Friday, 16 January 2015

No More Why Me?Because It's Great tobe Me


Hidup itu penuh warna, kadang ada persoalan yang membuat kita bersedih dan rasanya ingin teriak ke dunia. Why me? Diantara berjuta ciptaanmu kenapa “kenapa harus aku”yang merasakan hal ini?
Banyak penolakan dan rasa sakit yang kurasa karena tidak memiliki tinggi badan yang sempurna. Dari SD nggak pernah kepilih jadi grup nari hanya karena  tinggi badanku kurang dibanding anggota nari  lainnya.
SMP juga  punya nasib yang sama, mengalami diskriminasi karena tinggi badan, angan-angan bisa jadi pemain basket hilang sebelum mencoba. Pak Guru  olahraga sudah menegaskan diriku tidak cocok menjadi pemain basket.
Kisah cintaku juga nggak sempurna,  berjuang mempertahankan cinta, namun akhirnya kadas juga melalui sebuah SMS  berisi  undangan  dan permintaan maaf atas kesalahan di masa lalu.
Belum lagi masalah pekerjaan. Dianggap remeh oleh bawahan karena usiaku yang masih muda. 
Saat  semua itu terjadi ingin rasanya teriak”Why Me?” dan nangis  di pojokan kamar sampai hati lega.  Mungkin menangis membuat hati lega tapi itu tidak menyelesaikan masalah. Tuhan pasti punya alasan kenapa aku yang dipilih untuk merasakan semua rasa sakit itu.
“Orang lain boleh saja meremehkanmu, tapi kamu jangan ikut-ikutan meremehkan dirimu sendiri. Hargai dirimu dan kamu akan merasakan keajaiban seolah seluruh semesta mendukungmu”’
Memang waktu SD, aku nggak bisa masuk ke grup nari  tapi aku beberapa kali dipilih  untuk masuk ke grup paduan suara. Waktu SMP memang aku tak pernah sukses jadi pemain basket, tapi aku terpilih  mewakili sekolah untuk lomba lari.
Begitu juga dengan kisah cintaku, mungkin aku harus patah hati ditinggalkan oleh seseorang yang mencintaiku karena “ada apanya”namun setelah beberapa tahun.  Tuhan mengabulkan doaku dan memberikanku suami yang mencintaiku apa adanya.
Dengan menghargai diri sendiri, aku juga bisa menunjukkan pada bawahanku. Bahwa usia bukan patokan seseorang professional dalam bekerja dan terbukti ketika proyek kami selesai. Aku dipanggil kembali untuk proyek lain.
Sekarang setiap ada masalah yang hadir dalam hidupku tak ada lagi kata “Why me?”. Karena semua masalah yang membuat kita sakit dan terkadang terasa sangat pahit untuk dikenang justru membuat kita menjadi lebih  kuat dan tahan banting.
Aku yakin Allah SWT, tak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan umatnya dan dengan kita bersyukur Allah akan melipat gandakan nikmatnya. Aku bersyukur atas semua masalah yang menimpaku karena itu meyadarkanku bahwa" It’s great to be me.”

14 comments:

  1. ibu saya sering berkata, tiap orang punya cobaan dalam hidupnya. semuanya tanpa trkecuali. karena pada hakikatnya hidup itu untuk bersabar n bersyukur. sukses GA nya mba..:)

    ReplyDelete
  2. Jadi ingat Pepeng. "Why me?" tanya Pepeng ke TUHAN. Jawab-NYA "Kenapa gak lo?". Semua ada maksudnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. selalu da hikmah yang bisa kita petik disetiaap kejadian

      Delete
  3. Hidup itu bagai pelangi ya mbak, penuh warna. Kadang apa yang kita inginkan tak serta merta dikabulkan oleh Allah. Kadang juga apa yang kita anggap baik belum tentu baik di mata Allah. Hanya kepasrahan dan ikhtiar kepada Allah yang membuat kita mampu menerima apapun yang melekat dalam diri kita....bersyukur ya mbak Allah Maha Baik atas nikmatNya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak yuni hidup itu memang penuh warna

      Delete
  4. Masalah datang itu untuk menguatkan ya, Mbak :)

    ReplyDelete
  5. betul mbak. it's great to be ourselves ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak :) ayo cintai diri kita sendiri

      Delete
  6. Tak ada yang bisa menolong diri kita, kecuali Tuhan dan diri kita sendiri. ^^

    ReplyDelete
  7. Bener banget mba, cobaan itu adalah bentuk kasih sayang dari Allah agar kita makin kuat.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah Berkunjung. Please tinggalkan jejak biar kenal