|
Aku, Vinka dan Shidiq |
Punya dua anak kecil dan masih tinggal bersama mertua membuat hidupku kaya akan cerita. Dimana banyak dinding yang penuh coretan, suara jeritan tangis rebutan mainan, mainan yang berserakan disana sini walau udah sekian kali dibereskan, tapi tetap nggak beres :)
Belum lagi pecah belah milik mertua yang sering jadi korban, hancur berantakan dibanting si bungsu. Mertua sih nggak pernah marah, akunya aja yang perasaan sendiri lihat panjangan di ruang tamu jadi banyak berkurang karena si bungsu yang nggak bisa diam dan hobi banting barang.
Anakku ada dua orang, yang pertama perempuan bernama Vinka Azzahra (5thn), waktu kecilnya seh sangat kalem tapi sekarang dia cenderung menjadi"sanguinis"suka berbicara dan sangat ekspresif. Berbagai pertanyaan yang kadang tak terpikirkan olehku sering diajukan olehnya ketika dia menonton, melihat sesuatu ataupun ketika dia dibacakan cerita sebelum tidur.
|
Vinka lagi ajarin kawannya cara mainin game di tab |
Kecoa terbuat dari apa? Ada apa di langit kok awan bentuknya beda-beda?Kenapa anak cewek nggak boleh ke kantor? ada aja komentar Vinka membuat dia terkesan cerewet dibandingkan anak seusianya.
|
Shidiq lagi belajar Shalat |
Anakku yang kedua laki-laki bernama Firaz Asshidiq sekarang umurnya 2,7 bln dari umur 9 bulan sudah mulai kelihatan nggak bisa diamnya, selalu lincah bergerak. Nggak bisa ditinggal sendirian barang sekejap, ada saja tingkahnya yang bikin was-was, manjat lemari, masukin sesuatu ke dalam mulut dan hidung, pintu pagar dan pintu rumah wajib dikunci karena kalau silap sedikit dapat dipastikan Shidiq akan menghilang.
Pernah suatu hari ketika aku sedang sibuk memasak. Shidiq waktu itu berumur (2 thn) bapak mertua(Nek Ayah) menanyakan keberadaan Shidiq? Terang aja aku langsung panik, karena sebelum aku masak shidiq sedang main di halaman dengan ibu mertua (Nek mi)
|
Shidiq dengan bangganya pamerin hasil karyanya di dinding |
Nek mi juga nggak ada dirumah, sedang kata Nek Ayah, Nek mi pergi sendiri nggak bawa Shidiq. Dagdig dug jantung berdetak lebih cepat di dalam dan dihalaman rumah Shidiq nggak ada. aku lihat pintu pagar terbuka sedikit, feelingku berkata Shidiq pasti di meunasah(mesjid kecil) yang berada tepat di belakang rumah kami.
|
Shidiq manjat lemari |
Segera kumenuju meunasah kulihat Shidiq duduk ditangga sambil memandang langit dan langsung senyum ketika melihatku. Lemes, gemas, senang, perasaan bercampur aduk. Alhamdulillah, untung dia nggak apa-apa, nggak ada yang nyulik or main ke jalan raya.
|
Kalau lagi akur senang, damai hati melihatnya |
Bukan hanya itu Shidiq juga punya hobi gigit, kalau dia marah atau gemas dia suka gigit, Semua orang dirumah udah dapat stempel gigi Shidiq, bahkan anak tetangga yang main ke rumah juga pernah digigit Shidiq. Aduh Shidiqku hobbynya kok aneh-aneh yaa (ngelus dada, sambil minta maaf ke emaknya yang anaknya digigit Shidiq).
Kalau lagi kalem dan akur seh, ingin rasanya ingin nambah momongan lagi. Tapi kalau mereka sedang beratem, nanggis histeris dan susah banget untuk dibilangin rasanya dua anak sudah cukup. Tiap hari ada aja hal yang bisa bikin rumah rame dengan teriakan dan tangisan mereka.
|
Salah satu gaya Shidiq yang bikin senyum |
Punya anak memang terkadang membuat seorang ibu repot, tapi bagaimanapun lelahnya mengurus mereka rasa lelah itu hilang seketika ketika anak-anak bilang I Love You, Kakak sayang sekali sama mama atau tingkah si Bungsu yang hobi nyiumin emaknya walau emaknya kadang belum mandi.
Setiap hari mengikuti tumbuh kembang mereka, melihat mereka menangis dan tertawa, menemani mereka ketika sakit atau mereka senang membuat hidupku semakin berarti. Beruntung sekali aku bisa menjadi seorang ibu.
Saya yakin semua ibu pasti setuju anak merupakan anugerah yang luar biasa, walau terkadang mereka merepotkan tapi tak ada seorang ibu yang mau menukar anaknya dengan apapun di dunia ini. Karena dengan hadirnya mereka membuat beragam keajaiban dalam hidup yaa terutama dalam hidupku.
'Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Every Mom Has A Story #stopmomwar'