Pelecehan
seksual dua kata yang semakin hari semakin merajela dan membuat resah para
orangtua terutama yang memiliki anak perempuan.
Membaca tulisan mbak Swiandi atau akrab di panggil dengan nama mbak Wian, di
blog KEB mengenai cara melindungi anak dari pelecehan seksual di sini. Membuat aku
teringat pengalamanku sendiri sewaktu kecil melihat langsung bagamana pelecehan
seksual pada anak bisa terjadi.
Tapi tiba-tiba langkah kaki anak SMP itu
terhenti dan aku mendengar dia menangis. Segera aku hampiri dan bertanya. “Kenapa
Kak?”
Dia
menjawab kalau dadanya di remas oleh laki-laki baju putih yang barusan lewat.
Bisa kamu bayangkan di jalan umum, sambil lalu, seseorang yang tidak kamu kenal
dengan sengaja meremas bagian vitalmu dan berlalu begitu saja,seolah tak
terjadi apa-apa.
Itu
masih belum apa-apa, masih pengalamanku masih SD ketika kami berjalan bersama
aku dan dua temanku (waktu itu mungkin aku duduk di kelas empat SD). Tiba-tiba
temanku berteriak “ Gila” pada tukang bubur yang biasanya sedang membawa gerobaknya pergi meninggalkan
sekolah kami.
Sontak
aku bertanya kenapa?
Jawaban
temanku cukup bikin aku geleng-geleng kepala. Bayangkan seorang tukang bubur
yang biasa mangkal di sekolah kami berani dan sempat-sempatnya memegang bagian sensitif temanku dengan sebelah
tangannya sedangkan tangan yang lain mendorong gerobaknya dan berlalu begitu
saja seolah tak terjadi apa-apa.
Dan
kami selaku anak SD pada saat itu benar-benar nggak tahu harus berbuat apa-apa
ketika ada orang dewasa berani kurang ajar dan melakukan pelecehan seksual.
Cerita
nggak berhenti sampai di situ, aku sendiri pernah mengalami pelecehan seksual
di angkutan kota sewaktu kuliah. Pertama waktu naik labi-labi (sebutan angkutan
kota di Aceh).
Saat
itu jam padat-padatnya anak sekolah dan rata-rata labi-labi yang ada penuh
semua dan hanya menyisakan tempat sedikit untuk duduk. Tapi karena aku
buru-buru tetap naik juga.
Kebetulan
di sebelahku duduk bapak-bapak,mulai merasa aneh waktu bapak-bapak itu
memasukan tangannya ke dalam saku celananya yang bersebelahan denganku. Awalnya
aku nggak ada curiga, mungkin dia mau ambil ongkos, tapi makin lama makin ada
yang terasa yang janggal.
Kenapa
arah tangan di dalam saku itu begitu terasa memegang pahaku. Segera aku pelotin
bapak-bapak yang nggak tahu aturan itu hingga akhirnya dia menghentikan aksinya
dan tak berani melihatku.
Kalau
aku nggak buru-buru pasti aku turun terus aja, jijik banget dekat bapak-bapak
nggak tahu diri. Bisa aja aku teriak biar satu angkutan ngelihat, si Bapak tuh
malu dan memberikan efek jera.
(Tapi
entah kenapa aku nggak teriak pada saat itu). Mungkin aku terlalu takut
orang-orang di sekelilingku pada saat itu malah tidak percaya apa yang
kukatakan. Mungkin si Bapak nggak tahu diri akan membela diri mati-matian dan
mengatakan aku berhalusinasi. Terlalu banyak kemungkinan dan akhirnya aku
memilih diam.
Masih
pada saat aku duduk di bangku kuliah,
pelecehan kedua terjadi kali ini pelakunya seorang kakek-kakek. Kebetulan
bangku kosong yang masih tersisa hanya ditempat kakek itu.
Modus
masih sama seperti bapak-bapak di labi-labi itu, hanya saja kakek-kakek itu
lebih berani dan kurang ajar. Padahal aku sudah melindungi pahaku dengan tangan
masih saja dia coba meraba lewat saku
celananya, benar-benar gila.
Sempat
terpikir untuk teriak tapi kalau kakek itu dikeroyok massa dan mati gimana?
Pelecehan seksual terus terjadi karena banyak para korbannya hanya diam. Diam
untuk menyelamatkan diri, diam karena itu adalah aib dan tak pantas diumbar
sehingga pelakunya terus berkeliaran bebas di luar sana mencari korban baru.
wah mbak, begitulah ya , banyak yg nyebelin kaum laki2 yg gak pernah diajarin tentang menghormati perempuan
ReplyDeleteSekarang ini juga hukum ga berpihak banget sama korban pelecehan seksual. Kalau ada korban, keluarga memilih diam karena dianggap aib keluarga :(
ReplyDeleteIya sedih banget
DeleteNgeri ya sekarang..makanya aku fokus sm anak lelakiku, nyiapin dia jd aqil baligh yang balik. Yg takut akan Tuhan. Krn dunia ini kejam. Krn dlu pas SD aku jg sering denger crita temenku ttg pelecehn yg dialami,dan itu aku ingat sampe sekarang.huhu
ReplyDelete*yang baik
ReplyDeleteAku pernah mengalaminya mba wkatu dibus karena aku ketiduran dan terbangun karena gerayangan dipahaku saat itu aku mau teriak susah kulupa lagi pernah baca mengapa perempuan saat dalam keadaan seperti itu tak bisa teriak ada penjelasan dari sisi ilmiahnya tapi beneran lupa. sebenarnya bukan karena diam juga mba. Kalaupun dikasuskan ada banyak pertimbangan juga yang pada akhirnya memilih silent. Semoga keluarga kita selalu dilindungiNya aamiin
ReplyDeleteAku bingung mau komentar apa. Miris dan hal seperti ini masih aja terus terjadi
ReplyDeleteJaman aku SMA meski hati-hati saat nyebrang jalan, supir angkot yang sambil lewat kadang dengan kurang ajarnya dengan sengaja menyenggol dada kita, pernah terjafi sama teman yang hendak menyebrang bersama ku, kesalnya luar biasa, supir angkot langsung ngebut kabur.
ReplyDeletePenyakit ini semakin dekat berada di lingkungan kita. Waspada dan jangan sampai orang terdekat mengalaminya
ReplyDeleteNaudzubillah...
Ahh, ini ketakutan aku sebagai orang tua yang khawatir dengen pelecehan seksual. Apalagi dijaman sekarang ya, haduuh !
ReplyDeleteSemoga dijauhkan dari hal2 diatas deh Maak,
Ya Allah serem bnget ya,. Untuk itulah kita harus berdoalah tertulis ngeri juga mdh2an kita semua terhindar ya
ReplyDeleteya Allah...jadi tambah parno..
ReplyDeletepeluuuuk anak-anak...hikz
Subhanallah...
ReplyDeleteIni pengalaman benar membuat takut dan parno para emak-emak.
Karena saat ini semakin mudahnya akses untuk pornografi.
Ternyata anomali seksualitas ini gak hanya pada orang muda saja yaa...
Bahkan yang sudah kakek pun...subhanallah...
Lindungi kami yaa, Allah...
Dari dulu ampe sekarang pelecehen seksual sudah ada dan semakin menjadi aja ya. Kalau gini ujung-ujung selain berhati-hati ya banyak doa, minta perlindungan sama yang di atas.
ReplyDeletePelecehan seksual memang parah banget sih. Pasti sih salah satu faktor resiko karena asupan pornografi serta pendidikan seks yang kurang tepat. Mereka jadinya ingin memuaskan nafsu seksnya dengan mencari objek yang sesuai. You know, pornografi sendiri sudah memberikan pandangan bahwa cinta itu tujuannya hanya satu pihak dominan ke pihak lain. Mau itu cowok dominan ato cewek. Sama semua. Ia menjadikan wanita sebagai objek seks, bukanlah sebagai subjek. Objek untuk melepaskan hasrat yang menggebu-gebu.
ReplyDeleteAh susah lah. Bisa sih mereka melepaskan di tempat bordil, tapi ya pasti mahal untuk beberapa kaum kecuali kalo kamu orang super kaya tujuh turunan. Tapi, ga semua wanita mau dijadiin objek. Iya kan?
dan yang lebih miris lagi aku sama sekali tidak setuju jika ada pelecehan seksual selalu wanita yang jadi tuduhan karena busananya
ReplyDeleteSerem banget ya mbak. Pengalamanku dulu masih di pesantren, guruku berani melakykan pelecehan pada beberapa temanku. entah ilmu apa yang dipakai, yang jelas teman-teman yang mengaku sudha jadi korban tidak bisa bergerak bahkan teriak pun susah. Kami melaporkannya pada kepala sekolah. Sayangnya, demi melindungi nama sekolah, guru itu tidak ditindak. Terbayang jika sampai sekarang masih melakukan hal yang sama. Astaghfirullah...
ReplyDeleteSemoga hal ini tidak terjadi lagi ya mbak, ngeri mah ini dengarnya. Apalagi katanya yg seperti ini bisa menyebabkan trauma dan gangguan kejiwaan kan ya, nauzubillahiminzalik
ReplyDeleteya ampun ngeri banget. Kita harus menjaga banget anak-anak kita. Jangan sampai ada orang2 jahat mengganggu dia terutama melacehkan dia
ReplyDeleteYa Allah.. ngeri kalau denger atau baca hal-hal kayak gini. Saya pun pernah mengalaminya waktu SMP, tapi si bapak pelaku yang pegang paha saya orangnya agak kurang waras gitu. Jadi tiap hari kami memang satu bus, kebetulan waktu itu saya duduk sebelahan sama dia. Ya waktu itu saya anggap orang ini emang stress. Tapi kok ternyata sampai sekarang kejadian itu masih saja saya ingat :(
ReplyDeleteSemoga keluarga kita terhindar dari pelecehan seksual ya, Mbak.. aamiin.
Akucpernah di bus bandung-merak menusuk berkali2 seorang bapak dan memaksanya turun di tol. Dia keterlaluan. Dia harus dapat pelajaran. Lalu di braga pas lagi ngedate tiba2 ada anak punk yg nakal. Sontak pacar langsung nggebukin dia sampai berdarah2.
ReplyDeleteYa ampun kok ngeri banget yah bacanya. Btw saya jadi inget waktu sd juga ada temen ngaji sy yg suka godain temen cewe yg ngaji. Gak ngeh waktu itu yg kayak gtu dsebut pelecegan seksual
ReplyDeleteAku juga pernah ada bapak-bapak mepet-mepet di angkot waktu SMP. Langsung kubatesin pake tas.
ReplyDeleteTrus, waktu pulang sekolah. Ada bapak-bapak pamer bagian vitalnya waktu jalan. Ngeriiiiui. ðŸ˜
Harusnya sih teriak ya, biar malu, biar kapok
ReplyDeleteTapi yaaaa mungkin aku akan melakukan hal yang sama sih, nggak berani teriak
Tapi kalau kita nggak bersuara, mereka akan terus makin menggeliat dan menjijikkan
Duuh, pelecehan itu memang sudah berlangsung lama ya..namun masa itu, kita belum begitu berani untuk menghadapinya. Kalau sekarang, bisa-bisa hukum yang berbicara.
ReplyDeleteAku pernah ngalamin hal gini, deket sekolah juga. AKhirnya karena takut aku sama temenku kabur. Aku ga sadar itu apa, sampe akhirnya sudah besar baru sadar. Untuk bisa defend kita perlu tahu dulu emang apa sih pelecehan itu.
ReplyDeleteDi negara Swedia (kalo enggak salah, pokoknya di Eropa), tingkat pelecehan seksualnya th ini meningkat. Karena para warganya berani ngelaporin tiap ada pelecehan seksual sekecil apapun. Dan difollow up sama pihak yg berwenang.
ReplyDeleteBeda dengan India. Mereka mungkin bisa bilang bahwa tingkat pelecehan seksualnya rendah. Itu karena warganya terlalu takut utk melapor.
Kayaknya di Indonesia harus mulai ada kesadaran lapor seperti itu. Tapi ya polisi juga harus memfollow up dan berpihak pada perempuan atau korban pelecehan seksual. Bukan malah sebaliknya menyalahkan. Situ sih pake baju seksi, situ sih keluarnya malem2.
Hey, pelecehan seksual itu terjadi tidak melulu krn baju seksi dan keluar malem loh.. Tpi lebih karena otak2 si pelaku yg enggak beres semua. Ehh.. yg disalahin kok selalu pihak perempuan. Kzl.
Hal seperti ini baiknya diedukasikan sedari dini. Agar kita bisa aware dengan tindak tanduk pelaku pelecehan dan bisa melawan ketika dilecehkan.
ReplyDeleteAku paling sebel kalau ada pelecehan lau yg disalahkan perempuannya :(
ReplyDeleteTapi emang kuncinya ya sebaiknya berani lapor. Karena kalau enggak pelaku tdk akan stop :(
Angkutan umum mmg rawan pelecehan
ReplyDeleteDulu nyaris tiap hari naik bus yg penuh dan jdg berdiri. Nah itu para "orang gila" lancarkan aksinya seolah olah ga sengaja
Biasanya saya melotot dan menjauh
Ya ampun aku turut sedih lho Mbak itu yang kakek-kakek melakukan pelecehan seksual. Padahal udah usia lanjut tapi masih aja berlaku yang nggak-nggak. Beneran nggak inget umur itu mah. Semoga aja ga terjadi lagi hal semacam gitu.
ReplyDeleteTurut prihatin deh mbak, bisa sampai separah itu. Karena alhamdulillah saya gak pernah mengalaminya. Mungkin karena saya selalu pasang tampang ketus ya? hihihi
ReplyDeleteSepertinya pelecehan seksual pernah terjadi pada semua anak perempuan, baik yang mereka sadari atau tidak. Menyedihkan ya jika perempuan dilihat sebagai objek seksual. Tantangan buat kita mendidik anak perempuan bagaimana bersikap jika hal itu terjadi, semoga saja sih tidak akan, bagaimana melindungi dirinya. Dan untuk anak laki-laki kita untuk menghormati perempuan dan tidak melihatnya senagai objek seks.
ReplyDeleteya Allah,keponakanku jg hampir dibawa kabur angkot kosong. untung dia sigap langsung loncat pdhl dia termasuk pendia. sejak itu dia ga berani naik angkot jd trauma
ReplyDeleteJadi inget film Marlina si pembunuh dalam empat babak, dia lapor ke pihak berwenang tapi ya gitu tanggapannya. Jadi pengen nyari tau kenapa paerempuan cenderung diam ketika ada yang usil begini. Terakhir di Transjakarta ada Bapak2 deket2 gitu, akunya langsung pindah. Karena kawatir gimana2 jadi berusaha menghindar doang bisanya.
ReplyDeleteya Ampun :(
ReplyDelete