Jujur baru tau istilah Eman Segone itu waktu
baca tulisan mak @Siti Hairul Dayah di
blog KEB. Walau istilahnya baru kudengar namun prakteknya sudah lama kami
terapkan dalam keluarga kami.
Eman segone sendiri adalah sebuah gerakan
sosial yang digagas oleh sebuah komunitas di Jogja. Tujuannya adalah mengajak
masyarakat untuk tidak terbiasa membuang-buang makanan.
Sama
dengan keluarga mbak Siti bisa dibilang yang kami lakukan di rumah adalah
implementasi dari gerakan ini.
Contoh kecilnya saya membiasakan anak-anak
kalau makan sesuai porsi mereka dan harus dihabiskan, karena mubazir jika tidak
dihabiskan.
Jika anak-anak masih tidak mau menghabiskan
makanan mereka saya mengeluarkan jurus pertama yaitu bercerita. Saya
ceritakan pada anak-anak bagaimana jerih payah kami sebagai orang tua dalam menghadirkan makanan
bisa terhidang di meja makan.
Ayah harus berkerja keras mengumpulkan uang
setiap harinya, masa nggak kasihan sama Ayah Dek? Sayang nggak sama Ayah? Kalau
sayang habiskan donk makanannya.
Di saat lain, ketika anak-anak nggak mau
menghabiskan masakan, saya akan bertanya
mereka. Masa nggak dihabisin makanannya
mama dah capek masak,padahal hari
ini mama banyak banget kegiatan yang harus dilakukan tapi mama sempetin masak
jangan kalian lapar. Sedih mama kalau kalian nggak habisin makanannya.
Kalau dua jurus itu nggak mempan, baru deh saya
keluarin jurus cerita anak-anak di Ethopia, yang kelaparan karena memang
negaranya gersang, air susah di dapat, tanaman susah tumbuh atau anak-anak di
Syria, Palestina yang kelaparan karena perang bahkan saking laparnya dan nggak
ada makanan rumputpun mereka makan supayang hilang rasa laparnya.
Dan biasanya anak-anak saya kalau dibilang
seperti itu langsung nurut ngehabisin makanannya.
Jurus kedua
agar mereka menghabiskan makanannya adalah harus kreatif mengolah makanan sisa.
Seperti saat Hari raya Idul Adha kemarin.
Tersisa 3 buah lontong pemberian tetangga, tapi lauknya udah habis. Mau bikin
lauknya lagi (seperti tauco udang, sayur lodeh, rending) kok males ha….3x dan
sepertinya juga orang rumah pada kenyang makan lontong.
Lontong yang sudah dipotong dan dijemur |
Lontong yang sudah digoreng dan jadi kerupuk |
Mau disimpan lagi lontongnya nanti rasanya
berkurang, alias pasti nggak enak lagi. Akhirnya itu lontong diiris tipis-tipis
lalu dijemur , setelah kering dan digoreng rasanya lumayan. Gurih seperti
kerupuk dan cocok jadi kerupuk hanya rasanya saja sedikit hambar tapi tetap enak kok dimakan apalagi kalao dicocol sambal.
Jurus
ketiga agar anak mau
menghabiskan makanan beri contoh nyata. Jangan hanya bicara saja tapi pada
prakteknya kita gagal memberi contoh yang baik. Contohnya saja jika kita kalau menghadiri sebuah pesta pernikahan.
Rata-rata tamu undangan khususnya yang wanita menaruk
banyak makanan tapi tidak menghabiskannya padahalkan mubazir atau ketika
bertamu dihidangkan minuman selalu disisakan.
Kalau saya pergi kondangan, saya selalu ambil
porsi makanan secukupnya, dengan lauk yang kira-kira saya suka. Nggak perlulah
semua menu wajib ditaruk di piring kita meskipun itu gratisan dan mungkin tidak
kita sukai.
Mumpung gratis, bukan berarti harus mubazir,
selalu menyisakan makanan dengan alasan sudah kekenyangan atau taruk
kebanyakan. Malah melototin orang yang piringnya bersih ketika kondangan dengan
tatapan curiga lapar atau doyan. (kalau saya seh dua-duanya ...eh)
Mindset seperti ini harus kita rubah, biasakanlah
tidak membuang-buang makanan meski itu gratisan. Kalau nggak suka diolah saja
makanannya menjadi menu yang kita dan keluarga sukai banyak resep yang tersebar
di internet tinggal googling saja.
Jadi ayolah dipraktekan Eman Segone 3
jurus ala saya agar tidak membuang
makanan.
istilah itu sih sering banget ibuku ngomong, maklum jawa tulen dan aku dididik ibuku apa saja yg ada di meja makan dimakan, dan ambil sedikit dulu kl mau nambah boleh, agar nasi gak tersisa
ReplyDeletememang banyak cara untuk pastikan makanan tidak mubazir. Yang pasti, harus kuta menahan hawa Nafsu
ReplyDeletebetul....3x
Deleteibu saya dulu selalu bilang "makan nasinya, kasihan bapakmu susah payah kerja, nasi dibuang/ga dimakan" sampai sekarg saya ngeman mbuang sego mba. apalagi paling gemes liat di hajatan orang ngambil makanan penuh di piring namun akhirnya ga dimakan, duh pak buk eman segone..:(
ReplyDeletebetul....3x
DeleteKreatif sekali lontong jadi krupuk :)
ReplyDeleteaku lihat mertuaku bikin ini, kalo lontongnya dikasih garam sebelum dijemur pasti lebih mantap lagi
DeleteBaru tahu aku, kalau lontong bisa dijadikan kerupuk. Selama ini kalau sisa disimpan di kulkas atau dikasihkan orang.
ReplyDeletelontongnya aja aku dikasih orang masa kasih ke orang lagi...apalagi lontongnya udah lama
DeleteKreatif banget mbak... Saya pikir irisan lontong kering itu tadi keripik singkong
ReplyDeleterasanya mirip2x singkong juga
Delete