Kalau tidak mendengar dan melihat kejadiannya sendiri rasanya aku nggak bakal percaya di zaman modern seperti ini masih ada kejadian seperti ini.
Cantik, putih, tinggi, masih sendiri dan mempunyai pekerjaan tetap, membuat banyak lelaki berusaha untuk mendekati mencoba melamar menjadi suami, namun tak satupun yang berkenan di hati.
Hari terus berganti tak disangka sebuah penolakkan pada seorang lelaki membuat Si lelaki sakit hati dan berbuat nekad, menteror hingga menggunakan bantuan dukun sehingga Si Wanita bertingkah layaknya orang yang mengalami gangguan jiwa.
Si wanita sebut saja A, merupakan kerabat jauhku menjadi kerap berhalusinasi seolah mendengar suara-suara, yang terkadang suara-suara itu seolah-olah menyuruhnya berbuat di luar akal sehat. Sejak perilakunya berubah, pintu dan jendela rumah A selalu tertutup rapat dan si A selalu dijaga ketat oleh orangtua dan saudaranya.
Namun pernah juga sekali keluarga lengah, Si A kabur lewat jalan belakang, memanjat pagar tanpa alas kaki dan berlari ke rumah tetangga depan yang penghuninya lelaki semua karena rumah itu memang diperuntukkan untuk indekos laki-laki.
Untungnya pihak keluarga segera mengetahui kalau Si A kabur dan segera membawanya pulang sebelum penghuni kos terbangun dan kehebohan yang lebih besar di pagi hari terjadi. Setelah masuk rumah Si A dimarahi oleh pihak keluarga, kenapa kabur sampai memanjat pagar segala, mau bikin apa dirumah depan. Dengan ekspresi kecewa karena aksinya berhasil digagalkan Si A menjawab bahwa dia mau melabrak semua anak kos depan karena mereka yang membuatnya menjadi kacau seperti sekarang.(Padahal tak satupun anak kos rumah depan yang pernah berbicara atau kenal dengan Si A).
Lain waktu Si A berhalusinasi kalau ayahnya hendak memperkosanya sehingga dia menggamuk, tenaganya cukup besar saat itu, membuat ayah dan ibunya yang tak lagi muda kewalahan menjaganya bahkan kacamata Sang Ayah sampai patah dan pecah karena amukan Si A.
Pernah juga Si A mengamuk di tempat dia bekerja, naik ke atas meja sambil marah-marah hingga wibawanya hilang, segera pihak keluarga menjemput Si A pulang. Saudaranya yang lain mengurus surat cuti agar Si A tidak diberhentikan dari tempat bekerja dan bisa berobat.
Berbagai pengobatan sudah ditempuh oleh orangtua Si A, dari ke dokter hingga ke orang pintar. Banyak biaya habis untuk berobat Si A tapi hanya sedikit perubahan yang terjadi.
Hingga akhirnya salah satu saudara mengusulkan agar diruqyah saja. CD ruqyah dan orang yang pandai meruqyah diundang ke rumah Si A. Bagaimana ketika ustad membacakan doa, Si A meronta kesakitan hingga berekspresi ingin muntah di dalam baskom yang telah disediakan, kemudian dia merasa lemas.
Aku sedikit lupa penjelasan yang meruqyahnya karena kejadiannya sudah bertahun-tahun yang lalu, intinya Si A dibuat orang, karena sakit hati, dan sengaja mengirim jin yang masuknya lewat minuman yang diberikan (dan kebetulan si A juga lupa baca doa ketika minum minuman itu).
Rasanya tak sampai hati melihat keadaan Si A saat itu, tapi syukurlah dengan pengobatan yang teratur, ruqyah, doa Si A sudah kembali normal seperti sedia kala.
Hikmah pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian si A.
Zaman boleh berubah tapi etika harus tetap dijaga, kita tidak tahu dalam hati orang siapa yang tau. Jika ada yang tidak sesuai dengan yang kita mau, tolak dan sampaikanlah dengan halus sehingga orang tidak sakit hati.
Setiap langkah kita baiknya selalu disertai doa, karena dengan bantuan doa yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.
Pernah juga Si A mengamuk di tempat dia bekerja, naik ke atas meja sambil marah-marah hingga wibawanya hilang, segera pihak keluarga menjemput Si A pulang. Saudaranya yang lain mengurus surat cuti agar Si A tidak diberhentikan dari tempat bekerja dan bisa berobat.
Berbagai pengobatan sudah ditempuh oleh orangtua Si A, dari ke dokter hingga ke orang pintar. Banyak biaya habis untuk berobat Si A tapi hanya sedikit perubahan yang terjadi.
Hingga akhirnya salah satu saudara mengusulkan agar diruqyah saja. CD ruqyah dan orang yang pandai meruqyah diundang ke rumah Si A. Bagaimana ketika ustad membacakan doa, Si A meronta kesakitan hingga berekspresi ingin muntah di dalam baskom yang telah disediakan, kemudian dia merasa lemas.
Aku sedikit lupa penjelasan yang meruqyahnya karena kejadiannya sudah bertahun-tahun yang lalu, intinya Si A dibuat orang, karena sakit hati, dan sengaja mengirim jin yang masuknya lewat minuman yang diberikan (dan kebetulan si A juga lupa baca doa ketika minum minuman itu).
Rasanya tak sampai hati melihat keadaan Si A saat itu, tapi syukurlah dengan pengobatan yang teratur, ruqyah, doa Si A sudah kembali normal seperti sedia kala.
Hikmah pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian si A.
Zaman boleh berubah tapi etika harus tetap dijaga, kita tidak tahu dalam hati orang siapa yang tau. Jika ada yang tidak sesuai dengan yang kita mau, tolak dan sampaikanlah dengan halus sehingga orang tidak sakit hati.
Setiap langkah kita baiknya selalu disertai doa, karena dengan bantuan doa yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.
Skizophrenia ya mak? Bisa juga karena ditunggangi jin. Jin suka sama wanita cantik, katanya.
ReplyDeleteIya emang dikirim banyak jin ke badannya, skizopherenia biasanya dari kecil yaa? ini sejak diguna2 itu
ReplyDeleteBener banget kalimat2 penutup itu. Terlepas percaya guna2 atau tidak, jangan menyakiti orang lain, kita tidak tau orang lain itu lapang dada atau enggak. Kalau bukan guna2, bisa saja doa orang teraniaya yang dimakbulkan.
ReplyDeletebetul mbak :)
DeleteSetuju dg komen mak Lusi, doa oranv terNiaya dikabulkan. Ya Allah jangan Kau jadiakan kaami orang yg berbuat aniaya :(
ReplyDeleteaamiin
Deletealhamdulillah sdh pulih sedia kala ya. Stuju, apapun yg hendak kita lakukan sebaiknya ucapkan doa
ReplyDeleteIya mbak
Deletejadi inget almarhum budhe ku, secara pemeriksaa kesehatan gak ada yg aneh, tapi kondisi fisiknya menurun terus sampai gak bisa tidur, katany ada yg ngerjain budhe, bersyukur bisa sembuh mbak masih ada kesempatan memperbaiki diri
ReplyDeleteiya mbak aku aja masih merinding kalau ingat kejadian itu, jangan sampe nyakitin orang
Delete