Jadi
tahun lalu waktu lagi nunggu hari Dekbay
lahir. Aku diajakin jalan-jalan ke Air Terjun Suhom di di kecamatan Lhoong Aceh Besar.
Sebenarnya suami kurang setuju aku pergi , nanti sempat melahirkan di jalan
gimana? Tapi berhubung akunya maksa dan suami juga belum pernah ke sana
akhirnya pergi juga deh kami menuju Air
Terjun Suhom.
Perginya
tahun lalu kok baru ditulisnya sekarang? Berhubung ada waktu, mumpung ingat,
maklum emak beranak tiga ini ngurus semua sendiri jadi rada-rada sibuk, yang
punya anak 3 masih pada kecil semua pasti paham.
Balik
lagi ke cerita air terjun Suhom ini kali kedua aku menginjakkan kaki ke sana.
Pertama kali ke sana sekitar tahun 2005 atau 2006. Kawasan air Terjun becek,
berlumpur, dan nggak ada rumah penduduk, adanya kebun durian yang berbatasan langsung dengan air terjun
Suhom, mungkin karena itu makanya wisata
air terjun Suhom juga sering disebut wisata durian.
Untuk
ibu hamil yang nunggu hari lahir, perjalanan ini lumayan melelahkan bikin sakit
punggung dan perut tegang. Apalagi mobil full penumpang jadi nggak bisa rubah
posisi atau rebahan jadi please jangan ditiru.
Jalanan
menuju Air Terjun Suhom lumayan berliku,
tapi pemandangan yang disajikannya pun cukup indah untuk diabadikan. Dari Banda
Aceh menuju Air Terjun Suhom kami menempuh waktu kurang lebih 2 jam perjalanan.
Selain karena ada proyek pelebaran jalan
menuju ke sana, kan penumpangnya
ada bumil(ibu hamil) jadi kudu pelan bawa mobilnya takut bumilnya kenapa-nap :D
Pemandangan menuju air Terjun Suhom |
Ternyata
banyak perubahan yang terjadi setelah
kurang lebih 9 tahun nggak pernah kesini. Sekarang kawasan menuju Air Terjun
Suhom sudah lumayan padat rumah
penduduk, yang rata-rata rumahnya adalah rumah bantuan untuk korban Tsunami,
udah ada sekolah, jalannya pun sebahagian sudah diaspal.
Air
Terjun Suhom tetap mempesona dan menenangkan setiap memandangnya, bedanya
dengan 9 tahun lalu sekarang disini udah banyak yang jualan. Ada yang jualan
makan dan minum ringan,ada yang jualan mie. Ada yang menyewakan tikar dan ban
untuk berenang anak-anak dan juga sudah ada fasilitas kamar mandi dan musholla.
Sayangnya,
fasilitas untuk pedagangnya masih kurang tertata rapi dan tidak ada tempat
sampah. Jadi pengunjung pada buang sampah sembarangan. Walau dikumpulin satu
tempat tuh sampah dan sebagian terlihat
sampahnya sedang dibakar di sudut kebun tak berapa jauh dari lokasi air terjun tetap
saja merusak pemandangan.
Jadi
guys, kalau kamu berkunjung ke suatu tempat dan nggak ada tempat sampah please
bungkus dan bawa pulang sampahmu yaa. Karena nggak hanya kamu yang ingin
menikmati keindahan tempat wisata yang kamu kunjungi.
Foto dulu sebelum pulang |
Jadi
ketika kami sampai gerimis menyapa tapi karena sudah terlanjur nyampe yaa
tetap, nggak berenang rasanya nggak afdol apalagi kalau bawa anak-anak. Sekali-kali
main hujankan nggak apa-apa. Tapi hati-hati yaa buat yang belum jago berenang
dan bawa anak-anak.
Tolong
berenangnya di pinggir aja, karena di tengah lumayan dalam mungkin sebatang
kelapa ada deh mungkin lebih kedalamannya. Kok aku bisa tau?yaa karena aku pernah
hampir tengelam, di situ untung ada yang nolongin.
Tapi
ada satu hal yang nggak berubah dari tempat ini, tulisan perempuan dilarang
naik ke atas tetap berada di tempat yang sama seperti sembilan tahun yang lalu, bikin penasaran aja.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah Berkunjung. Please tinggalkan jejak biar kenal