Hidup itu penuh warna, kadang ada
persoalan yang membuat kita bersedih dan rasanya ingin teriak ke dunia. Why me?
Diantara berjuta ciptaanmu kenapa “kenapa harus aku”yang merasakan hal ini?
Banyak penolakan dan rasa sakit
yang kurasa karena tidak memiliki tinggi badan yang sempurna. Dari SD nggak
pernah kepilih jadi grup nari hanya karena
tinggi badanku kurang dibanding anggota nari lainnya.
SMP juga punya nasib yang sama, mengalami diskriminasi
karena tinggi badan, angan-angan bisa jadi pemain basket hilang sebelum
mencoba. Pak Guru olahraga sudah
menegaskan diriku tidak cocok menjadi pemain basket.
Kisah cintaku juga nggak
sempurna, berjuang mempertahankan cinta,
namun akhirnya kadas juga melalui sebuah SMS
berisi undangan dan permintaan maaf atas kesalahan di masa
lalu.
Belum lagi masalah pekerjaan.
Dianggap remeh oleh bawahan karena usiaku yang masih muda.
Saat semua itu terjadi ingin rasanya teriak”Why
Me?” dan nangis di pojokan kamar sampai
hati lega. Mungkin menangis membuat hati
lega tapi itu tidak menyelesaikan masalah. Tuhan pasti punya alasan kenapa aku
yang dipilih untuk merasakan semua rasa sakit itu.
“Orang lain boleh saja
meremehkanmu, tapi kamu jangan ikut-ikutan meremehkan dirimu sendiri. Hargai
dirimu dan kamu akan merasakan keajaiban seolah seluruh semesta mendukungmu”’
Memang waktu SD, aku nggak bisa
masuk ke grup nari tapi aku beberapa
kali dipilih untuk masuk ke grup paduan
suara. Waktu SMP memang aku tak pernah sukses jadi pemain basket, tapi aku
terpilih mewakili sekolah untuk lomba
lari.
Begitu juga dengan kisah cintaku,
mungkin aku harus patah hati ditinggalkan oleh seseorang yang mencintaiku
karena “ada apanya”namun setelah beberapa tahun. Tuhan mengabulkan doaku dan memberikanku
suami yang mencintaiku apa adanya.
Dengan menghargai diri sendiri,
aku juga bisa menunjukkan pada bawahanku. Bahwa usia bukan
patokan seseorang professional dalam bekerja dan terbukti ketika proyek kami
selesai. Aku dipanggil kembali untuk proyek lain.
Sekarang setiap ada masalah yang
hadir dalam hidupku tak ada lagi kata “Why me?”. Karena semua masalah yang membuat kita sakit dan terkadang terasa sangat pahit untuk dikenang justru membuat kita menjadi lebih kuat dan tahan banting.
Aku yakin Allah SWT, tak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan umatnya dan dengan kita bersyukur Allah akan melipat gandakan nikmatnya. Aku bersyukur atas semua masalah yang menimpaku karena itu meyadarkanku bahwa" It’s great to be me.”
Aku yakin Allah SWT, tak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan umatnya dan dengan kita bersyukur Allah akan melipat gandakan nikmatnya. Aku bersyukur atas semua masalah yang menimpaku karena itu meyadarkanku bahwa" It’s great to be me.”
ibu saya sering berkata, tiap orang punya cobaan dalam hidupnya. semuanya tanpa trkecuali. karena pada hakikatnya hidup itu untuk bersabar n bersyukur. sukses GA nya mba..:)
ReplyDeletemakasih mbak lathifah
DeleteJadi ingat Pepeng. "Why me?" tanya Pepeng ke TUHAN. Jawab-NYA "Kenapa gak lo?". Semua ada maksudnya :)
ReplyDeleteselalu da hikmah yang bisa kita petik disetiaap kejadian
DeleteHidup itu bagai pelangi ya mbak, penuh warna. Kadang apa yang kita inginkan tak serta merta dikabulkan oleh Allah. Kadang juga apa yang kita anggap baik belum tentu baik di mata Allah. Hanya kepasrahan dan ikhtiar kepada Allah yang membuat kita mampu menerima apapun yang melekat dalam diri kita....bersyukur ya mbak Allah Maha Baik atas nikmatNya
ReplyDeleteiya mbak yuni hidup itu memang penuh warna
DeleteMasalah datang itu untuk menguatkan ya, Mbak :)
ReplyDeleteiya, mas azzet :)
Deletebetul mbak. it's great to be ourselves ya.
ReplyDeleteBetul mbak :) ayo cintai diri kita sendiri
DeleteTak ada yang bisa menolong diri kita, kecuali Tuhan dan diri kita sendiri. ^^
ReplyDeletebetul-betul...betul :)
DeleteBener banget mba, cobaan itu adalah bentuk kasih sayang dari Allah agar kita makin kuat.
ReplyDeleteiya, mbak, no more why me
Delete