Beda Negara Sama Permainannya

Kalo ngomongin permainan masa kecil bikin saya nostagia ke masa lalu. Sebagai anak yang lahir di dekade 80-an tentu saja saya sangat puas bermain baik di dalam maupun luar ruangan. 

Aneka permainan pernah saya mainkan dari permainan yang sama sekali nggak pakai alat peraga/alat bermain hanya bermodal lagu seperti lagu: 

Ular naga panjangnya bukan kepalang, menjalar-jalar, selalu kian kemari, umpan yang lezat itu yang dicari ini dianya yang terbelakang. (kurang lebih lagunya seperti itu)

Hingga permainan yang memerlukan alat bantu seperti lompat tali (kami menggunakan  karet gelang, yang disusun hingga panjang seperti tali). Sorodot gaplok (permainan ini menggunakan pecahan genting), congklak, ular tangga, monopoli, bongkar pasang, jalangkung dan masih banyak lagi.

Sebagai 6 bersaudara kami suka memilih permainan yang bisa kami mainkan bersama seperti permainan ular tangga. Permainanan ini merupakan permainan favorit yang paling sering kami mainkan ketika bulan puasa tiba, karena permainan ini tidak menguras banyak tenaga dan ancaman dari batal puasa pun bisa dihindari :)

Permainan ular tangga ini juga yang sedang saya coba ajarkan cara bermainnya pada anak-anak, karena melalui permainan ular tangga ini banyak juga hal yang bisa dipelajari oleh anak. Seperti melatih berhitung secara berurutan, melatih mengendalikan emosi mereka disaat mereka kalah karena mendapatkan ular dan harus melangkah turun agar mereka tidak terlalu sedih. Ketika mereka menang karena mendapatkan gambar tangga agar tidak terlalu gembira serta melatih mereka untuk bersabar untuk mencapi target.

Pertama kali saya membelikan permainan ular tangga untuk anak-anak ketika Vinka berusia 4 tahun dan adiknya berusia 2 tahun lebih.

Tapi belum Vinka benar-benar  mengerti  cara bermainnya, kertas permainan ular tangganya keburu dirobek-robek Shidiq.

Berfoto dengan adek-adek dariIslamic Science University of Malaysia

 Membuat saya bertekad untuk membuat ular tangga raksasa yang melibatkan anak-anak dalam proses pembuatannya dengan begitu anak-anak jadi lebih menjaga mainannya.  Manfaat lainnya membuat ular tangga raksasa agar lebih mudah dimainkan dan yang pasti Shidiq akan lebih sulit untuk merobeknya.

Pucuk dicinta ulam  tiba, belum sempat saya membuatkan mereka ular tangga raksasa. Ibu mertua mengundang adik-adik mahasiswi dari Islamic Science University of Malaysia yang saat itu kebetulan shalat di meunasah  tempat ibu mertua biasa shalat untuk datang ke rumah.

Letak penginapan mereka yang tak jauh dari  rumah kami membuat mereka menyanggupi permintaan ibu mertua untuk datang ke rumah sebelum mereka kembali ke Malaysia.

Di rumah mereka melakukan simulasi gunung berapi  dan juga memberikan 2 kertas permainan besar yang sudah dilipat sambil menjelaskan bagaimana cara memainkannya dengan dialek Malaysia yang kental. Selepas mereka pulang saya paham apa mereka jelaskan tadi. Ternyata kertas permainan yang mereka berikan adalah kertas ular tangga  raksasa yang dadunya harus saya buat sendiri

Ular tangga, permainan dua negara

Salut deh sama-sama anak-anak dari Islamic Science of Malaysia yang datang ke Aceh dan mengenalkan permainan mereka yang ternyata sama dengan permainan kita. Makin semangat deh untuk ajarin anak-anak permainan yang saya tahu agar permainan yang dulu saya mainkan tidak sekedar kenangan saja