Gadget
seperti pisau yang bermata dua, satu sisi memang dibutuhkan, sisi lain
pengunaannya bisa bikin ketagihan dan melupakan kewajiban dan tugas lainnya.
Dengan
gadget keluarga yang jaraknya terpisah jauh bisa menjadi terasa dekat, tapi
sayangnya keluarga yang dekat jadi
terlupakan karena semua terlena gadget.
Membaca
tulisan mbak yervi hesna di blognya keb mengenai Mencegah Anak Kecanduan Gadgetdengan Disiplin Positif, aku jadi ingat beberapa pengalamanku sendiri.
Disadari
atau tidak anak kecanduan gadget itu penyebab utamanya adalah orangtua. Kenapa
orangtua? Karena semenjak kecil anak dibiasakan dengan gadget, sewaktu menyusui
ibu memegang gadget, ketika anak ingin bermain terkadang orang tua terlalu
lelah dan memberikan gadget sebagai solusi.
Sebelum
mendisiplinkan anak untuk menggunakan gadget sebaiknya orang tua terlebih
dahulu yang mendisiplinkan diri menggunakan gadget, karena anak mencontoh
tingkah laku orangtua.
Pastikan
ketika jam-jam anak membutuhkan perhatian orangtua seperti saat mengerjakan
pr,sedang menghadapai ujian, ingin berdiskusi, orangtua menyimpan gadget
sebentar. Bahkan kalau perlu sebelum anak-anak tidur malam sebaiknya orangtua
meminimalisir penggunaan gadget.
Kecanduaan
gadget pada anak bisa dihindari jika orangtua menyadari pentingnya kehadiran
mereka untuk tumbuh kembang anak dan gadget tidak bisa menggantikan itu
Seperti
salah satu iklan produksi Thailand kalau tidak salah, tentang sebuah keluarga
yang ingin membelikan smartphone untuk anaknya yang berusia sekitar lima
tahun.Kemudian salesnya berkata agar datang kembali sepuluh tahun lagi, karena yang dibutuhkan anak pada usianya sekarang adalah kasih sayang dan
perhatian dari orangtua.
Sebuah
percobaan juga pernah dilakukan dilakukan pada dua anak kembar guna mengetahui
pengaruh gadget pada anak. Satu anak belajar menggunakan gadget, satu anak
belajar secara manual menggunakan alat peraga, dan arahan guru.
Terbukti
anak yang menggunakan gadget ternyata konsetrasinya lebih rendah meski belajar
dengan materi yang sama dibandingkan saudaranya yang belajar manual. Hal ini
dikarenakan gadget secangih apapun hanya merupakan sarana belajar satu arah.
Untuk
belajar lebih baik seorang anak membutuhkan sarana belajar dua arah alias diperlukan komunikasi dua arah perlu terjadi interaksi, anak bisa bertanya pada
guru, ada tatap mata, ada sentuhan, ada emosi yang dilatih selama belajar.
Selain
itu kecanduan gadget juga sangat membahayakan, anak menjadi hiperaktif, emosi
tak terkendali, bisa menyebabkan kebutaan hingga kematian. Iya benar kematian,
kadang saking terobsesinya dengan game digadget dan terlebih tak ada kontrol dari orangtua, sang anak terus bermain dengan
gadgetnya hingga lupa makan, lupa minum serta kurang istirahat.
Belum
lagi sekarang ini banyak sekali beredar diyoutube video dengan tokoh-tokoh
kesayangan anak-anak, seperti frozen dan spiderman, hanya saja mereka membuat
adengan orang dewasa dan vulgar, sama sekali tidak pantas ditonton oleh
anak-anak, tapi
ironis jutaan viewer dari video youtube itu justru datang dari penonton anak-anak.
Berapa
anak harus terkontaminasi hal negatif sebelum waktunya?Kita bisa mencegahnya
dengan tidak tetap mengawasi anak-anak kita ketika bermain gadget atau ketika
terpaksa sekali dan kita sempat mengawasi mereka, pastikan ada fasilitas
parental control di gadget mereka sehingga mereka tidak bisa mengakses
sembarang content, yang tidak kita izinkan.
Memiliki
dan mengunakan gadget bagi anak mungkin sangat menyenangkan dan bisa dipakai
buat gaya-gayaan, tapi efek negatifnya lebih banyak daripada positifnya. Mencegah
sebelum kecanduan lebih mudah daripada mengobatinya.
Arahkan
anak dengan kegiatan-kegiatan positif seperti mewarnai, olahraga. Jika anak
penasaran dengan gadget kenalkan content positif tapi batasi penggunaanya
saran dari saya mbak, untuk search engine ganti saja jangan dengan google.
ReplyDeletekarena sekarang ada search engine khusus untuk anak-anak besutan google juga. namanya Kiddle "Safe visual search engine for kids"
ingin coba? langsung saja ke alamatnya
https://www.kiddle.co/
set halaman itu untuk default homepage di Smartphone maupun laptop agar jika anak-anak mengakses tetap aman.
Gadget itu fungsikan saja kayak another games console plus bisa ditelepon oleh orangtua. Jadi buat kayak gimbot jaman dulu aja. Game yang kita atur kapan mainnya. Ngga usah online. Belum saatnya anak online ke INTERNET. Kecuali intranet sekolah yang secure.
ReplyDeleteIya aku juga udah siap2 waspada perihal ini
ReplyDeleteNanti kalau aku punya anak, aku udah ancang2 untuk siap menjauhkan anak dari gawai
Hmmm tapi... Tapi... Suami aja belum punya, apalagi anak ��
wkk...aku ngikik baca komennya Rhos...
ReplyDeleteBtw,
Aku juga termasuk orangtua yang sangat - sangat membatasi gadget.
Agak KZL kalau ngeliat orangtua membebaskan anak memegang gadget lama-lama supaya gak repot.
Huh!
Kalau sudah baca artikel tentang gadget dan anak sering merasa bersalah juga,karena sudah membiarkan anak saya ditemani gadget,tapi sekarang lagi diet gadget bangetlah
ReplyDeletewah ilmu yang bagus nih, belakangan memang saya khawatir gladio yang umum 9 bulan seneng nonton lagu anak di youtube, saya menghindarinya dengan unduh videonya dan tampilkan di laptop, setidaknya layarnya lebih gede dan cukup menyehatkan
ReplyDeleteTapi saya juga perlu melakukan tips ini nih sebelum Gladio bener-bener dewasa, yah saya akui harus mulai dari saya dan istri terlebih dulu untuk disiplin gadget
Ngeri memang kalau membayangkan gadget di tangan anak2. Orangtua harus cerdas meilah tontanan dan game aplikasi. Kalau tidak dikasih gadget juga kasihan dia karena melihat teman2nya yang lain pada gadget semua. Jalan tengahnya mungkin memberlakukan jam gadget di akhir pekan atau jam tertentu setiap hari.
ReplyDeleteAku ngajakin ponakanku pakai gadget, laptop tapi diawasi dan porsinya dikit. Intinya biar dia tahu dan gak gaptek amat. Ngerinya kalau apa2 gadget, ngrengek dikasih, main harusnya hepi malah pegang hp mulu. Jadi gak sehat deh. Ortunya kudu prihatin deh
ReplyDeletebtw, iklan Thailandnya aku blm liat. Kalau ada sales kaya gitu,TOP lah. Mau beli hp suruh balik 10 th lagi
Anak perlu juga di kenalkan gadget..tapi orang tua juga harus disiplin...jangan sampai anak kecanduan...
ReplyDeleteApalagi gadget bisa jadi sarana edukasi..bukan sekedar main game aja..
Ya, gadget memang ibarat pisau bermata dua bagi anak. Namun, jika aku sudsh punya anak (ya, aku memang belum punya istri, or even pacar), mungkin aku mencoba untuk melakukan sedikit parental control dengan anak. Jadinya, aku mungkin tidak akan beliksn anak itu gadget. Namun, materi-materi lembelajaran mungkin ada melalui gadget punya saya. Semoga aja sih terwujud. Amin.
ReplyDeleteKalau sudah lelah banget aku juga akhirnya memberikan gadget untuk Ghaza tonton. Merasa bersalah si, tapi butuh istirahat bagai daripada menggila, hahaha...
ReplyDeleteYang kesalnya karena belum punya rumah sendiri, peraturan yang dibuat itu sering dilanggar oleh orang lain
sulit juga sih, anak kecil jaman sekarang nggak terpapar gadget. Mungkin masih boleh dilihat dan digunakan, yang terpenting batasi gadgetnya. Dan benar, ajak anak interaksi lebih sering, daripada membiarkan anak nonton di gadget
ReplyDeleteSebaiknya ngga deh. Soalnya kalau dibawah 5 tahun dan ngga dikontrol bisa bahaya. Anak temenku udah 5 tahun ngga bisa ngomong karena kebiasaan asik maen sama gadget. Bahaya banget
ReplyDelete