Jadi
sejak aku melahirkan anak ketiga, tugas antar jemput Vinka sekolah seutuhnya jadi tanggung jawab Papa
Vinka dan kadang-kadang kakeknya. Sebenarnya sayang juga lihat Papa Vinka
kerepotan, kaya gitu.
Tapi
mau gimana lagi aku udah lama banget nggak pernah bawa motor. Jadi harus belajar lagi biar aman di jalan,
apalagi ini sambil bonceng anak. Keselamatan harus diutamakan.
Ternyata
belajar motor nggak semudah membalikkan telapak tangan, problemku selalu pada
gas yang belum stabil, banyak makan tempat ketika aku belok dan jantung yang
berdebar keras tiap latihan.
Kata
orang naik matic lebih enak, nggak perlu ngonta-nganti gigi. Tapi pas bawa
motor matic justru malah aku celaka, motornya jatuh, lutut dan kaki sedikit luka
dan memar ketimpa motor dan bergesek dengan aspal padahal itu bawanya di jalan
lurus, sepertinya lebih baik untuk antar jemput sekolah Vinka aku pakai sepeda
saja.
Apalagi
jarak rumah dengan sekolah Vinka juga nggak jauh-jauh amat, dan rata-rata
ibu-ibu sekitar rumahku juga banyak yang nggak bisa bawa motor dan mereka mulai
latihan sepeda untuk antar jemput anaknya.
Sebenarnya
Vinka udah minta pulang sendiri nggak usah diantar jemput lagi. Dia bisa jalan kaki bareng teman-temanya, atau naik
sepeda sendiri
Tapi
melihat angka kriminalitas yang semakin tinggi sekarang ini dan Vinka baru
kelas satu SD rasanya aku nggak tenang ngelepas dia pulang pergi sendiri.
Vinka paling suka bersepeda, apalagi ikut lomba sepeda hias seperti ini |
Toh
di negara-negara maju seperti Jepang saja mayoritas penduduknya berjalan kaki,
bersepeda atau naik transportasi umum. Jadi
nggak perlu malu atau gengsi antar jemput anak naik sepeda, apalagi kalau jarak
rumahnya nggak begitu jauh. Dengan
bersepeda membuat badan sehat, hemat bahan bakar dan yang terpenting bebas
polusi.
Sepeda
yang ada di rumah hanya ada sepeda Vinka dan sepeda roda tiga Shidiq. Sepeda Vinka tentu saja
terlalu kecil untuk kupakai. Jadi aku harus nyiapin budget khusus untuk beli
sepeda ini.
Ada 3 hal yang menurutku harus diperhatikan dalam memilih sepeda:
1.Cek Harga di Pasaran Sebelum Memutuskan
Membeli
Ini
penting biar nggak ketipu sama penjual yang suka ngasih harga kemahalan. Soalnya
pernah ini aku iseng nanya harga sepeda
bekas ukuran kecil untuk anak usia 3 tahun merek wimcycle yang bodynya udah
nggak mulus (ada karat), rodanya botak, sadelnya udah bolong-bolong diberi harga
Rp.300.000,00 nggak bisa kurang alasannya karena harga sepeda wimcycle terbaru
sekarang dibandrol dengan harga Rp.800 ribuan.
Biar
nggak ketipu aku suka lihat harga sepeda sebagai
patokan harga. Setelah cek harga pastikan budgetnya sesuai dengan kantong kita
harga sepeda di elevania |
Sesuaikan model dan fungsi sepeda sesuai
dengan kebutuhan kita.
Memang
model dan warna sepeda sekarang keren-keren banget sampe bingung mau milih yang
mana.Tapi balik lagi ke niat awal beli sepeda untuk antar jemput Vinka sekolah.
Jadi jenis sepeda yang sesuai adalah tipe sepeda city yaitu sepeda yang paling
banyak digunakan diperkotaan atau perumahan dengan accessories seperti
keranjang, lampu dan carrier belakang. Jadi
tas sekolah Vinka bisa aku taruk di dalam keranjang dan Vinka kubonceng di
belakang.
Kenyamanan
Kenyamanan
dalam bersepeda menurutku dibagi atas dua, sadel atau tempat duduk yang empuk
serta tinggi sepeda yang sesuai dengan
tinggi badan kita. Jadi kemarin waktu
pulang kampung aku sempat nyobain naik sepeda kakeknya Vinka yang sadelnya
nggak empuk dan lumayan tinggi
sepedanya. Hasilnya aku hanya sanggup
naik sepeda sebentar saja karena cepat capek dan nggak nyaman.
Sebenarnya
masih banyak lagi hal yang perlu diperhatikan dalam memilih sepeda.misalnya kategori
sepeda apakah sepeda gunung, sepeda balap, sepeda untuk pengunaan
sehari-hari,sepeda untuk atraksi atau sepeda untuk remaja dan anak-anak.
Tipe
sepeda, menentukan ukuran frame sepeda agar nyaman. Tapi segini dulu deh tips
yang bisa aku beri. Ingat jangan gengsi untuk hidup sehat, yuk bersepeda
Pas nih lagi pengen banget beli sepeda. Tapi nabung nggak kekumpul-kumpul. Adaaa aja yang dipengenin. Huhuhu.
ReplyDelete