Saturday, 7 October 2017

Jalan-jalan ke Air Terjun Suhom

Jadi tahun lalu waktu lagi nunggu hari  Dekbay lahir. Aku diajakin  jalan-jalan  ke Air Terjun Suhom di di kecamatan Lhoong Aceh Besar. Sebenarnya suami kurang setuju aku pergi , nanti sempat melahirkan di jalan gimana? Tapi berhubung akunya maksa dan suami juga belum pernah ke sana akhirnya pergi juga deh kami  menuju Air Terjun Suhom.

Perginya tahun lalu kok baru ditulisnya sekarang? Berhubung ada waktu, mumpung ingat, maklum emak beranak tiga ini ngurus semua sendiri jadi rada-rada sibuk, yang punya anak 3 masih pada kecil semua pasti paham.
Air Terjun Suhom


Balik lagi ke cerita air terjun Suhom ini kali kedua aku menginjakkan kaki ke sana. Pertama kali ke sana sekitar tahun 2005 atau 2006. Kawasan air Terjun becek, berlumpur, dan nggak ada rumah penduduk, adanya kebun durian  yang berbatasan langsung dengan air terjun Suhom, mungkin karena itu  makanya wisata air terjun Suhom juga sering disebut wisata durian.

Untuk ibu hamil yang nunggu hari lahir, perjalanan ini lumayan melelahkan bikin sakit punggung dan perut tegang. Apalagi mobil full penumpang jadi nggak bisa rubah posisi atau rebahan jadi please jangan ditiru.

Jalanan menuju Air Terjun Suhom  lumayan berliku, tapi pemandangan yang disajikannya pun cukup indah untuk diabadikan. Dari Banda Aceh menuju Air Terjun Suhom kami menempuh waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Selain karena ada proyek pelebaran jalan  menuju  ke sana, kan penumpangnya ada bumil(ibu hamil) jadi kudu pelan bawa mobilnya takut bumilnya kenapa-nap :D
Pemandangan menuju air Terjun Suhom
Ternyata banyak perubahan  yang terjadi setelah kurang lebih 9 tahun nggak pernah kesini. Sekarang kawasan menuju Air Terjun Suhom sudah  lumayan padat rumah penduduk, yang rata-rata rumahnya adalah rumah bantuan untuk korban Tsunami, udah ada sekolah, jalannya pun sebahagian sudah diaspal.

Air Terjun Suhom tetap mempesona dan menenangkan setiap memandangnya, bedanya dengan 9 tahun lalu sekarang disini udah banyak yang jualan. Ada yang jualan makan dan minum ringan,ada yang jualan mie. Ada yang menyewakan tikar dan ban untuk berenang anak-anak dan juga sudah ada fasilitas kamar mandi dan musholla.
Sayangnya, fasilitas untuk pedagangnya masih kurang tertata rapi dan tidak ada tempat sampah. Jadi pengunjung pada buang sampah sembarangan. Walau dikumpulin satu tempat tuh sampah  dan sebagian terlihat sampahnya sedang dibakar di sudut kebun tak berapa jauh dari lokasi air terjun tetap saja merusak pemandangan.

Jadi guys, kalau kamu berkunjung ke suatu tempat dan nggak ada tempat sampah please bungkus dan bawa pulang sampahmu yaa. Karena nggak hanya kamu yang ingin menikmati keindahan tempat wisata yang kamu kunjungi.
Foto dulu sebelum pulang
Jadi ketika kami sampai gerimis menyapa tapi karena sudah terlanjur nyampe yaa tetap, nggak berenang rasanya nggak afdol apalagi kalau bawa anak-anak. Sekali-kali main hujankan nggak apa-apa. Tapi hati-hati yaa buat yang belum jago berenang dan bawa anak-anak.

Tolong berenangnya di pinggir aja, karena di tengah lumayan dalam mungkin sebatang kelapa ada deh mungkin lebih kedalamannya. Kok aku bisa tau?yaa karena aku pernah hampir tengelam, di situ untung ada yang nolongin.

Tapi ada satu hal yang nggak berubah dari tempat ini, tulisan perempuan dilarang naik ke atas tetap berada di tempat yang sama seperti sembilan tahun yang lalu, bikin penasaran aja.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah Berkunjung. Please tinggalkan jejak biar kenal