Kalo
aku diberikan waktu 7 hari dan ada yang membiayai yaa tentu aja naik haji, kan naik haji wajib bagi yang mampu tapi karena singkatnya waktu yaa udah dibelokkin dulu niat naik hajinya.
Aku ingin pergi ke Jepang bersama anakku Vinka Azzahra yang usianya kini 3,6 thn, Kenapa
ke Jepang? Ada banyak alasan orang tertarik untuk pergi ke Jepang:
- Tertarik dengan kehidupan sosial di Jepang dan ingin hidup di Jepang.
- Ingin belajar bahasa Jepang dan budaya Jepang.
- Tertarik pada pendidikan dan penelitian di universitas dll di Jepang
- Ingin bekerja di bidang yang berhubungan dengan Jepang.
- Direkomendasikan dari teman, kenalan, keluarga,dll.
- Ada bidang yang ingin dipelajari
- Ingin mengenal budaya lain
- Jaraknya dekat
- Karena ada program pertukaran mahasiswa
- Karena mendapat beasiswa
- Alasanku ingin ke Jepang untuk menjawab kerinduan Vinka akan papanya yang sekarang ini berada di Jepang untuk magang selama setahun lamanya.
Tempat
yang dituju pertama kali yaa tentu saja tempat tinggal papanya di Jepang yaitu
di Higashi-Matsushima, yang letaknya di Timur Jepang. sekarang suhunya lagi 15 derajat celcius. Di sini kami akan melepas rindu dulu sambil menikmati pemandangan indah yang ada, sekedar informasi aja kalo pada tahun 2011 kemarin, daerah ini pernah kena tsunami sama seperti di kotaku Banda Aceh pernah kena tsunami besar juga di pada tanggal 26 Desember 2004.
Pemandangan di HigashiMatshushima |
Peta Banda Aceh Di HigashiMatshushima |
Tetangga Di Higashi- Matshushima |
Hari kedua kami di Jepang kami pergi belajar membuat Kokeshi,di toko kokeshi di pertokoan Matsusima.Kokeshi adalah boneka kayu khas Jepang yang menggambarkan sosok gadis Jepang. Boneka ini dikenal sejak zaman Edo (1603-1867). Ciri khas khusus boneka ini adalah badan yang berbentuk silinder dengan kepala yang bulat di atasnya, serta tak adanya tangan dan kaki. Di daerah Tohoku, sejak abad 17-18 memproduksi boneka Kokeshi sebagai buah tangan dan cendera mata bagi para pengunjung yang mandi di air panas.
Kokeshi asli |
Kokeshi Papa Vinka bikin |
Hari ketiga kami di Jepang kami akan jalan-jalan ke Kyoto. banyak sekali tempat wisata di Kyoto, bahkan banyak traveler yang bilang bahwa kita belum ke Jepang kalau belum ke Kyoto. Tempat wisata di Kyoto kebanyakan merupakan tempat wisata budaya, karena banyaknya kuil di kota tersebut. Perjalanan pertama kami awali untuk pergi ke Fushimi-Inari Temple. Kuil ini dibangun untuk menghormati Inari, Dewa Nasi dalam kepercayaan agama Shinto. Tempat ini bisa dijangkau dengan hanya 5 menit perjalanan menggunakan kereta JR lines dari stasiun Kyoto ke stasiun Inari. Di tempat ini, kami melihat ratusan gerbang berwarna merah yang disusun berentet menyusuri gunung. Panjangnya bisa puluhan kilometer. Kami tidak menyusuri sampai selesai karena bisa memakan waktu 2-3 jam.
Hari keempat di Jepang masih di Kyoto juga kmi pergi ke kuil Kinkaku-ji yang artinya kuil emas. Kuil ini bersaudara dengan kuil Ginkaku-ji perak yang sama-sama ada di Kyoto. Konon dinding kuil ini terbuat dari emas loh !, bangunanya tampak berkilau sangat indah, letaknya di tengah danau kabarnya pengunjung yang bertemua atau melihat ular putih disana akan mendapat rezeki.
Hari kelima kami akan ke Istana
Istana Osaka adalah istana yang terletak di dalam Taman Istana Osaka, distrik Chuo-ku, kota Osaka, Jepang. Istana Osaka berada di ujung paling sebelah utara daerah Uemachi, menempati lokasi tanah yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah sekelilingnya.
Osaka merupakan bangunan peninggalan budaya yang dilindungi oleh pemerintah Jepang. Menara utama Istana ayang menjulang tinggi merupakan simbol kota Osaka.
Istana Osaka dimanfaatkan sebagai istana sekaligus benteng sejak zaman Azuchi Momoyama hingga zaman Edo. Istana Osaka yang ada sekarang terdiri dari menara utama yang dilindungi oleh dua lapis tembok tinggi yang dikelilingi oleh dua lapis parit, parit bagian dalam (Uchibori) dan parit bagian luar (Sotobori). Air yang digunakan untuk mengaliri parit istana diambil dari Sungai Yodo mengalir di sebelah utara Istana Osaka.
Hari Keenam kami ke Jepang kami akan ke Shibuya, disana ada patung Hachiko, jadi teringat film Richard Gere yang judulnya “Hachiko: A Dog’s Story”.Hachiko aslihidup tahun 1923-1935 di Jepang. Seorang Profesor yang mengajar di bidang pertanian bernama Hidesaburo Ueno di tahun 1924, membawanya ke Tokyo dan memelihara Hachiko. Setiap hari mereka selalu pergi bersama-sama. Hachiko selalu menemani Profesor Ueno ke stasiun kereta Shibuya untuk pergi mengajar di kampus, dan menanti majikannya pulang di Stasiun.
Pada bulan Mei 1925, Profesor Ueno terserang stroke fatal saat mengajar, ia pun meninggal dunia. Hachiko yang tidak mengetahui hal itu tetap datang menjemput majikannya di stasiun Shibuya dan menunggu dengan sabar meskipun Profesor Ueno tidak akan datang lagi.
Hachiko yang selalu ada di sana pada jam yang sama, yaitu jam kedatangan kereta sore menunggu kedatangan Profesor Ueno setiap sore hingga 10 tahun kemudian. Akhirnya pada tahun 1935, Hachiko meninggal di depan stasiun Shibuya, tepat saat kedatangan kereta sore, di tempat di mana ia selalu setia menunggu Profesor Ueno untuk pulang bersama.
Pada bulan April 1934, Pemerintah Jepang mendirikan patung Hachiko yang terbuat dari bahan perunggu tepat di depan stasiun Shibuya sebagai perlambangan kesetiaan seekor anjing kepada majikannya. Namun pada masa PD II, patung tersebut dilebur untuk keperluan perang. Akhirnya pada tahun 1948, Takeshi Ando, yang merupakan anak dari seniman pembuat patung Hachiko yang pertama, kembali membuat patung tersebut.
Selain itu, patung yang sama juga didirikan di Odate, kota kelahiran Hachiko. Patung/boneka berisi kapas yang identik dengan Hachiko pun dibuat dan sekarang berada di Japan’s National Nature and Science Museum. Pemerintah dan rakyat Jepang sangat menghargai dan sering kali mengambil contoh loyalitas Hachiko dalam segala perbuatan mereka sehari-hari.
Pada bulan Mei 1994, Japan’s Culture Broadcasting Network memutarkan rekaman yang berisi suara gonggongan Hachiko yang dahulu sempat terekam. Mereka menggunakan teknologi laser untuk memperbaiki rekaman yang sudah parah kondisinya tersebut. Rakyat Jepang akhirnya dapat mendengar suara Hachiko setelah 59 tahun kematiannya.
Saat ini, setiap tanggal 8 April, rakyat Jepang selalu memperingatinya sebagai Hari Hachiko, hari di mana manusia bisa mencontoh sikap setia seekor anjing dalam kehidupan sehari-hari.
Hari ke tujuh kami habiskan dengan wisata kuliner, nggak kerasa dah tujuh hari waktu yang singkat dan sangat bermakna, sebenarnya masih banyak tempat yang menarik di Jepang tapi papa Vinka cuma punya stock fotonya segini he...3x.. ,enaknya jalan-jalan di Jepang kalo pemandunya gratis kaya gini (sambil ngelirik Papa Vinka)
Sekarang cerita tentang Vinka(3,6thn), anakku yang pertama sejak papanya pergi ke Jepang tiap hari dia selalu naya kapan papa pulang, papa kok nggak pulang-pulang, sedih yaa tapi itulah kenyataan,sekarang Vinka dah pandai baca doa...bangganya.
Makasih ya Rhein Fathia karena sudah bikin kuis seperti ini. Serasa aku ada di Jepang bersama papa Vinka walaupun cuma khayalan, yaa lumayan mengobati kerinduan yang masih harus nunggu 10 bulan sampai papa pulang.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah Berkunjung. Please tinggalkan jejak biar kenal