Aku hanya bisa menahan
tangis, ketika kami berada di sebuah swalayan dan anak keduaku yang saat itu
berusia 3,5 tahun berkata.
“Beli ini ma, dot untuk
adek.” Kalau nggak ada penjaga swalayannya mungkin aku bakal langsung nangis
keras sambil memeluknya,
“Sayang, nggak jadi abang
punya adik.”
Sesampainya
di rumah setelah membereskan semua belanja, aku kembali melanjutkan tangisku
yang tertahan. “Ya Allah, jangan beri cobaan di batas kemampuanku.”
Yaa,
ini adalah kisah calon bayiku yang ketiga, sebelumnya aku sudah dikaruniakan
dua orang anak satu laki-laki dan satu orang perempuan. Tapi hasrat untuk
memiliki buah hati lagi begitu kuat,
apalagi melihat saudara kandungku semuanya memiliki tiga orang anak.
Ikhtiar
sudah dilakukan, doa sudah dipanjatkan. Alhamdulillah doa kami segera dijawab.
Bulan
Agustus 2015, test pack di tanganku berubah menjadi dua garis. Bahagia tak
terkira rasanya semua berjalan sesuai target. Berarti sekarang waktunya mengajarkan si Abang yang
hobi banget minta gendong sama emaknya, supaya nggak minta gendong lagi karena
ada adek bayi didalam perut yang bakal
sakit kalau abangnya digendong.
Nggak
ada yang berubah antara sebelum hamil dan sedang hamil semua kerjaan aku
kerjakan sendiri, masak, belanja, jemput anak sekolah. Ada satu hal yang paling
membuatku lelah yaitu ketika menjemput si Kakak dengan berjalan kaki dan si
Abang juga minta gendong, nggak mau jalan sendiri meski sudah dirayu-rayu.
--------
4
September 2015 malam, aku merasakan sakit perut dibagian bawah yang lumayan.
Biasanya kalau dibawa tidur sakitnya akan hilang tapi ini sakitnya kok nggak
ilang-ilang. Memang pas siang hari aku ada gendong si Abang juga waktu jemput
si Kakak, tapi biasanya nggak apa-apa.
Malam
semakin larut aku hanya bisa tidur ayam dengan posisi menekuk kaki ke perut. Mataku terpejam tapi
aku tidak tidur. Kecup lembut suami dikeningku pun tak membuat aku merasa lebih baik.
5
September 2015, saat mau buang air kecil
ternyata di celana dalamku sudah ada begumpal darah kental. Membuatku cemas,
akukan sedang hamil masa keluar darah.
Aku
chatting dengan adikku, yang punya pengalaman dia hamil tapi mens, aneh memang
tapi kenyataannya memang begitu. Tapi chatting saja tidak membuat perasaanku
jadi tenang.
6
September 2015
Darah
(mens mungkin, aku nggak yakin) sudah bersih aku sudah mandi besar agar bisa
shalat. Untuk menjawab rasa penasaran, akhirnya kuminta suamiku untuk
membelikan sebuah test pack di apotik terdekat.
Segera
kubaca tatacara penggunaan test pack secara seksama, walaupun aku sudah pernah
menggunakannya sebelumnya. Tapi hasilnya diluar dugaanku. Garis dua itu kini
berubah menjadi garis satu.
Aku
bahkan mencoba hingga beberapa buah test
pack yang kubeli sendiri secara sembunyi-sembunyi tapi hasilnya tetap sama,
garis satu.
Ya
Allah, calon bayiku kemana?
Sedih
sudah pasti, rasanya nggak percaya apa
yang terjadi. Sebagian diriku mencoba menyangkal apa yang sudah terjadi
jangan-jangan aku memang tidak hamil. Gari dua itu mungkin karena aku kelamaan
menaruk alat testnya didalam air seni.
Tapi
kalau bukan hamil gejalanya semua mirip ketika aku sedang hamil, gerah, nggak
bisa pakai celana, rok apapun yang menekan perut membuat tidak nyaman. Bingung
sedih bercampur menjadi satu. Kukabarkan berita ini pada suami sambil menangis.
Suami mencoba menguatkan dengan berkata “Ngak
apa kita usaha lagi nanti.”
------
Sedihku
belum hilang, biasanya dengan berkumpul
dengan keluarga besarku hatiku bisa lebih nyaman. Tapi kali ini tidak, apalagi
ketika ke rumah adikku yang baru melahirkan.
Melihat
bayinya, membuatku menangis bayiku….
Beginikah
rasanya merindukan seorang bayi,… melihat bayi orang terbayang bayi sendiri. Bayiku…Ya Allah.
“Sabar
pasti nanti ada lagi”kata adikku yang melihat kumenangis.
------
Akhirnya
Aku menyibukkan diri dengan semua rutinitas dan dua buah hatiku untuk melupakan
dua garis yang tak menjadi seorang bayi. Tapi tetap, tiap teringat membuatku
menangis sendiri.
Awal November 2015 aku merasa sakit dibawah
perut, iseng kucoba memakai test pack hasilnya membahagiakan dua garis itu
muncul lagi.
Alhamdulillah,
Ya Allah kau tak membiarkanku berlama-lama dalam kesedihan. Segera kukabari suami
berita bahagia ini. Untuk memastikan kali ini aku benar-benar hamil kami pergi
ke dokter kandungan.
Janinnya
masih kecil sekali bahkan hanya berupa titik di usg karena baru berusia
beberapa hari. Tapi aku tidak peduli, kepastian dari dokter itu yang penting. Alhamdulillah
Ya Allah kau beri kesempatan padaku sekali lagi.
Semoga kehamilannya sehat2 dan melahirkan dgn lancar kelak..amiiin
ReplyDeleteMakasih sudah ikut GA sayanyaaa
aamiin, anaknyasekarang udah 9 bulan alhamdulillah
DeleteSabar ya mba. Semoga Allah memberikan kekuatan dan kesabaran ya. Doa untuk si kecil
ReplyDeleteaamiin
Deleteaku meneteskan air mata baca ini , huffff gak tau harus komen apa. apa yg mbak rasakan pernah aku rasakan juga. selamat ya mbak dan dijaga kandungannya. ehh tp ini kehamilan november 2015 atau 2016 ya mbak?? kalo 2015 berarti dede nyaa sdh lahir ya mbakk..
ReplyDelete2015 mbak endah, bayinya udh lhr skrng usianya 9 bln krng 2 hr
DeleteKehamilan yang dulu seperti kak harie memang hamil terus keguguran kak. Sebenarnya enggak ada istilah menstruasi kalo sedang hamil, bisa jadi darah yang keluar itu adalah flek, akibat dari kehamilan itu sendiri. Alhamdulillah ya sekaranh adek bayi yang dinannti sudah besaar
ReplyDeletealhamdulillah liza
DeleteSemoga kali ini semua sehat ya Mba :) Istirahat jgn kecapean dulu
ReplyDeleteAku jg nyoba hamil lagi dari satu tahun yang lalu tapi blm berhasil, kalau pun hanya dikasih Raya ya sudah tak mengapa karena Allah pasti tau apa yg terbaik utk setiap umatnya :)
alhamdulillah semua sehat moga dikabulkan yaa mbak sandra jadi raya punya teman
DeleteWah syukur akhirnya lgs diberi ya mba :). Malah udah lahirkan yaa.. :). Ikut sedih baca cerita yg keguguran.. Tapi happy lagi pas tau kalian ga perlu nunggu terlalu lama :)
ReplyDeleteiya alhamdulillah banget nggak sanggup tiap lihat bayi bawaan jd nanggis
Deletesemangat selalu ya kakak cantik, sehat selalu ama calon debay dan inget jangan kecapekan lho.
ReplyDeleteadeknya udah umur 9 bulan Nyi.. :)
Deletesemangat mbaa...belum rezeki. insyaAllah indah pada waktunya
ReplyDeleteMakasih mbak ophi
DeleteKeguguran memang seringkali memupuskan mimpi. Tapi alhamdulillah nggak perlu waktu lama yg dinanti hadir kembali ya mbak :)
ReplyDeleteIya, alhamdulillah
Deletesemoga sehat selalu mbaak... alhamdulillah sekarang sudah 3 ya putranya?
ReplyDeleteAamiin, alhamdulillah udah 3
DeleteSetiap kehamilan adalah cerita yang belum selesai hingga saatnya melahirkan kelak. Semoga sehat terus ya mbak, dan lancar persalinannya nanti. Amiin.
ReplyDelete