Tiba-tiba teringat mendiang ibu sahabatku yang telah berpulang dua tahun yang lalu. Usianya lebih sepuh daripada usia ibuku. Beliau seorang guru, memiliki enam orang anak yang sukses semua dan sahabatku merupakan anak bungsunya.
Setiap aku main ke rumah sahabatku selalu disambut ramah oleh ibunya, menanyakan kabar, kesibukanku sekarang, membuatku merasa sedang ada di rumah dan beliau adalah ibuku juga. Dari jaman aku masih SMA sampai aku punya anak dua. Ada kenangan bersama Ibu.
Ketika kami kelelahan mengerjakan tugas dari sekolah atau pun kuliah ada ibu yang menyemagati. "Ada tugas nggak ada tugas yaa dinikmati. Hidup ini hanya sekali kalau dibawa susah terus nggak akan pernah senang." ucap ibu kala itu.
Gurat-gurat halus menghiasi wajahnya terakhir aku bertemu Ibu, panggilanku untuk ibu sahabatku. Ibu baru saja pulang dari rumah sakit kala itu setelah dirawat di rumah sakit beberapa hari karena penyakit diabetes.
Belum sembuh benar ketika aku menjenguknya walau dalam keadaan sakit ibu tetap ramah menanyakan kabar, kesibukan dan rutinitasku sekarang. Sedikit resah hinggap di wajahnya. Nggak bisa lagi aku jaga cucu Ri itu yang yang dicemaskan Ibu bukan penyakitnya. Ibu tidak mengeluh soal penyakitnya dia tetap optimis akan sembuh melalui pengobatan yang sedang dijalani.
"Seseorang jadi dokter pasti karena sudah mahir mengobati orang, kita ikuti dulu sarannya jalani prosesnya, berobat itu mesti sabar. Jangan belum selesai pengobatan ini sudah mencoba pengobatan lain. Kalau nggak cocok baru kita coba pengobatan lain." kata ibu ketika ditawari untuk berobat ke rumah sakit lain oleh sahabatku.
Dua hari setelah ibu kembali ke rumah, ibu kembali dilarikan ke rumah sakit. Yaa, manusia hanya bisa berusaha Tuhan juga yang menentukan Ibu kembali pada Nya pada tanggal 12 April 2012.
*****
Mengingat ibu membuatku berpikir apa ketika usiaku senja akan sama bijaksana seperti beliau? Apa aku akan dicintai sama seperti beliau? Apa ketika aku tiada akan ada yang mengenang dan merindukanku sama seperti beliau?
Yang akan kulakukan menuju usiaku lebih dari 60 tahun terus meng-update dan meng-upgrade diri. Cara sederhana yang kulakukan untuk itu dengan banyak membaca, menonton berita dan menulis. Kamu tahu tugas seorang ibu itu tak akan pernah berhenti bahkan ketika anakmu telah dewasa dan berumah tangga.
Ibu bisa bijaksana karena waktu yang telah menepahnya, Ibu bisa begitu sabar karena pengalaman yang mengajarkannya. Ibu begitu dicintai dan disayangi anaknya karena beliau memberikan cinta yang tiada batas untuk anak-anaknya. Ibu menghasilkan anak yang hebat karena ibu tak pernah berhenti belajar memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Memang prosesnya tak semudah membalikan telapak tangan bahkan terkadang aku berpikir tak cukup gelar S1 untuk jadi seorang ibu. Begitu banyak yang harus dipelajari dan diajarkan kembali pada si Buah Hati.
Tapi rasa lelah terobati ketika Buah Hati berhasil. Seperti pertama kali aku mengajarkan Vinka naik sepeda roda tiga. Dia selalu berkata kakak nggak bisa. Berhasil meyakinkan Vinka untuk terus berusaha hingga akhirnya dia bisa mendayung sepedanya sendiri merupakan kebahagian tersendiri buatku. Tak sadar aku melompat gembira nggak peduli diperhatiin tetangga gimana kalau aku bisa mengajarkan ketrampilan besar seperti mengurus negara yaa?
Namun terkadang jalan menjadi ibu ideal tak semulus itu, ada ujian dalam hidup dan masalah yang terkadang bisa menguatkan bahkan malah menghancurkan.
Semua tergantung pola pikir kita jika kita terus berpikir positif dan menikmati apa yang kita jalani dan tidak menganggapnya suatu beban segalanya akan mudah dijalani. Dan untuk itu kita perlu dukungan dari orang-orang yang kita cintai karena cinta bisa menguatkan dan membuatnya lebih indah. Itu yang yang kulakukan menuju usia 60 tahun lebih.
Betul, kita harus banyak belajar dari beliau2 ditengah kehidupan yang banyak tuntutan seperti sekarang.
ReplyDeleteIya mbak Lusi andai ada sosok lain seperti ibu
DeleteSelamat menyukuri bertambahnya umur, Dinda
ReplyDeleteSemoga selalu sehat,sejahtera dan bahagia.
Semoga sisa umur dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga Adinda menjadi sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.
Amin
Salam hangat dari Surabaya
Eh salah copy, maaf
DeleteNggak apa-apa pakde, tapi doanya jangan diralat yaa :)
DeleteTerima kasih atas partisipasi sahabat dalam Giveaway Road to 64 di BlogCamp
ReplyDeleteSegera didaftar sebagai peserta
Salam hangat dari Surabaya
terima kasih dah didaftar :)
Deletedari generasi bapak-ibu, yang panjang umur itu ibu dari bapak... jadi inget.
ReplyDeleteiya, benar, pola pikir postifit yang bikin awet muda dan sehat :)
iya mbak melani,makanya ibu awet muda
DeleteIya, positif thinking aja, biar ga stress juga
ReplyDeletebetul banget tuh mas kid blo.
Delete