawat RI-01 |
Mulai
dari wisata budaya, wisata sejarah seperti gunongan, museum Aceh, Taman
putroephang, monument pesawat RI-0.
Wisata
makam seperti makam Sultan Iskandar Muda, kuburan massal, Kerkop Peutjoet, makam Syiah Kuala.
Museum tsunami |
Wisata
tsunami seperti ke Museum Tsunami, PLTD apung, Kapal di atas rumah. Wisata
bahari Pantai-pantai di Banda Aceh tak kalah bagusnya dengan pantai lain yang
ada di luar negeri atau pantai yang ada di Bali seperti pantai
Ulee Lheu, Alue Naga, Kampung Jawa, Pantai Syiah Kuala. Wisata alam ke hutan
kota Tibang, hutan kota Rusunawa.
Wisata kuliner seperti menikmati kuah
beulagong, sie reboh, sie itiek, kuah
pliek u, timphan, srikaya, meuseukat, kopi, sanger, mie Aceh, kue bhoi, karah,
telur kelapa, keumamah, kuah asam keueng dan masih banyak kuliner khas Aceh lainnya yang wajib kamu
coba.
kuah beulagong |
Wisata
belanja ke pasar Aceh, Suzuya Mall, car free day dan masih banyak lagi
destinasi wisata lainnya, “benar-benar plus-pluskan.”
Berkunjung
ke Banda Aceh akan menjadi pengalaman berharga karena banyak hal yang dapat
dipelajari dari sejarah, budaya dan tak ketinggalan kulinernya yang bikin lidah
berdansa.
Enaknya
lagi kalau kamu berlibur di Banda Aceh hanya memerlukan waktu beberapa menit
saja jika ingin berwisata dari satu tempat ke tempat lain. Tidak perlu
bermacet-macet ria di jalan seperti di kota-kota besar.
*******
Oya,
sekarang aku sudah menjadi ibu beranak tiga, tapi kekaguman dan rasa cintaku terhadap Banda
Aceh dan penduduknya semakin menjadi.
Seperti
hari minggu tanggal 21 April 2019 kemarin, aku mengantar anakku yang pertama mengikuti
lomba mewarnai di taman Putroephang saking tergesa-gesanya aku sampai tak sadar
jika kunci sepeda motor masih tertinggal di motor.
Aku
baru menyadari kunciku hilang ketika hendak pulang, panik sudah pasti,
berkeliling taman sudah kulakukan tapi kunci motorku belum juga ditemukan.
Hingga akhirnya petugas parkir taman Putroephang menegurku, “Kenapa kunci
kereta dibiarkan saja, kalau hilang bagaimana siapa yang harus bertanggung
jawab?” sambil mengembalikan kunci sepeda motorku.
“Masya
Allah, Allah Akbar, di tahun 2019 masih ada orang baik dan jujur, padahal bisa
saja motorku diambil, dijual. Hasilnya pasti lebih besar dari gaji si bapak
tukang parkir tapi seperti kataku di awal kejujuran masih nomor satu di Aceh.
Jadi
jika kalian masih bingung kenapa harus ke Banda Aceh, kenapa aku jatuh cinta
dengan kota ini jawabannya ada di video ini. Jadi tunggu apalagi ayoo ke Banda
Aceh dan rasakan sensasinya.
Semua foto merupakan koleksi pribadi
wuah keren ya
ReplyDeletedalam hidupku, aku harus ke Aceh, minimal sekali aja
sebagai pengingat bahwa saya pun punya rasa iba dan duka mendalam terhadap saudara2 di aceh
Masyallahh, Masih dijunjung tinggi tingkat kejujurannya di Aceh mbak
ReplyDeleteAlhamdulillah juga Aceh semakin berbenah dan menjadi lebih baik lagi hingga kini. Smeoga suatu saat nanti bisa berkesempatan dapat berkunjung ke serambi Makkah ini, amin ^_^
kayaknya kalau ke Aceh aku bakalan banyak jajan, banyak yang harus dicicip
ReplyDeleteHanya bisa bilang, keren. Dan ku jadi makin pengen ke museum tsunami. Ingin menjejak tentu saja
ReplyDeleteAku bertanya-tanya sama diri sendiri, kapan ya bisa ke Banda Aceh? Mupeng. Aku pernah ke Aceh waktu kecil, tapi bukan Banda Aceh-ya. Waktu itu aku liburan ke tempat papaku dinas. Selama di sana kerjanya cuma berenang di laut sampai malamnya sakit.
ReplyDeleteSemoga akan sempat kembali berkunjung ke Aceh bareng suami.
Sama sekali belum pernah ke Aceh.., tapi sering makan mie Aceh.., itu mie Aceh sekali gede bikin laper hahah
ReplyDeleteNegri kita kaya akan kuliner..punya cita rasa khas..masing2..
Jangan ada yang sampai..boikot masakan sendiri..ntar kalo diakuinya negara lain nyesel..
#loh ini kemana bahasan..
Wkwkw
Kak heri, kita sama-sama di banda aceh tapi belum pernah sekalipun ketemu ya. Heheheh
ReplyDeletemantul banget nih di kota aceh banyak juga makanan dan kota wisatanya pun ada banyak banget jadi pingin kesana
ReplyDeleteWow usia kota Banda Aceh sudah 814 tahun, luar biasa, saya pengen banget ke Banda Aceh karena ada paman dan bibi dari pihak suami yang tinggal di sana tapi belum kesampaian juga nih, moga ada rezeki bisa ke sana
ReplyDeleteLogatnya gak kaya orang Banda Aceh sama sekali, kak Khairiah.
ReplyDeleteAku juga dulu numpang lahir di Sumatera Utara, tapi yang pernah ke Banda Aceh, hanya Bapak dan Ibu.
Aku belum pernah menginjakkan tanah ke Kota Serambi Mekah ini.
Kagum sama kesholihan kota ini...
Tergambar jelas...
Oh kalau nyebut motor itu kereta, eh sama gak sih kyk org Malaysia mbak?
ReplyDeleteUntung maish rezeki yaaaa....
Wah sudah setua itu ya kota Banda Aceh...
Btw aku pengen jg nih ke Aceh, aku blm pernbah nginjek tanah Sumatra hehe...
Aku belum pernah ke Aceh nih. Inget pas tsunami sedih banget rasanya..alhamdulillah sudah bisa bangkit ya Aceh. Kalai di Jogja ada beberapa resto Aceh gitu aq suka pesen mi Aceh
ReplyDeleteaku pengen banget ke banda aceh, makan mie aceh langsung disana hehe.. blum kesampaian ke ujung barat Indonesia.. ke timur terus :(
ReplyDeleteBelum pernah ke Banda Aceh sayaa. Moga ada rezeki bisa berkunjung ke Serambi Mekkah. Kagum dengan semangat juga masyarakat di sana. Bisa bangkit setelah tsunami.
ReplyDeleteBaca bagian sekarang Aceh lebih terbuka sama agama lain bikin adeeemm. Moga2 toleransi makin meningkat ya di sana. Dan moga2 aku bisa menyambangi Aceh suatu hari. Penasaran sama mie aceh dan kopi asli sana tuh
ReplyDeleteAceh yang paling aku inget adalah makanannya. Karena aku ga pernah kesana.. Mie aceh roti cane.. Enak sekalikk
ReplyDeleteJadi enggak bener ya setiap orang menggunakan kerudung di sana (yang perempuan)? Kiraiiinn... soalnya kapan hari temanku dinas bbrp lama di sana, koq tetep disuruh menggunakan kerudung.
ReplyDeleteKulinernya asyik2 kalau di Aceh ya, yang jelas terjamin halal karena kan bumi Serambi Makkah. Aku suka banget dengan Mie Aceh. Di Semarang udah ada beberapa yang jualan, sukaaa banget kulineran menikmatinya bareng keluarga.
Masya Allah kerennya mba.. aku dari duku suka sekali dengan provinsi Banda Aceh.. ingin sekali bisa kesana..
ReplyDeleteAku kok penasaran sama Mie Aceh tu gimana rasanya yah mbak
ReplyDeleteKok aku pernah tahu gitu ada yang bilang rasanya enak. dan segi enaknya itu kek gimanaa, yg pengen nyobain dehh wkkwkw
Aceh dg hukum Islamnya tidak seseram yg dibayangkan ya mba. BTW, ngiler dg mie Acehnya
ReplyDeleteAhh semoga one day bisa ke Aceh. Banyak tempat dan kuliner yang pengin dicoba. Sampai sekarang belum nemu mie Aceh yang cucok. huhuhu
ReplyDeleteDari kuliner yang disebut, aku baru nyobain Mie Aceh. Itupun nyobainnya di Jakarta. Hihihi. Beruntung tukang parkirnya jujur ya, Mbak. Masih rezekiiii.
ReplyDeleteAkupun jadi pengen ke Banda Aceh mba. Di komplekku ada orang Aceh juga, jadi suka cerita keindahan dan kuliner yang enak disana.
ReplyDeleteSaya penasaran dengan Banda Aceh. Pengen suatu saat bisa ke sana.
ReplyDeleteMie Aceh tuh salah satu makanan kesukaanku, mba...kalo belinya di Aceh rasanya jauh le lebih enak kali ya.... :)
ReplyDeleteAku belum sampai ke Banda Aceh nih mba.. doakan bisa tiba di sana ya segera. Cantik!
ReplyDeleteSuamiku pernah ke Aceh. Waktu mengurus bantuan untuk pengungsi Rohingya di Aceh. Dan sampe sekarang doyan banget makan mie Aceh untungnya di Jogja ada yg jual mie Aceh ibi
ReplyDeleteBelum pernah ke aceh tapi ngerasakan kulinernya mi aceh udah pernah dan enak banget
ReplyDelete