Monday, 29 February 2016

Kenangan Masa Kecil Di Bandung

Wah nggak kerasa hampir 20 tahun nggak pernah menginjakkan kaki lagi di Kota Kembang Bandung tercinta. Bandung tempat aku menghabiskan masa kecil disana dari belum sekolah hingga kelas 3 SMP. Banyak kenangan masa kecil yang tak terlupakan selama di Bandung. Jadi ingin cerita sekaligus nostagia waktu kecil di Bandung aku kemana dan ngapain aja.
Saat Weekend dan Libur Tiba

Bandung tuh banyak banget tempat hiburannya dan selalu ramai pengunjung seperti ciater, kebun binatang, kenlembang  buat yang suka belanja jeans biasanya ke Cihampelas.  Tapi kalau aku sekeluarga pas weekend atau hari libur tiba, seringnya seh  putar-putar kota Bandung  naik mobil, kadang-kadang  ke museum seperti museum pos dan giro atau museum geologi, tapi  paling sering setiap hari minggu pagi kami jalan-jalan ke kawasan Punclut atau lebih dikenal dengan Puncak Ciumbeluit  dan pulang menjelang adzan dzuhur
Biasanya ayah parkir mobilnya di depan rumah sakit tentara, selanjutnya kami menyeberang jalan dan menyusuri  jalan yang dulu seh, kalau hujan pasti becek (dan tanah merah pasti lengket di sepatu kita) tapi itu tak menyurutkan minat orang-orang untuk berkunjung ke tempat ini. Selain karena pemandangan yang indah, banyak orang yang berjualan barang-barang murah dan lucu di sepanjang jalan, dari mulai jualan kaktus, souvenir wayang golek seperti cepot, jualan kelinci, marmut dan masih banyak lagi.
Semakin menuju puncak pemandangannya semakin bagus dan mulai banyak bisa ditemui warung-warung yang terbuat dari bambu  dengan menu utamanya nasi timbel dan penjual susu sapi dan kambing segar dengan aneka variant rasa. Aku  selalu minta ayah membelikan susu kambing minuman kesukaanku kalau ke  Punclut.
Oya, kalau kita menyusuri terus puncak Ciumbeluit bakal tembus ke Lembang loh, soal aku pernah tuh waktu kegiatan PMR (Palang Merah Remaja) jalan kaki dengan teman-teman  dan pembimbingku  dari Punclut sampai lembang kebanyangkan jauhnya :)

Kebiasaan/ Adat yang kusuka di Bandung

Saat lebaran tiba adalah saat paling istimewa buatku, biasanya dimesjid dekat rumahku di Jalan Cilandak-Sarijadi, anak-anak seusiaku jika datang ke mesjid dapat hidangan yang akan dibagikan oleh panitia mesjid. Hidangan ini telah disiapkan warga  disaat shubuh dan diantarkan ke mesjid sebelum waktu shalat ied (ingatan rada buram soal ini)dan dimasukkan ke dalam tempat  yang terbuat dari bambu berbentuk bujur sangkar dan dilapisi daun pisang lagi kalau nggak salah seh tempatnya disebut pipiti. Menu di dalam pipiti beraneka ragam tergantung kemampuan orang yang mengantar hidangan. Aku paling suka kalau dapat pipiti yang lauk nasinya berupa gepuk, bisa nambah nasi aku karena selera.
Pipiti, Anyaman Bambu
pipiti, anyaman bambu (biasanya bentuknya bujur sangkar)

Kebiasaan lain yang kusuka di kawasan tempat tinggalku adalah ketika orang meninggal anak-anak kecil selalu mengantri untuk dapat bingkisan berupa uang,beras dan telur yang dimasukkan dalam plastik kecil yang sengaja diberikan untuk anak-anak dari keluarga yang ditinggalkan. (tapi kalau dipikir-pikir sekarang seharusnya keluarga yang ditinggalkan harusnya diberi yaa bukan memberi, yaa namanya masih kecil dulu nggak ngerti kaya gini yang penting dapat bingkisan).
Terus kalau ada tetangga yang anaknya disunat, biasanya bakal ada pertunjukan sisinggaan, dan anak yang  disunat biasanya nanti diarak diatas boneka (nggak tau bahannya apa) tapi bentuknya singa dan diberi tandu jadi singa itu diangkat oleh 4 orang sambil yang angkatnya joged-joged.

Bandung itu Surganya Kuliner Murah dan Enak

Soal makanan dan hidangan yang murah dan lezat bagiku Bandung itu surganya, cukup keluar rumah  beberapa langkah saja beberapa pedagang makanan sudah mangkal. Di depan rumahku tiap pagi mangkal tukang bubur ayam, menjelang jam setengah tukang batagor pasti lewat, sore dikit sering tukang sate kulit ayam yang harganya 25 rupiah per tusuk lewat.
Kalau malam tiba sapaan dari penjual nasi goreng pasti terdengar. Di saat musim hujan tiba sering lewat tukang bajigur, bandrek plus kacang rebus dan kacang kedelai. Di belakang rumahku tempat tinggal tukang mie ayam, mie tetek, tukang bakso, tukang bandros pokoknya dijamin nggak bakal kelaparan.
Lain hari bias,a lain lagi kalau hari libur tiba, biasanya yang jualan di depan rumah bukan tukang bubur ayam saja tapi ada tukang gulali yang merangkap nyewain gamebot, tukang cireng dan cilok. Tukang jualan makanan itu makin banyak jika ada tetanggaku yang hajatan pasang layar tancap, sepanjang jalan di depan rumah banyak pedagang jadi berasa ada di pasar malam.
Saking cintanya sama jajanan khas Bandung, hamil anak ketiga sekarang ini bawaan ingin nyicipin kuliner Bandung seperti batagor, bubur ayam, siomay. Untungnya ada juga yang jualan kuliner Bandung dan penjualnya asli orang Bandung di Banda Aceh.
Kuliner Bandung
Ngidam jajanan Bandung, untung di Aceh ada juga yang jualan
Masih banyak hal lainnya yang kusuka tentang Bandung, seperti udaranya yang sejuk dan selalu ada tempat baru yang asyik untuk dikunjungi. I hope one day bisa jalan-jalan lagi ke Bandung.
















10 comments:

  1. jman dulu lihat sisingaan mah takut mbak, hehe kayak hidup gitu ih singanya

    ReplyDelete
  2. cuma pernah sekali kebandung.... cuma satu malam...., jadi gak punya kenangan tentang kota bandung..

    sukses buat GA Nya..mba

    ReplyDelete
  3. kuliner bandung bikin ngiler...

    ReplyDelete
  4. Kak Khairiah punya pengalaman banyak ya di Bandung, mantap..
    Oya, "gepuk" itu seperti apa bentuknya? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. gepuk kaya daging yang udah dipukul2 jadi tipis, tapi lebih lebih tebal dari dendeng ,bumbunya berasa banget

      Delete
  5. Bandung memang luar biasa (cuma baca cerita doang). Jadi pingin ke sana langsung.

    ReplyDelete
  6. Sekarang tinggal dimana Mbak? #kepoh
    Saya ke Bandung numpang lewat doank ketika mau ke Lembang :D #gakadayangnanya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah Berkunjung. Please tinggalkan jejak biar kenal

Main Game Lebih Seru dengan Promo Spesial Top Up di BRImo

  “Jika anak anda suka bermain game, jangan dulu dimarahi. Selama aktivitas yang dilakukan belum berlebihan dan penuh pengawasan, bermain ga...