Tuesday, 25 April 2017


Judul Buku :Blak-blakan Our secret, kasus psikologi dari negeri syariah
Penulis : Nur Janah Al - Sharafi
Penerbit : Batavia Publishing
Jumlah halaman : × + 293
 ISBN : 978-602-74960-0-2
Tahun terbit : Cetakan I,September 2016


Setiap orang mempunyai masalahnya masing-masing. Salah satu masalah yang sering dikeluhkan oleh orang tua adalah mengenai anak.  Bagaimana anak mereka seolah kering nilai, mati rasa, susah diatur.
Hal ini dikarenakan banyak pihak terlena dengan dominasi aspek intelektual dalam dunia pendidikan anak. Akibat dominasi aspek ini para pihak ( orang tua, dunia pendidikan dan pihak terkait lainnya) mengorbankan kepentingan si anak demi memaksakan syahwat kekuasaannya.
Dunia anak adalah dunia bermain. Biarlah anak tumbuh dan berkembang dalam dunianya yang ceria dan penuh warna.
Ketika seorang anak bermain,proses pengembangan diri anak sedang berlangsung. Lihatlah bagaimana aspek intekletual anak akan terasah melalui permainan warna, permainan bentuk, permainan suara dan permainan lainnya yang mengasah intelegensi dan kreativitasnya.
Begitu juga ketika anak melakukan permainan peran, ia akan belajar berperan sebagai sosok yang diinginkan maupun sosok yang ditemuinya sehari-hari.Permainan  peran juga menjadi wadah bagi anak untuk berlatih memimpin , empati maupun ketrampilan sosial lainnya.
Bermain mampu menghadirkan relasi yang manis antara orang tua dengan anak, guru dengan anak serta lingkungan yang luas dengan anak.
Ketika orang tua menghadapi persoalan anak, atau ketika guru menghadapi persoalan anak akan makin jauh solusinya jika hanya mengandalkan “sang otak” untuk bertanggung jawab menyelesaikannya. Ajaklah “sang hati”ikut serta dan berselancarlah dalam dunia anak, solusi akan kita temukan di sana
Agresifnya si Buah Hati
 Anggapan perilaku agresif pada seorang anak karena faktor genetis, tidak sepenuhnya benar jika pun ada prosentasenya amat kecil sekali. Frustasi atau kegagalan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan juga sering dituding penyebab seseorang menjadi agresif.
Sesuai dengan penelitian Straus (1981) anggota keluarga sering mengekspresikan perilaku agresifnya karena masalah- masalah sepele, seperti soal kebersihan rumah, memasak, membuat PR, membuang sampah, pengaturan kursi dan lain sebagainya.
Penyebab lain seorang anak menjadi agresif juga dapat karena proses belajar. Seorang anak akan belajar suatu perlaku berdasarkan pengamatannya terhadap orang lain. Orang lain di sini dapat berupa kehadiran orang secara nyata di depannya seperti orang tua, saudara, teman, dan lain-lain. Dapat juga kehadiran orang secara tak langsung misalnya melalui tayangan televisi dan buku cerita.
Proses peniruan seorang anak (imitasi) terhadap perilaku orang lain tidak berlangsung begitu saja, melainkan ia akan memilih orang-orang yang menurut penilaiannya penting, menarik, berkuasa, dan sebagainya.


22 comments:

  1. bener juga, perilaku agresif anak bisa karena melihat contoh orangtuanya

    ReplyDelete
  2. anak adalah peniru yang baik mbaak, selaluu mengamati apa yang dikerjakan orang tua dan orang-orang disekitarnya :D jadi selama pertumbuhan itu, baiknya memberikan contoh yang baik-baik :D menghindari banyak marah dan banyak aturan, biar anak juga tidak meniru perilaku agresif yg dilakukan org tuanya :D makasih sharingnyaa mbak, salam kenaal :D

    ReplyDelete
  3. Wah, bukunya penting nih dibaca orangtua. Masih banyak belajar sebagai orangtua menghadapi perilaku anak yang macam2.

    ReplyDelete
  4. Asik nih kalau ada buku yang bahas tentang perkembangan anak :)

    ReplyDelete
  5. Bener apa kata mbak Lucky, anak mempunyai sifat imitatif (meniru) dan umumnya akan membekas dalam waktu yang lama bahkan bisa mejadi prilaku permanen. Orang tua memang membutuhkan pemahaman. Buku yang penting dibaca oleh orang tua nih mbak...

    ReplyDelete
  6. seorang anak tukang copetpun, kalo kemudian dididik oleh seorang yang benar dan lurus, anak itu bakal jadi orang yg benar :).. terbukti kok, kalo sifat agresif anak itu memang bukan gen, tp hasil dia meniru dari sekelilingnya...

    ReplyDelete
  7. Bener banget memang mbak , dunia anak dunia yang penuh warna bermain tanpa beban, jadi rindu masa kanak-kanak dulu hehehe

    ReplyDelete
  8. Dunia anak penuh warna dan tanpa beban jadi pingin balik lagi jadi anak-anak

    ReplyDelete
  9. Agak serem aku sama anak agresif gini.
    Karena kalo anaknya sudah over, jarang ada orang tua yang waras menanganinya.

    Apalagi kehidupan di kota besar.

    Stressful.
    Haruskah anak kita mengalami hal seperti ini?

    Buku ini menjawab semua pertanyaan aku yaa, mba..?

    ReplyDelete
  10. Bener deh, anak adalah peniru ulung. Ortu yang biasanya dijadikan panutan :D

    ReplyDelete
  11. Makanya aku selalu usahain meluangkan waktu buat main sama anak-anak di tengah kesibukan pekerjaan rt n nulis plus sekarang ada bayi lagi. Walau durasinya ga sesering dulu,

    ReplyDelete
  12. Bener banget mbak, anak kan mencontoh dari role model pertama mereka, yaitu orang tua

    ReplyDelete
  13. Aduh harus berhati2 ya saat "agresif" depan anak, noted
    makasih sharingnya ya mbaaakk

    ReplyDelete
  14. kita sebagai orang tua harus bertindak hati-hati di depan anak yaa Mbaa karena tanpa kita sadari secara diam-diam anak akan meniru apa yang kita lakukan

    ReplyDelete
  15. Buah jatuh kan tidak jauh dari pohonnya nah anak2 akan meniru apa saja dari lingkungan orang terdekat.

    ReplyDelete
  16. Bener bgt ga cuma aspek intelektual yg mesti diasah tp bnyk hal lainnya, sungguh menjadi orangtua itu tanggung jawab yg teramat besar :)

    ReplyDelete
  17. Ilmu yang harus dipelajari seorang ibu sejak dini ya mba, bahkan kayak aku yang belum menikah ini bisa jadi bekal.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah Berkunjung. Please tinggalkan jejak biar kenal